Sukses

Lifestyle

Pengecut adalah Pria yang Menuntutmu Mencintainya Tapi Tak Serius Mencintaimu

Fimela.com, Jakarta Kisah cinta tidak selalu memberi kenangan manis dalam hati seseorang, ada kalanya cinta memberikan kenangan pedih yang membuat seseorang belajar bagaimana seharusnya mencintai di kemudian hari. Itu juga yang bisa dipelajari dari kisah seorang perempuan yang tak perlu disebutkan namanya.

Memutuskan menikah karena cinta mungkin menjadi keputusan paling bijak untuk pasangan suami-istri, karena ketika tidak ada rasa cinta yang saling bertaut dan bersambut, bagaimana pun mempertahankan pernikahan akan terasa mustahil. Namun menikah karena dibutakan cinta saja, juga jadi malapetaka.

Aku menyaksikan sahabatku menikah dengan orang yang dicintainya, yang ia percayai akan membuat hidupnya bahagia hingga maut memisahkan. Namun suatu ketika ia menelepon di tengah malam dengan suara sesenggukan tangisan dan kalimat terbata-bata bahwa ia ingin keluar dari rumah saat itu juga.

Ia mengatakan suaminya selingkuh, sudah berlangsung sekitar dua bulan dengan gelagatnya yang mencurigakan. Ia memergoki sendiri pria itu bicara di telepon dengan seorang perempuan dengan nada sayang. Pria itu berbohong, mengkhianatinya, dan membuatnya tak habis pikir.

Menuntut cinta namun tak serius mencintai

Malam itu juga ia dari rumah keluar sambil menggendong anaknya untuk 'melarikan diri'. Ia menangis sejadi-jadinya dan berkata bahwa ini bukan yang pertama kalinya. Ia hanya tak pernah menceritakan kepada siapa pun selama ini. Keesokan paginya, panggilan masuk dari suaminya berdering sepanjang hari di ponselnya. Ia mencoba mengabaikan, masih marah, namun pada akhirnya mengangkat telepon itu.

Entah apa saja yang dibicarakan hingga akhirnya ia memutuskan pulang. Sehari berselang tak ada kabar darinya. Karena khawatir, aku mencoba menelepon, dan dari nada suaranya, ia sudah tenang. Ia memutuskan kembali ke sisi suaminya, memaafkan, dan melupakan yang sudah terjadi. Ia bahkan memintaku untuk tak pernah membahas hal ini lagi.

Aku tak berani berkomentar apa pun, karena aku bercermin dari kisah cintaku sendiri. Bertahun-tahun menjalin cinta dengan seorang pria yang aku yakini juga mencintaiku, dengan sikapnya yang sangat melindungi dan perhatian, kata-katanya yang menenangkan dan baik, menggengam erat tangan saat jalan-jalan keluar dan segala sikap romantisnya, aku tak tahu mengapa ia tak kunjung mengajakku meresmikan hubungan.

Mungkin aku terkesan buru-buru, namun apakah aku salah mengharapkan hal yang realistis? Memang aku yang jatuh cinta duluan dan membiarkan ia memilih ke arah mana cinta ini berjalan. Untuk sementara, semuanya terasa baik-baik saja hingga aku menyadari bahwa aku bukanlah pilihannya. Terutama saat suatu ketika ia datang padaku dan bicara dengan serius bahwa hubungan ini harus berakhir.

Tidak ada angin, tidak ada badai, hubungan kami baik-baik saja tanpa ada masalah. Tapi ia berkata ia menemukan seseorang yang membuat jantungnya berdebar dan memutuskan menikahinya. Lalu aku apa selama ini? Mengapa ia tak memutuskanku sejak dulu jika memang tak merasakan cinta padaku? Ia bilang, "aku suka kamu mencintaiku".

Kacamata saat jatuh cinta memang berbeda dengan kacamata realita. Kisahku ataupun kisah temanku membuatku sadar untuk tak perlu mencintai pengecut. Aku berusaha merelakan, pada akhirnya. Karena, apa lagi yang bisa aku lakukan? Aku justru bersyukur tak perlu menikahi pria yang ternyata tak mencintaiku, meskipun cintaku sudah dimanfaatkan.

#ElevateWoman with Fimela

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading