Sukses

Lifestyle

Mama adalah Sosok Pertama yang Mengajariku Banyak Hal soal Kehidupan

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh: Ajil Carisa

Aku hanya dua bersaudara. Ada kalanya aku iri kepada adikku yang enam tahun lebih muda dari aku karena mendapatkan kasih sayang dan kepedulian yang melimpah dari mamaku.

Sudah 19 tahun aku hidup dengan menghirup udara dari bumi ini. Sudah 19 tahun juga aku selalu merasakan tekanan demi tekanan hidup. Entah dari lingkungan keluarga, pertemanan, bahkan sekolah. Aku merasa semua membuat hidupku semakin rumit ketika mereka mulai mengaturku atas segalanya.

Mama, orang yang melahirkanku, membesarkanku selama 19 tahun ini, yang aku pikir bahkan tidak pernah peduli akan kehidupanku dan hanya peduli kepada anak kecil laki laki yang kupanggil adik, diam-diam menyelesaikan masalah masalahku tanpa aku ketahui. Mama diam-diam menyusun dan membantu rencana masa depanku.

Mama selalu menanggung ke egoisan seorang remaja 19 tahun. Mama yang selalu berpura-pura tidak peduli akan apa pun yang anak perempuannya lakukan. Mama yang tidak pernah mau bertanya apakah gadisnya baik baik saja, tapi dia juga yang selalu sembunyi-sembunyi mencari tahu masalah masalah gadis remaja 19 tahun yang bahkan jarang menganggap omongan dan omelannya.

Bahagia Menjadi Putrimu

Hai, Ma. Iya ini aku gadis kecilmu yang selalu kau anggap lugu dan gadis yang sama yang beranjak dewasa dengan keegoisan diri yang melimpah. Gadis yang dulu selalu kau banggakan dan perlahan mulai mengecewakan. Di umurku yang ke 19 sekarang, aku mulai memahami seberapa sulit kau menghadapi semua sifatku, bahkan aku pun sulih menghadapi sifatku sendiri, Ma).

Hai, Ma. Aku harap kau bisa terus menghadapi kerasnya hidup yang selalu kau jelaskan padaku saat aku kecil dulu. Aku harap aku bisa menjadi gadis yang membanggakan bukan sebagai gadis kecilmu lagi, tapi sebagai gadis remajamu yang akan mulai belajar mendengarkanmu, menjadi sahabat kecilmu dan juga membantumu memikul beban hidup keluarga yang berat ini. 

Hai, Ma. Aku sudah tumbuh semakin dewasa sekarang, bahkan tinggiku sudah melebihimu. Perlahan tapi pasti aku akan bisa menjadi sosok dewasa seperti dirimu, terus tegar dan tabah atas segalanya. Bahkan bentakan dan cacian yang datang tak menghalangimu untuk membelaku kan? Kau tahu aku mulai belajar untuk hidup. Aku mulai belajar bagaimana mengendalikan keegoisanku sendiri dan juga aku mulai belajar bagaimana menjadi sosok yang bisa didengarkan bahkan dengan suara yang lirih.

Ma, kalaupun aku dilahirkan kembali nantinya, aku hanya berharap aku akan menjadi anakmu lagi. Apa kau juga mengharapkan begitu? Kalau aku bisa memutar waktu, maka akan kugunakan untuk memutar saat aku masih menjadi gadis kecilmu yang lugu dan selalu mendengarkanmu.

Ma, maaf mungkin gadismu ini sekarang belum bisa sepenuhnya menjadi manusia yang kau inginkan dan kau banggakan, tapi percayalah gadismu ini sedang berusaha sekarang. Ma, tetap di sampingku dan menggandeng tanganku untuk mencapai mimpiku. I love you!

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading