Sukses

Lifestyle

Mengenal Sejarah dan Stigma Lipstik Merah

Fimela.com, Jakarta Lipstik merah adalah kosmetik pokok bagi banyak perempuan, baik itu untuk meningkatkan kepercayaan diri atau aksesori malam yang santai. Tapi, hubungan modern antara wanita dan lipstik merah sebenarnya sudah berakar dari sejarah.

Dianggap Sebagai Simbol Kekuatan

Pada awal abad ke-20, lipstik merah identik dengan kekuatan, khususnya selama Gerakan Suffragette. Gerakan Suffragette sendiri adalah aksi yang dilakukan oleh perempuan pada tahun 1912 yang menuntut agar hak pilih para perempuan dapat digunakan. Gerakan ini digambarkan sebagai kekuatan yang besar dan masif yang dipimpin oleh seorang perempuan yang bernama Emeline Pankhurst.

Saat para wanita ini memperjuangkan hak mereka, lipstik merah menjadi bagian dari seragam mereka. Warna merah yang berani itu menjadi simbol kekuatan. Untuk mendapatkan lebih banyak ketenaran dan perhatian pada perjuangan mereka, beberapa perempuan memakai lipstik untuk acara publik.

Hal ini dipandang sebagai ciri perempuan mandiri yang terbebaskan. Namun hal ini tak sedikit dianggap sebagai tindakan subversif yang memalukan. Bahkan tindakan ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermoral dan mendatangkan kecaman dari pria pada saat itu. Selama berabad-abad lipstik merah dianggap sebagai tindakan yang menyalahi aturan tuhan, bahkan dengan bibir merah seseorang dianggap lebih mudah masuk neraka.

Lipstik Merah adalah Kosmetik Perempuan Mesir

Seperti yang dilansir dalam laman liputan6.com, lipstik merah sudah tercatat sudah dibuat sejak ribuan tahun yang lalu. Lipstik pertama kali dipopulerkan sekitar 2500 SM oleh penguasa Sumeria Puabi of Ur, yang sering digambarkan mengenakan pewarna bibir di masa kuno itu.

Pewarna bibir yang pertama kali didokumentasikan adalah berwarna merah. Pewarna bibir ini dibuat dari batu merah yang dhancurkan dan timah putih. Dan di masa itu, mengenakan pewarna bibir ini bisa merenggut nyawa Anda.

Di Mesir dan Mesopotamia kuno, baik pria maupun wanita akan menghancurkan batu berharga untuk dijadikan pewarna bibir. Bahkan Cleopatra terkenal suka menghancurkan kumbang dan semut untuk mendapatkan warna merah darah yang tepat.

Hingga pada tahun 1500an lipstik mulai dikenal sebagai alat kosmetik yang banyak digunakan perempuan. Mungkin yang paling terkenal adalah Ratu Elizabeth I, yang dikenal karena bibir merahnya yang tajam, mengangkat keteduhan menjadi sesuatu yang agung. Hal ini kemudian membuat lipstik merah dianggap dapat diterima secara luas, bahkan aspiratif.

Lipstik Merah dan Pilihan Perempuan

Hingga saat ini, terlepas dari sejarahnya dan stigma yang dapat dimunculkannya. Penggunaan lisptik merah memancarkan perasaan yang sama bagi semua perempuan yang memakainya, perempuan yang menggunakannya karena mereka siap melakukannya. Sebagian perempuan merasa lebih percaya diri saat mereka menggunakan lipstik merah dan sebagian lainnya mungkin karena alasan selera atau memang menyukai warna tersebut.

Namun, dari semua warna tersebut, mengapa merah merupakan warna yang memiliki keterkaitan historis dengan keindahan? Sebab, merah adalah warna kehidupan, rembesan darah alami yang membuat seseorang terlihat sehat dan diinginkan, bahkan konotasi itu sudah ada berabad-abad yang lalu dan masih berlaku hingga hari ini.

Dengan memakai lisptik merah, dirimu melakukan lebih dari sekadar meningkatkan kepercayaan diri, namun menampilkan simbol kekuatan yang tertanam dalam sejarah hak-hak perempuan.

 

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading