Sukses

Lifestyle

BERANI BERUBAH: Tinggalkan Kenyamanan Bekerja di Perusahaan Besar, Margaretha Monica Bantu Bangkitkan Usaha Orangtua yang Terdampak Pandemi

Fimela.com, Jakarta Menjadi seorang anak yang berbakti kepada orangtua, itulah istilah yang tepat untuk seorang perempuan muda yang rela melepaskan pekerjaannya sebagai seorang karyawan swasta di sebuah persahaan besar, demi membangkitkan kembali usaha orangtua yang menjadi warisan keluarga.

Bagi Margaretha Monica, ini adalah pilihan yang berat. Tak kuasa menolak permohonan dari orangtuanya, ia pun harus melepas ego untuk bulatkan tekad terhadap keputusannya kini. Kedua orangtua Monica sudah sejak lama merintis usaha selai. Bisnis ini merupakan usaha turun menurun dari sang kakek sejak tahun 1950-an.

Seiring berjalannya waktu, eksistensi olesan roti Malino Brand tentu harus bersaing dengan merek-merek lainnya. Bahkan, untuk tetap dikenal di masyarakat, dibutuhkan usaha keras dari banyak sisi terutama segi marketing untuk meningkatkan brand awareness.

Hal ini sangat dirasakan kedua orangtua Monica saat pandemi. Penjualanan selai yang mulai menurun membuat orangtua Monica mulai minta bantuannya untuk memasarkannya. Akhirnya perlahan ia mulai melirik ke usaha yang dirintis sang orangtua.

"Sejak bokap minta bantuan, gue langsung mikir harus mulai dari mana?" Ungkap Monica. Namun perlahan ia mulai menaruh perhatian terhadap Malino Brand, perubahan kecilpun dilakukan mulai dari segi branding. "Gue mulai dari branding logo. Yang lama perlahan diganti supaya kelihatan lebih fresh." Paparnya.

memulai secara perlahan

Tak hanya itu saja, ia juga mulai membangun media sosial seperti Facebook dan Instagram. Tujuannya supaya orang-orang bisa lebih sadar dengan keberadaan dari Malino Brand. Walau terdengar kecil, namun memusatkan fokus pada dua pekerjaan sekaligus tentu sangatlah berat. Alhasil, pada bulan Juli kemarin, Monica harus melepaskan pekerjaannya dan fokus pada brand keluarga yang kini ia jalani.

"Mau pecah kepala rasanya, fokus di dua hal sekaligus. Karena untuk membangun sebuah brand, tentu tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipikirkan." Tandasnya. Setelah melepas pekerjaannya, ia fokus dan mulai membangun Malino Brand secara perlahan. Setelah media sosial, ia juga mulai memikirkan strategi-strategi selanjutnya agar produk Malino Brand bisa bersaing dengan produk selai lainnya.

Saat ditanya, bagaimana keluar dari comfort zone sebagai karyawan swasta dan harus merintis menjalani bisnis? Monica menjawab ini bukanlah hal mudah. "Ternyata ini nggak mudah lho, banyak hal yang harus dipikirin, hal-hal kecil yang ternyata penting banget dari mulai branding logo, shipping, penjualanan melalui e-commerce, packaging, sistem distribusi, dan lain sebagainya yang kini jadi tanggung jawab gue. Bahkan gue rasain banget gimana susahnya untuk larisin produk, yang ternyata nggak segampang itu." ungkapnya.

Kegigihan menjadi sebuah awal kesuksesan

Saat ditanya tantangan terberat, Monica menjawab jika kini ia masih harus banyak berdiskusi dengan orantuanya untuk keputusan-keputusan besar yang diambil. Belum lagi persepsi yang berbeda juga suka amenjadi kendala yang ia alami. "Final call masih ada di orangtua, bahkan terkadang yang menurut gue harusnya A, menurut mereka B, perbedaan persepsi ini yang kadangn menjadi sebuah kendala yang gue alami."

Kini, buah kegigihannya perlahan mulai memberikan hasil manis. Dengan upaya-upaya yang dilakukan Monica, setidaknya Malino Brand bisa tetap eksis dan berpenetrasi dengan baik serta mampu bertahan di masa pandemi seperti saat ini. Bagi sahabat Fimela yang penasaran dengan selai-selai dari Malino Brand, segera cek ke akun Instagram mereka di @Malinobrand.id dan e-commerce terkemuka lainnya melalaui reseller-reseller terpercaya.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading