Sukses

Lifestyle

Ketika Seni Menyembuhkan: “Through Her Eyes” Menjadi Perayaan Jiwa Perempuan di Tengah Alam Ubud

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, di jantung alam Ubud yang tenang dan sarat spiritualitas, seni kembali berbicara lewat sentuhan perempuan. COMO Uma Ubud mempersembahkan edisi terbaru dari program budaya imersifnya bertajuk “COMO Journey: Through Her Eyes,” sebuah perjalanan selama 31 hari yang merayakan kreativitas, kekuatan feminin, dan refleksi diri.

Lebih dari sekadar seni pameran, acara ini menjadi ruang pertemuan antara keindahan visual, kedalaman batin, dan narasi personal empat seniman perempuan Bali: Ayu Sri Rejeki, Eni Astriani, Kartika Sudibia, dan Kendisan. Mereka bukan hanya menampilkan karya, tetapi juga membagikan bagian dari jiwa mereka, tentang cinta, kehilangan, keberanian, dan penyembuhan.

“Ubud sejak lama menjadi tempat perlindungan bagi seni,” ungkap Gede Suteja, General Manager COMO Uma Ubud. “Kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih dari sekadar estetika. Ini tentang koneksi yang tulus, antara seniman, penonton, dan alam yang mengelilingi mereka.”

The Art of Becoming : Malam Pembukaan yang Penuh Makna

Perjalanan ini dimulai dengan COMO Conversation: The Art of Becoming, sebuah sesi reflektif di Restoran Kemiri pada 31 Desember pukul 15.00. Di bawah naungan pepohonan tropis dan gemericik air sungai, para tamu akan diajak menyelami kisah pribadi para seniman, tentang bagaimana seni menjadi tempat berlindung dan cara untuk memahami diri sendiri.

Diskusi panel yang dipandu kurator lokal ini akan membahas beragam tema seperti kerentanan emosional, perspektif perempuan dalam seni, simbolisme budaya Bali, hingga perjalanan spiritual menuju transformasi diri.

Setelah sesi diskusi, tamu akan menikmati preview eksklusif pameran sambil mencicipi canapés dan minuman pilihan, menciptakan suasana hangat dan intim khas Ubud. Tiket tersedia seharga IDR 250.000++ per orang, sudah termasuk minuman sambutan dan canapés.

 

 

Lokakarya Kreatif: Ruang Bebas untuk Mengekspresikan Diri

Selama bulan Desember, COMO Uma Ubud menghadirkan Creative Week Series, rangkaian lokakarya seni dua jam yang diadakan setiap Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.

Kegiatan ini dipandu langsung oleh para seniman yang berpartisipasi, dan terbuka bagi siapa pun, dari pemula hingga pecinta seni berpengalaman.

Daftar Lokakarya yang terdapat di COMO Uma Ubud :

  • Seni Patung bersama Ayu Sri Rejeki — Mengolah tanah liat menjadi medium penyembuhan dan ekspresi emosi.
  • Lukisan Naif bersama Kartika Sudibia — Menemukan kebebasan dalam warna dan bentuk tanpa batas.
  • Menggambar Arang bersama Kendisan — Menyampaikan memori dan perasaan lewat gradasi hitam putih.
  • Melukis Tas Kanvas bersama Eni Astriani — Menggabungkan kreativitas dan fungsi dalam karya yang bisa dibawa pulang.

Setiap sesi didesain untuk menjadi pengalaman meditatif, di mana peserta diajak jujur pada diri sendiri, membiarkan perasaan mengalir melalui tangan dan warna.

“Seni adalah bahasa dari kebenaran dan transformasi,” tutur Kartika Sudibia. “Lokakarya ini bukan sekadar tentang belajar teknik, tapi tentang keberanian untuk mengenal diri sendiri lewat proses mencipta.” 

 

 

Pameran Seni: Through Her Eyes

Puncak dari perjalanan ini adalah pameran “Through Her Eyes”, yang menampilkan karya-karya otentik dari keempat seniman perempuan Bali dengan gaya dan latar belakang yang berbeda. Setiap karya memancarkan narasi personal, menghadirkan sisi perempuan yang lembut sekaligus kuat.

 Ayu Sri Rejeki

Menemukan seni patung di masa pandemi, Ayu menjadikan tanah liat sebagai sarana penyembuhan batin. Karya-karyanya mencerminkan perjalanan emosional—tentang cinta, kehilangan, dan transformasi diri.

Eni Astriani

Asal Jembrana, Eni dikenal dengan lukisan burung hantu simbolik yang penuh warna dan makna spiritual. Melalui gaya antropomorfik dan eksplorasi warna berani, ia menghadirkan dunia imajinatif yang tetap berpijak pada akar budaya Bali.

Kartika Sudibia

Dari dunia teknik kimia menuju seni lukis, Kartika mengekspresikan kekuatan perempuan dan spiritualitas dengan gaya visual yang tegas namun lembut. Ia membuktikan bahwa perubahan arah hidup bisa menjadi sumber energi kreatif yang luar biasa.

Kendisan

Dengan latar belakang film dan penulisan kreatif, Kendisan melahirkan karya abstrak yang berbicara tentang memori, tubuh, dan warisan emosional. Setiap goresan warnanya seolah mengundang penonton untuk masuk ke dunia batin yang penuh lapisan dan misteri.

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading