Sukses

Lifestyle

Kemampuan Bahasa Inggris Orang Indonesia Masih Rendah, Peringkat 81 dari 111 Negara

Fimela.com, Jakarta Kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris jadi salah satu kunci utama untuk meningkatkan daya saing pekerja. Tapi sayangnya, masyarakat Indonesia justru ditemukan tak terlalu fasih berbahasa Inggris.

Indeks kecakapan bahasa Inggris 2022 yang dirilis EF Education First melaporkan,  Indonesia menduduki peringkat 81 dari total 111 negara dan berada di posisi ke-15 dari 24 negara Asia.

Dari segi skor EPI, Indonesia harus puas memperoleh 469 poin di bawah skor rata-rata global yang berada pada angka 502. Dengan skor ini, Indonesia masih berada pada kategori “rendah” untuk kecakapan bahasa Inggris.

Yoshua Yanottama (Head of Learning Cakap) mengungkapkan alasan rendahnya kecakapan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia disebabkan oleh metode pendidikan bahasa Inggris Indonesia yang masih berpusat pada “reading dan writing”.

“Pendidikan bahasa Inggris Indonesia seringkali berpusat pada bagian reading dan writing-nya, bagian tenses dan grammarnya. Padahal kalau dibandingkan sama skill di dunia kerja yang dinilai bukan itu, tetapi bagaimana kemampuan dia berbicara dengan rekan-rekan di luar negeri, bagaimana kemampuan dia beradu argumen dan membangun sebuah produk baru. Jadi kemampuan speaking dan listening-nya yang sangat penting, tapi sayangnya masih sangat kurang difasilitasi pendidikan orang Indonesia,” kata Yoshua dalam talkshow “Emtek Career & Education Festival 2023” yang digelar Emtek bekerja sama dengan Karier.mu, di Emtek City, Studio Indosiar, (31/8/2023).

Menurut Yoshua, metode pengajaran bahasa Inggris berbasis grammar tata bahasa dan terjemahan atau yang disebut Grammatical transactional sudah tidak relevan, sebab yang dibutuhkan adalah bagaimana bisa menyampaikan bahasa dalam konteks dan fungsi yang tepat.

“Pola grammatical transactional ini sangat berbahaya bagi para siswa karena menimbulkan rasa takut salah. Otomatis saat kita mencoba berbicara bahasa Inggris kita akan mikir ‘rumusnya gimana ya?’. Ngomong sama bule pun akan langsung kaku, kenapa? Karena di otak kita perlu menyusun kata terlebih dahulu, memikirkan formula yang tepat dan takut melakukan kesalahan. Akhirnya kita tidak jadi efektif ketika mau belajar,” lanjut Yoshua.

 

Lantas, Bagaimana Metode Pembelajaran Bahasa Asing yang Efektif?

Yoshua melanjutkan, pada dasarnya kunci penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris adalah penggunaan bahasa. Bahasa adalah keterampilan dan bukan sekedar pengetahuan.

“Sama seperti kita naik sepeda, kita harus mempraktekan. Maka baru bisa menempel dalam hidup kita,” tutur Yoshua.

Cara efektif mempelajari bahasa Inggris, kata Yoshua, adalah dengan menjadikan bahasa Inggris itu melekat dalam kehidupan sehari-hari.

“Misalnya, menonton film bahasa Inggris, dengarkan lagu-lagu bahasa inggris. Cari website yang bahasa inggris, settingan hp bahasa inggris, ngobrol bahasa Inggris. Jadi buat bahasa itu melekat dalam kehidupan sehari-hari ketika sudah menempel, itu akan jadi ingatan. Semakin lama akan kita kembangkan terus, akhirnya jadi suatu siklus. Pembelajaran bahasa Inggris kita tidak akan mandek di tengah jalan,” 

Selanjutnya, adalah menggunakan bahasa dengan tingkatan yang berbeda. Jika biasanya kita menggunakan bahasa inggris untuk hal-hal umum, maka mulailah gunakan untuk hal-hal berbeda seperti beropini dan berargumentasi

“Bangun rasa nyaman ketika kita menggunakan bahasa Inggris. Kenapa? Seringkali kita terhambat penguasaan bahasa Inggris kita karena kita takut dan malu karena belum fasih. Jadi kalau mau bahasa naik lebih ideal, kadang-kadang kita harus tebal muka, maju aja,”

Meningkatkan kepercayaan diri berbicara bahasa Inggris memang tidak mudah, karena itu, Yoshua pun menyarankan untuk membangun sistem ‘pengasuh  bahasa’

“Saya tahu ini tidak mudah, jadi saran saya adalah bangun sistem pengasuhan bahasa. Sistem ‘Pengasuh bahasa’ memberikan peluang untuk kita melakukan kesalahan. Mereka juga akan jadi model penggunaan bahasa, tidak akan berusaha untuk membuat kita langsung memperbaiki bahasa. Ketiga, menyesuaikan bahasa sesuai dengan tingkat pemahaman,”

“Di Cakap kami juga cukup spend waktu banyak untuk bangun sistem pengasuhan bahas ini. Karena itu kualitas guru jadi sangat penting dalam penguasaan bahasa,” tandasnya.

#Breaking Boundaries September

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading