Sukses

Lifestyle

Self-Check, 6 Tanda Red Flag dalam Diri Sendiri yang Sering Diabaikan

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, ketika mendengar istilah 'red flag', kebanyakan orang langsung mengaitkannya dengan hubungan romantis atau orang lain di sekitar mereka. Padahal nyatanya, red flag tidak selalu datang dari luar, lho. Tanpa disadari, kita juga bisa punya kebiasaan atau sikap yang justru menghambat perkembangan diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk lebih peka terhadap hal-hal dalam diri kita sendiri yang mungkin perlu diperbaiki.

Mengenali red flag dalam diri sendiri adalah salah satu langkah penting dalam proses pengembangan diri atau self-growth. Namun sering kali, karena kesibukan atau ketidaknyamanan dalam menghadapi kenyataan, kita justru cenderung mengabaikan sinyal tersebut. Padahal, jika dibiarkan terus-menerus, hal ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental, hubungan kita dengan orang lain, hingga produktivitas kita sehari-hari.

Melansir dari psych2go.net, berikut adalah tanda-tanda red flag dalam diri sendiri yang harus kamu ketahui.

1. Sering Merendahkan Diri Sendiri

Seorang Psikolog bernama Dr. Elizabeth Scott menjelaskan bahwa negative self-talk adalah dialog internal yang dapat menghambat kepercayaan diri dan kemampuan untuk berkembang. Misalnya, saat kita kerap menyindir diri sendiri—bahkan dalam bentuk candaan seperti “Aku memang gagal” atau “Aku selalu salah”—itu bisa jadi tanda adanya pola pikir negatif. Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat menurunkan motivasi, menimbulkan rasa tidak berdaya, bahkan meningkatkan risiko depresi.

2. Terlalu Membutuhkan Pengakuan Sosial

Kamu sering merasa perlu menyenangkan semua orang? Atau harga dirimu sangat bergantung pada pendapat orang lain? Hal ini dapat menjadi tanda bahwa kamu memiliki kebutuhan berlebih terhadap validasi sosial. Menurut seorang Penulis kesehatan mental bernama Marissa Pomerance, orang dengan kecenderungan ini biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendah dan cenderung terjebak dalam hubungan yang tidak seimbang—bahkan rela bertahan dalam hubungan yang tidak sehat demi diterima.

3. Kecenderungan Mengontrol Segalanya

Selalu ingin memperbaiki masalah orang lain, merasa bertanggung jawab atas semuanya, atau suka mengatur hal-hal kecil di sekitar—semua ini bisa menjadi tanda bahwa kamu memiliki kebutuhan neurotik untuk mengontrol. Dr. Christine Adams dalam tulisannya di Psychology Today menjelaskan bahwa perilaku ini sering kali berasal dari perasaan tidak berdaya yang mendalam, yang kemudian ditutupi dengan sikap terlalu dominan terhadap orang lain.

4. Perfeksionisme yang Tidak Sehat

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Dr. Adams juga menyebut adanya tipe kepribadian 'self-control freaks', atau yang lebih dikenal sebagai perfeksionisme toksik. Orang dengan kecenderungan ini menuntut dirinya untuk selalu tampil sempurna tanpa kesalahan. Sayangnya, harapan yang tidak realistis ini justru sering berujung pada rasa kecewa, stres berlebih, dan perasaan gagal yang terus-menerus

5. Takut Kedekatan Emosional (Avoidant Attachment)

Orang dengan pola hubungan avoidant attachment cenderung menjaga jarak secara emosional dan merasa tidak nyaman dengan kedekatan jangka panjang. Dalam artikel dari Better Help yang ditinjau oleh pekerja sosial klinis—April Justice, dijelaskan bahwa individu dengan gaya keterikatan ini seringkali menghindari konflik dan enggan membicarakan perasaan. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk menarik diri, menghindar, bahkan melakukan tindakan yang merusak hubungan seperti ghosting atau berselingkuh.

6. Kecanduan Media Sosial

Kecanduan media sosial adalah red flag yang sering tidak disadari. Studi oleh Hou dkk. pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental dan performa akademik mahasiswa. Dalam artikel HealthLine, Dr. Kristeen Cherney dan Dr. Timothy Legg menjelaskan bahwa dampak negatifnya antara lain: rendahnya kepercayaan diri, meningkatnya rasa kesepian dan cemas, gangguan tidur, penurunan aktivitas fisik, serta menjauh dari hubungan sosial di dunia nyata.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading