Sukses

Parenting

Memahami Toxic Parent dan Apa yang Menjadi Indikatornya

Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti memiliki keluarga, entah itu yang besar atau kecil. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri kalau tidak semua orang juga mempunyai keluarga yang harmonis. Beberapa anak bahkan harus tinggal di dalam asuhan toxic parent.

Dilansir oleh Healthline.com, toxic parent merupakan perilaku orangtua yang secara konsisten menyebabkan rasa takut, bersalah, atau kewajiban khususnya terhadap anak-anak. Memang orangtua adalah manusia, tidak semua hal yang mereka lakukan itu dilakukan dengan sengaja. Akan tetapi terkadang toxic parent, sering menggunakan alasan untuk membuat anak lebih baik demi menutupi segala tindakan negatif yang mereka telah lakukan.

Meskipun begitu, ada beberapa orangtua yang secara terang-terangan melakukan tindakan negatif hanya untuk mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan apakah itu baik untuk semua orang. Sebagian besar dari toxic parent, bahkan tidak mau meminta maaf atau mengakui kesalahan mereka saat mendidik atau merawat anak.

Berikut adalah tanda-tanda dari toxic parent, menurut Parentingforbrain.com.

Perhatikan indikator dari toxic parent

Faktanya ciri-ciri dari orangtua toxic itu banyak. Akan tetapi, dengan memperhatikan hal-hal ini kalian dapat menyimpulkan apakah mereka itu toxic parent. Berikut adalah beberapa indikatornya.

Self-absorbed

Toxic parent biasanya selalu mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan rumah tangga bahkan anak-anak mereka. Contohnya di keluarga A mereka selalu menempatkan anak-anaknya dan keluarga menjadi prioritas pertama. Sedangkan keluarga Z, selalu mementingkan kepentingannya sendiri (toxic parent), serta membeli barang-barang bagus untuk diri sendiri, dan lain-lain. Orangtua seperti itu cenderung tidak memiliki emosi dan empati untuk orang lain selain dirinya sendiri.

Kaku

Maksud dari kaku ini adalah, orangtua yang tidak mau mendengarkan atau menganggap nilai-nilai yang ia punya itu lebih bagus daripada orang lain. Dimata orangtua yang memiliki kepribadian ini, semua orang dianggap salah dan hanya dia saja yang benar. Bahkan ada di titik dimana orangtua memaksakan kehendaknya untuk membuat anak-anak mereka mengikuti, mendengar, dan menjalankan nilai-nilai ajarnya.

Contohnya, AA adalah seorang anak dari keluarga A, dimana orangtua AA itu memiliki cara pikir tradisional dan otoriter. Suatu ketika AA dan orangtuanya berdebat karena sebuah nilai-nilai orangtuanya. Karena di era sekarang semuanya sudah makin maju, ada beberapa pikiran yang AA anggap salah, tapi orangtuanya masih menganggap itu benar dan bersih keras AA harus sependapat. Akan tetapi jika AA tidak mendengarkan maka dia akan mendapatkan hukuman.

Mudah tersinggung

Orangtua toxic cenderung sangat sensitif terhadap kritikan. Setiap kali pendapat, tindakan, nilai, dan lain-lain ditentang oleh orang lain mereka tidak suka. Orangtua toxic tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol emosinya dan bahkan melakukan tindakan yang tidak dapat diprediksi.

Contohnya, BY menganggap kalau penggunaan plastik secara berlebihan itu tidak baik untuk bumi. Akan tetapi, orangtua BY tidak setuju karena menurut mereka plastik tidak seperti itu. Dikarenakan pertengkaran sepele ini orangtua akan melakukan hal-hal yang tidak diInginkan.

Ketidakstabilan emosional

Beberapa orangtua toxic memiliki temperamen yang tidak bagus, bahkan terkadang sampai meledak-ledak. Bayangannya adalah toxic parent memiliki kesabaran setipis kertas atau tisu. Segala hal bisa membuat dia meledak, bahkan tindakan-tindakan itu tidak bisa di prediksi, dramatism agresif, liar, dan kejam.

Contohnya saat di meja makan, orangtua kamu mengatakan untuk tidak boleh menjatuhkan makanan sesedikit apapun, saat itu TY dengan tidak sengaja menjatuhkan sampah, tetap saja emosinya tidak terkontrol dan lanjut lagi marah.

Manipulatif

Toxic parent adalah orang yang manipulatif. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Beberapa diantaranya adalah diam atau membuat anaknya merasa bersalah. Bahkan mereka akan berani memutarbalikkan fakta hanya untuk mengambil keuntungan dari mereka. Bukan hanya itu mereka akan berperan sebagai korban (playing victim) untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Kasar (abusive)

Salah satu karakteristik dari toxic parent adalah memiliki sifat kasar. Pelecehan verbal maupun emosional adalah salah satu tindakan yang paling sering orang tua toxic lakukan pada anak anaknya. Salah satunya adalah seperti berteriak, menjerit, dan berkata kasar saat melakukan komunikasi dengan anak-anak. 

Segala bentuk paksaan, perbedaan pandangan, pemberontakan, dan lain-lain akan mereka anggap sebagai serangan pribadi. Toxic parent tidak akan segan dalam menggunakan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan dan menegakkan aturan keluarga. Bahkan beberapa orangtua akan melakukan kekerasan seksual pada anaknya.

Sangat mengontrol

Toxic parent biasanya sangat lapar dengan rasa kendali. Biasanya gaya mengasuh toxic parent adalah otoriter. Mereka cenderung akan menggunakan atau mempermainkan rasa takut untuk mendapatkan kepatuhan dari keluarganya sendiri. 

Di mana gaya asuh otoriter merupakan salah satu pola asuh yang sangat menekankan pada pengawasan yang ketat agar bisa membentuk anak yang tunduk dan patuh. Mengutip dari Michigan State University, orang tua dengan pola didik otoriter biasanya mengharapkan anak anak untuk mengikuti segala macam peraturan yang telah dibuat tanpa adanya diskusi atau kompromi. 

Bahkan beberapa tuntutan yang diberikan oleh toxic parent, tidaklah masuk akal dan anak anak harus mengikuti peraturan ini hingga mereka dewasa dan tanpa pengecualian. 

Menyalahkan orang lain

Orangtua toxic tidak akan pernah mau bertanggung jawab atas segala macam tindakan yang telah mereka lakukan. Entah itu hal yang menyakitkan hati orang lain, anaknya, pasangannya, dan lain lain. 

Biasanya mereka akan menyalahkan semua orang disekitarnya atas kekacauan, ketegangan, dan permusuhan dalam rumah tangga. Intinya mereka tidak mau menyalahkan dirinya sendiri, meskipun fakta nya yang salah adalah dia.

 

Penulis: Sherly Jilia Halim.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading