Sukses

Lifestyle

5 Tokoh Perempuan Berpengaruh Gebrak Panggung Politik Dunia

Fimela.com, Jakarta Kehadiran perempuan di dunia politik dan pemerintahan sudah tidak asing lagi. Saat in, ada banyak perempuan dari berbagai negara yang terjun ke dunia politik.

Bahkan, mereka berhasil menduduki posisi kepemimpinan seperti Presiden hingga Wakil Presiden. Mereka juga berhasil mencetak prestasi di berbagai bidang. Berikut Fimela rangkum 5 politikus perempuan berpengaruh dunia.

1. Ellen Johnson Sirleaf

Sirleaf adalah presiden perempuan pertama yang terpilih di Afrika. Ia memulai karir politiknya pada tahun 1972, dengan pesan pedas menentang pemerintahan yang menindas di almamaternya, kemudian bekerja di Departemen Keuangan dan kemudian menjadi Menteri Keuangan. Meskipun ia dilarang berpolitik selama 30 tahun, ia mencalonkan diri sebagai presiden tetapi kalah dari lawan politiknya yang dituduh melakukan kejahatan perang. Dia segera mengirim dirinya ke pengasingan demi keselamatannya sendiri.

Pada tahun 2006, ia memenangkan pemilihan presiden dan terpilih kembali pada tahun 2011. Ia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun yang sama, bersama dengan Leymah Gbowee dan Tawakkul Karman, atas "perjuangan tanpa kekerasan untuk keselamatan perempuan dan hak-hak perempuan." untuk berpartisipasi penuh dalam upaya membangun perdamaian."

 

2. Syekh Hasina Wajed

Ayah Wajed adalah presiden pertama Bangladesh, setelah memperjuangkan pemisahan negara itu dari Pakistan pada tahun 1971. Setelah memasuki dunia politik pada tahun 60an, Sheikh Hasina menjadi penghubung politiknya ketika dia dipenjara.

Pada tahun 1975, dia dibunuh, bersama ibu Wajed dan tiga saudara laki-lakinya. Kini, ia menjabat sebagai Perdana Menteri (setelah terpilih pada tahun 2009) dan memimpin salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Wajed mendukung demokrasi, mendukung hak asasi manusia dan mengecam pemerintahan militer yang penuh kekerasan; namun baru-baru ini, dia dikritik karena tanggapannya atau ketiadaan tanggapannya terhadap kejahatan rasial di negara tersebut.

3. Kamala Harris

Wakil Presiden Kamala Harris membuat sejarah ketika dia menjadi wanita pertama yang memegang posisi tersebut. Dia memuji ibunya karena mendorongnya menuju aktivisme politik dan menanamkan dalam dirinya rasa aktivisme yang kuat.

Sebagai Wakil Presiden, ia telah berupaya menyatukan masyarakat untuk memajukan peluang, memberikan kesejahteraan bagi keluarga, dan melindungi kebebasan mendasar di seluruh negeri. Ia memimpin perjuangan bagi kebebasan perempuan untuk mengambil keputusan mengenai tubuhnya sendiri, kebebasan untuk hidup aman dari kekerasan senjata, kebebasan memilih, dan kebebasan untuk minum air bersih dan menghirup udara bersih. Selain mengukir sejarah di dalam negeri, ia juga mewakili negaranya di luar negeri melakukan lebih dari selusin perjalanan ke luar negeri, bepergian ke lebih dari 19 negara, dan bertemu dengan lebih dari 150 pemimpin dunia untuk memperkuat aliansi global yang penting.

Sebelum terpilih sebagai pejabat perempuan dengan pangkat tertinggi dalam sejarah AS, Harris sudah menjadi pemimpin di bidang politik. Dia menjabat sebagai Jaksa Agung California dari tahun 2011 hingga 2017 dan sebagai senator AS yang mewakili California dari tahun 2017 hingga 2021.

4. Aung San Suu Kyi

Suu Kyi mengambil peran sebagai pemimpin oposisi melawan diktator Burma Jenderal Ne Win. Berbicara menentangnya, dia memimpin gerakan damai untuk demokrasi dan hak asasi manusia.

Dia bekerja untuk menyebarkan demokrasi ke seluruh Myanmar dan mendirikan Liga Nasional untuk Demokrasi. Namun pada tahun 1989, dia dimasukkan ke dalam tahanan rumah selama 15 tahun karena menghalangi dia berkomunikasi dengan dunia luar. Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 dan dibebaskan dari tahanan rumah pada tahun 2010. Saat ini, dia terus memperjuangkan demokrasi di negaranya.

5. Angela Merkel

Angela Merkel merupakan pemimpin perempuan pertama di Jerman. Selain itu, dia juga menjadi orang termuda yang menjabat sebagai kanselir pada usia 51 tahun.

Selama 16 tahun menjabat, Merkel telah menoreh banyak prestasi yang tak hanya dirasakan oleh warga Jerman saja, tetapi seluruh dunia. Saat konflik di Suriah, Afghanistan dan beberapa negara konflik lainnya tahun 2015, Merkel memberikan bantuan dengan mengizinkan para imigran untuk mengungsi ke Jerman. Dengan begitu, ia telah menyelamatkan banyak nyawa imigran dari bahaya perang di negara konflik tersebut. Merkel juga masuk ke jajaran perempuan paling berpengaruh di dunia tahun 2019-2020 versi Forbes.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading