Sukses

Lifestyle

Post-Holiday Blues: Dampak Psikologis Euforia Liburan terhadap Produktivitas Kerja

Fimela.com, Jakarta Siap yang tidak suka liburan panjang? Bisa bangun siang, jalan-jalan, kumpul dengan keluarga, dan sejenak melupakan tekanan pekerjaan. Tapi anehnya, setelah libur selesai, justru muncul rasa malas, semangat kerja menurun, bahkan mood jadi tidak karuan. Pernah mengalaminya?

Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami post-holiday blues. Ini bukan cuma mitos atau alasan klasik malas kerja, tapi benar-benar efek psikologis yang nyata dan bisa berdampak pada produktivitas. Yuk, kita kupas bersama melalui uraian berikut ini.

1. Apa Itu Post-Holiday Blues dan Kenapa Bisa Terjadi?

Post-holiday blues adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa murung, cemas, bahkan tidak bersemangat setelah kembali dari masa liburan. Gejalanya biasanya muncul dalam beberapa hari setelah libur panjang, ditandai dengan:

  • Rasa tidak siap menghadapi rutinitas
  • Susah bangun pagi
  • Kesulitan fokus
  • Mood yang turun drastis

Sahabat Fimela, ini terjadi karena otak kita mengalami perubahan ritme. Saat libur, hormon stres berkurang, endorfin meningkat. Tapi ketika kembali ke rutinitas penuh tekanan, tubuh dan pikiran butuh waktu untuk beradaptasi kembali.

Menariknya, seperti yang dilansir oleh Very Well Mind, para ilmuwan bahkan telah mempelajari efek libur keagamaan terhadap kesehatan mental. Dalam studi berjudul “The Christmas Effect on Psychopathology”, ditemukan bahwa selama liburan seperti Natal, angka penggunaan layanan psikiatri darurat, perilaku menyakiti diri sendiri, hingga percobaan bunuh diri justru menurun. Namun setelah liburan berakhir, terjadi peningkatan tajam alias rebound pada kasus-kasus tersebut.

Artinya, banyak orang mungkin merasa baik-baik saja selama liburan, tapi justru mengalami tekanan emosional setelahnya—dan ini adalah sinyal penting bahwa post-holiday blues perlu diperhatikan secara serius.

2. Fakta Menarik: Indonesia Punya Hari Libur Nasional Terbanyak di ASEAN

Tahukah kamu, Indonesia termasuk negara dengan jumlah hari libur nasional terbanyak di Asia Tenggara?

Menurut data regional, inilah perbandingannya:

  • Indonesia: 16–20 hari libur nasional
  • Malaysia: 13 hari
  • Thailand: 13 hari
  • Filipina: 12 hari
  • Singapura: 11 hari

Ditambah lagi dengan cuti bersama dan libur keagamaan yang tersebar sepanjang tahun, tak heran kalau kita punya cukup banyak waktu jeda. Namun, ini juga bisa memicu efek samping sendiri, yaitu rasa sulit untuk kembali produktif setelah libur panjang berulang kali.

3. Dampak Libur Panjang terhadap Produktivitas Kerja

Meskipun niatnya menyegarkan pikiran, libur panjang justru bisa membuat banyak orang merasa “lemas” saat kembali bekerja. Beberapa dampak yang sering terjadi antara lain:

  • Pekerjaan menumpuk karena tertunda
  • Sulit fokus dan menyelesaikan tugas
  • Produktivitas menurun drastis selama minggu pertama
  • Rasa ingin segera libur lagi

Sebuah survei internasional bahkan menyebutkan bahwa lebih dari 60% karyawan merasa lebih stres di minggu pertama setelah liburan karena tekanan kerja yang tiba-tiba datang setelah masa santai.

Dari sisi kesehatan mental, Very Well Mind juga merangkum temuan dari 25 studi sistematis yang menunjukkan bahwa angka rawat inap psikiatris memang menurun selama libur seperti Natal. Tapi setelahnya, lonjakannya cukup tajam. Ini membuktikan bahwa rasa nyaman saat libur bisa menciptakan semacam “jebakan emosional” saat kembali ke realitas, termasuk dunia kerja.

4. Tips Mengatasi Post-Holiday Blues agar Semangat Kembali

Tenang, post-holiday blues bisa diatasi kok. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar semangat kerjamu kembali:

  • Berikan waktu transisi: Jangan langsung kerja keras di hari pertama. Mulai dari tugas-tugas ringan dulu.
  • Atur pola tidur kembali: Usahakan kembali ke jam tidur normal sehari sebelum masuk kerja.
  • Buat to-do list kecil: Menyusun prioritas harian bisa membantu otak lebih fokus dan tenang.
  • Bawa suasana liburan ke rutinitas: Misalnya dengan memakai playlist liburan saat bekerja, atau membawa bekal dari resep favorit libur kemarin.
  • Jaga interaksi positif di kantor: Ngobrol ringan dengan rekan kerja bisa mengurangi tekanan.

5. Liburan Tetap Penting, tapi Kembali ke Rutinitas Juga Perlu Disiapkan

Liburan memang penting untuk menjaga kesehatan mental. Tapi Sahabat Fimela, yang sering terlupa adalah bagaimana kita menyiapkan diri untuk kembali. Keseimbangan antara waktu istirahat dan waktu bekerja adalah kunci agar hidup tetap berjalan harmonis.

Post-holiday blues bukan berarti kamu lemah atau tidak profesional. Justru dengan menyadari adanya fase ini, kamu bisa lebih bijak mengatur energi, emosi, dan ritme kerja. Jangan biarkan semangatmu padam setelah liburan. Jadikan setiap momen kembali bekerja sebagai awal baru untuk lebih berkembang.

Sahabat Fimela, yuk mulai hari ini dengan lebih sadar dan tenang. Liburan boleh bikin senang, tapi kembali bekerja juga bisa jadi hal yang menyenangkan—kalau kita tahu cara mengelolanya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading