Sukses

Parenting

Kurangnya Konsumsi Susu Bisa Sebabkan Stunting pada Anak

ringkasan

  • Salah satu penyebab masih banyaknya anak stunting di Indonesia adalah kurangnya konsumsi susu harian
  • Padahal kandungan kalsium, mineral, dan vitamin di dalam susu sangat dibutuhkan untuk masa tumbuh kembang anak

Fimela.com, Jakarta Di masa pertumbuhan anak penting untuk selalu menjaga asupan gizi dan nutrisi yang ia butuhkan. Di Indonesia tumbuh kembang menjadi suatu masalah di mana banyak anak Indonesia tidak bertumbuh sesuai dengan yang seharusnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya konsumsi susu harian.

Pola pemikiran "Pokoknya Makan" masih menjadi hal dipegang teguh orangtua dalam memberikan asupan makanan pada anaknya. Sementara, kualitas makanannya dikorbankan yang membuat anak kekurangan nutrisi. Menurut laporan dari WHO Asean, Indonesia menemukan dua tantangan soal tumbuh kembang, yakni kekurangan gizi yang diwakili anak stunting dan kelebihan berat badan.

Dua masalah yang bertolak belakang seperti ini disebabkan salah satunya karena kebutuhan makan tiga kali hari yang tidak memerhatikan kandungan nutrisi di dalamnya. Menurut seorang nutrisionis Emilia Achmadi menuturkan bahwa hanya makan tiga kali sehari saja tidaklah cukup. Melainkan perlu ditambahkan susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut sehingga pertumbuhan anak tetap terjaga.

"Ternyata makan tiga kali sehari saja tidak cukup. Banyak dari kita yang lupa peranan susu sebagai dairy product yang luar biasa," ungkap Emilia Achmadi dalam acara Greenfields Family Land di Gandaria City.

 

Susu jadi salah satu sumber nutrisi bagi anak

Ya! Susu murni bukan hanya memiliki kandungan lemak dan kalsium. Melainkan juga magnesium, vitamin dan mineral yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh. Menurut Emilia, susu terbaik yang bisa diberikan kepada anak setelah ASI adalah susu sapi segar yang dihasilkan melalui proses pasteurisasi. Yang diproduksi dengan kualitas terbaik tanpa fortifikasi sehingga nutrisinya tetap terjaga.

Pentingnya nutrisi yang cukup bagi anak sangat erat kaitannya dengan tumbuh kembang. Terlebih anak-anak cenderung lebih aktif di usianya. Ini cukup membuktikan bahwa anak sangat membutuhkan nutrisi yang cukup. 

"Kalau energi orang dewasa yang keluar hanya karena kita aktif. kalau anak-anak energi yang keluar bukan hanya aktif, tapi mereka juga tumbuh. Tulangnya makin panjang, ototnya makin besar, susunan syarafnya makin kompleks. yang seperti ini membutuhkan nilai mikro nutrisi yang konsisten. Kalau protein, karbohidrat, lemak tak jenuhnya kurang, pusat susunannya syarafnya terganggu," jelas Emilia.

Stunting growth tidak semata-mata karena kuantitas makanan namun juga kualitas. Menjelaskan lebih lanjut, Emilia berpendapat bahwa masalah stunting di Indonesia tidak bertambah baik. Jumlah anak yang semakin banyak juga menimbulkan jumlah masalah pertumbuhan makin banyak. Jumlah anak stunting di Indonesia tidak membaik sejak 1965. Karena kualitas makanannya tidak bertambah.

Padahal, variasi makanan di Indonesia sangatlah banyak. Yang terjadi adalah ketika tiba di kota besar konsumsi convenience food atau makanan yang terlihat aman menjadi nomer satu dan kemauan anak selalu dituruti. Penting mengedukasi dari awal terhadap anak. Di antara negara ASEAN lainnya, Indonesia masih sangat kurang dalam jumlah konsumsi susu harian.

Penyebabnya pun beragam. Bukan karena daya beli masyarakat Indonesia yang kurang. Melainkan karena masalah prioritas bagi orangtua Indonesia untuk menempatkan susu sebagai salah satu sumber nutrisi penting bagi anak.

Simak video berikut ini

#GrowFearless with Fimela

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading