Sukses

Lifestyle

Cukup Mengkhawatirkan, Ini Dampak Penggunaan AC Terhadap Bumi dan Lingkungan

Fimela.com, Jakarta Iklim tropis yang melingkupi Indonesia memang sering kali menjadi tantangan yang cukup berat. Suhu udara yang tinggi dan sinar matahari yang menyengat bisa membuat aktivitas sehari-hari terasa tidak nyaman dan melelahkan. Tidak heran, jika sebagian besar masyarakat memilih untuk membeli AC (Air Conditioner) untuk menikmati udara sejuk. 

Sensasi dingin yang diciptakan oleh AC tidak hanya menyamankan secara fisik, tetapi juga meningkatkan produktivitas karena terbebas dari rasa panas yang mengganggu. Namun, penggunaan AC juga memiliki dampak lingkungan yang perlu diwaspadai.

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan AC, penting untuk mencari referensi tentang produk yang ramah lingkungan sebelum membeli. Selain itu, langkah-langkah seperti memperbaiki dan merawat AC secara teratur, serta menggunakan fitur pengaturan suhu dan waktu yang tepat, dapat membantu mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan oleh penggunaan AC. Simak apa saja pengaruh AC terhadap lingkungan yang cukup mengkhawatirkan, dilansir dari EcoMEMA dan Medium.

Dampak AC Terhadap Bumi dan Lingkungan

1. Penipisan lapisan ozon 

Penggunaan AC dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon karena bekerja dengan zat pendingin seperti CFC (Chlorofluorocarbon) dan HCFC (Hydrochlorofluorocarbon). Ketika zat-zat ini dilepaskan ke atmosfer, mereka berkontribusi pada penipisan lapisan ozon di stratosfer, lapisan yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya. Akibatnya, lebih banyak radiasi UV dapat mencapai permukaan bumi,  sehingga bisa meningkatkan risiko kesehatan seperti kanker kulit, katarak, dan masalah lain terkait paparan sinar UV.

2. Berkontribusi terhadap pemanasan global

Selain berpengaruh pada lapisan ozon, CFC dan HCFC juga memerangkap panas di atmosfer bumi dan berkontribusi terhadap pemanasan global.  AC mengeluarkan panas dari dalam ruangan ke lingkungan sekitarnya, yang dapat menyebabkan pemanasan lokal di sekitar unit AC. Meskipun efek ini mungkin terlihat kecil pada tingkat individu, namun dalam skala yang lebih besar, penggunaan AC di daerah perkotaan atau wilayah dengan populasi padat dapat berdampak signifikan terhadap suhu lokal dan pola cuaca mikro.

3. Perubahan iklim 

Karena adanya pemanasan global, penggunaan bahan pendingin ini dalam sistem pendingin udara juga memperburuk perubahan iklim dan menimbulkan konsekuensi yang parah. Hal ini mencakup kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens, kenaikan permukaan air laut, dan kerugian keanekaragaman hayati. 

 

Pilih AC dengan Tepat untuk Bantu Menyelamatkan Bumi dan Lingkungan

4. Konsumsi energi yang tinggi 

AC secara umum menggunakan sekitar 3000 hingga 5000 watt listrik setiap jam, tergantung pada suhu dan kondisi lingkungan. Ini bukan hanya berdampak negatif pada lingkungan, tetapi juga menjadi biaya yang cukup menguras dompet. Penggunaan AC mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar untuk operasinya yang efisien. Hal ini menyebabkan penggunaan listrik yang tinggi dan menghasilkan polusi. Saat bahan bakar fosil digunakan untuk memproduksi listrik, karbon dioksida dilepaskan ke udara, hal ini berpengaruh pada peningkatan emisi gas rumah kaca.

5. Limbah bahan material yang sulit terurai

Pada masa lalu, AC umumnya terbuat dari logam. Namun, karena logam dianggap terlalu mahal dan berat, produsen beralih ke plastik. Meskipun logam dan plastik keduanya berbahaya bagi lingkungan, plastik tidak dapat terurai secara alami, sehingga menjadi masalah serius bagi ekosistem. Produksi plastik juga menyebabkan pelepasan karbon dioksida ke atmosfer, berkontribusi pada efek rumah kaca.

Penulis: Naela Marcelina

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading