Sukses

Parenting

Pendidikan Anti-Bullying, Pola Asuh 3 yang Bisa Kamu Lakukan untuk Stop Bullying

Fimela.com, Jakarta Bullying adalah tindakan agresi yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang yang lebih lemah atau kecil. Bullying ini bisa terjadi dimana saja, seperti di sekolah, tempat kerja, dan bahkan rumah sendiri. Bukan hanya itu pelaku bullying bahkan dapat berkedok muka lucu dan umur yang masih muda.

Sebagai seorang orangtua, pastinya kita tidak akan merasa senang dan bangga saat mengetahui bahwa anak kita adalah pelaku bullying. Cara yang benar untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan cara mendidik mereka dengan cara yang benar serta memberikan gambaran dan batasan. Bukan hanya itu, kamu juga wajib untuk menghukum mereka ketika mereka melakukan bullying.

Faktanya bullying dapat memberikan dampak negatif untuk korban, bukan hanya sekedar mental dan fisik yang rusak, bullying dapat menyebabkan kematian. Salah satu contoh kasusnya adalah Fatir, anak SD yang meninggal karena dibully orang siswa/i lain di sekolahnya. Bukan karena melakukan hal yang sesuai norma, tetapi dia meninggal karena kekerasan fisik yang dialaminya.

Ajari untuk Memahami Bullying

Menurut Kidshealth.org, anak-anak melakukan intimidasi karena berbagai alasan, seperti merasa tidak aman, ingin merasa lebih penting, atau tidak tahu bahwa itu salah. Dalam beberapa kasus, penindasan merupakan bagian dari pola perilaku agresif. Anak-anak ini mungkin perlu belajar mengelola emosi dan keterampilan sosial mereka.

Anak-anak lain meniru perilaku yang mereka lihat di rumah atau dari orang lain yang mereka anggap penting. Jika kamu melihat intimidasi, jangan berdiam diri. Kamu bisa menegur pelaku intimidasi atau melapor kepada orang dewasa yang dipercaya.

Kamu juga bisa menjadi teman yang baik bagi anak-anak yang menjadi korban intimidasi. Biarkan mereka tahu bahwa kamu ada untuk mereka. Dengan bekerja sama, kita dapat membantu mengakhiri intimidasi.

 

 

Bangun Rasa Empati

Dilansir oleh Verywellfamily.com,  banyak pelaku bullying pada dasarnya memang kurang memiliki rasa empati. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mematikan niat bullying adalah dengan cara membangun dan berupaya untuk membantu anak untuk mengembangkan rasa empati. Hal ini kamu bisa lakukan dengan cara membantu mereka menyadari bagaimana perilaku mereka dapat mempengaruhi orang lain. Selalu ingat untuk bertanya kepada si kecil tentang bagaimana perasaan mereka ketika mereka yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Tunjukan juga perihal bagaimana cara si kecil bisa lakukan untuk membantu anak yang mendapatkan perilaku bullying.

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Untuk memahami perasaan orang lain, anak perlu terlebih dahulu memahami perasaannya sendiri. Ketika anak bisa mengidentifikasi perasaannya sendiri, maka ia akan lebih mampu mengidentifikasi perasaan orang lain. Misalnya, anak merasa sedih, maka ia akan lebih mampu memahami perasaan sedih orang lain.

 

 

Ketahui Pertemanan Si Kecil

Dilansir oleh Verywellfamily.com, pertemanan dapat menjadi alasan kenapa anak bisa menjadi seorang bully. Alangkah baiknya kamu mengetahui siapa saja teman-teman si kecil. Caranya adalah dengan, Mengundang teman anakmu ke rumah untuk melakukan beberapa aktivitas, seperti sleepover, makan malam bersama, atau sekedar mengantarkan teman si kecil ke rumahnya juga sudah cukup. 

Saat mengantar atau menjemput anakmu, ajak mereka ngobrol. Tanyakan tentang teman-teman mereka, sekolah, dan apa yang mereka sukai. Kamu bisa belajar banyak tentang mereka dari obrolan ini.

Jika anakmu berteman dengan orang yang menyakiti orang lain, bicarakan dengan mereka. Jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk berteman dengan orang yang berbeda, tetapi tidak apa-apa untuk menolak berteman dengan orang yang buruk.

Beri tahu anakmu bahwa kamu akan selalu ada untuk mereka, dan bahwa kamu akan membantu mereka jika mereka merasa tidak nyaman dengan persahabatan mereka.

Berikut adalah beberapa tips untuk berbicara dengan anakmu tentang persahabatan yang beracun:

Pilih waktu dan tempat yang tenang dan nyaman.        Dengarkan apa yang anakmu katakan.         Jangan menghakimi atau menyalahkan anakmu.        Fokus pada perilaku, bukan pada orangnya.         Berikan anakmu pilihan.          Beri tahu anakmu bahwa kamu akan selalu ada untuk mereka.Dengan berbicara dengan anakmu tentang persahabatan yang beracun, kamu dapat membantu mereka untuk membuat keputusan yang sehat tentang teman-teman mereka.

 

 

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading