Sukses

Parenting

Sering Membentak Anak? Kenali 5 Bahayanya Terhadap Kesehatan Mentalnya

Fimela.com, Jakarta Orangtua memiliki peran penting dalam perkembangan serta pertumbuhan buah hati di rumah. Cara orangtua berinteraksi dan mendidik anak, bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan mental anak. Ini juga memiliki dampak jangka panjang pada karakter dan kepribadiannya. 

Orangtua yang sabar, penuh pengertian dan bijaksana, akan memungkinkan memiliki anak dengan karakter lembut. Ini juga memungkinkan anak bertumbuh serta berkembang dengan lebih bahagia. Namun sebaliknya, orangtua yang terlalu keras, suka membentak dan menyalahkan anak, ini bisa membentuk karakter anak yang keras pula. 

Mengutip dari laman parents.com, orangtua yang terlalu keras dan suka membentak anak, bisa memperburuk kesehatan mental anak. Di bawah ini, ada beberapa dampak buruk atau bahaya dari kebiasaan orangtua yang sering membentak anak. Bahaya ini khususnya dirasakan anak hingga usianya dewasa kelak. Apa saja bahayanya?

Stres dan Kecemasan

Salah satu efek buruk utama dari orangtua yang sering membentak anak adalah meningkatnya tingkat stres dan kecemasan pada anak. Ketika anak terus-menerus ditekan dengan bentakan dan teriakan, mereka bisa merasa terancam dan tidak aman. Ini akan mengakibatkan peningkatan kadar hormon stres dalam tubuh anak, yang pada gilirannya bisa mengganggu sistem saraf dan kesehatan mental mereka.

Menurunnya Rasa Percaya Diri

Orangtua yang sering membentak anak dikaitkan dengan risiko rusaknya atau menurunnya rasa percaya diri anak. Anak-anak yang sering merasa takut atau khawatir karena bentakan orangtua, mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin merasa bahwa mereka selalu salah atau tidak mampu melakukan suatu hal dengan benar dan baik sesuai harapan orangtua. 

Perilaku Agresif dan Kepala Batu

Membentak anak juga meningkatkan risiko anak merespons sikap orangtua pun orang lain dengan perilaku agresif atau kepala batu. Anak-anak mungkin membalas bentakan dengan amarah, menantang otoritas, atau bahkan kenyamanan menyendiri sebagai bentuk pertahanan diri. Ini bisa menjadi pola perilaku yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik.

Depresi

Selain stres dan kecemasan, anak yang kerap dibentak juga berisiko berat terhadap depresi. Bentakan yang berkepanjangan dan tekanan emosional yang dialami ana, ini meningkatkan risiko perkembangan depresi dan gangguan mental saat anak dewasa kelak.  Anak-anak yang  sering dibentak, merasa tidak dicintai. Mereka merasa terus-menerus ditekan oleh orangtua. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin mengalami rasa putus asa dan kehilangan harapan akan kehidupan yang damai serta bahagia. 

Sulit Menjalin Sosialisasi

Orangtua yang sering membentak anak juga bisa merusak hubungan orangtua-anak atau hubungan anak dengan orang lain. Studi menemukan jika anak yang kerap dibentak, lebih mungkin mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan sekitar. Anak-anak ini juga bisa lebih mungkin mulai menjauhi orangtua mereka, merasa takut atau tidak nyaman di dekatnya. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan jarak emosional yang mempengaruhi hubungan anak dan orangtua khususnya. 

Orangtua memiliki peran penting dalam membentuk kesehatan mental anak-anak mereka. Kebiasaan membentak anak memiliki dampak negatif yang serius pada kesehatan mental mereka, termasuk stres dan rendahnya rasa percaya diri anak. So, penting bagi orangtua untuk bersikap lebih sabar, ramah dan penuh cinta serta bijaksana ke anak demi tumbuh kembangnya yang lebih baik. Semoga informasi ini bermanfaat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading