Sukses

Parenting

5 Rahasia Sederhana agar Balita Tumbuh Cerdas dan Percaya Diri

Fimela.com, Jakarta Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, percaya diri, dan mampu beradaptasi dengan baik dan sehat di lingkungan tempat mereka tumbuh dan berkembang. Kabar baiknya, kecerdasan balita tidak hanya ditentukan oleh faktor bawaan, tetapi juga bisa terus diasah sejak dini melalui stimulasi yang sederhana namun efektif. 

Faktanya, masa balita adalah periode emas di mana perkembangan otak berjalan sangat pesat. Di momen inilah orang tua memiliki kesempatan besar untuk memberikan rangsangan yang tepat agar si kecil tumbuh maksimal, baik secara kognitif, emosional, maupun sosial.

Lalu, kita bertanya-tanya apa saja kebiasaan atau kegiatan yang bisa orang tua lakukan agar balita tumbuh semakin cerdas dan percaya diri? Nah, dari kebingungan inilah muncul artikel yang luar biasa ini untuk memberitahukan beberapa rahasia yang sudah dirangkum dari sumber terpercaya babycenter.com. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Bicaralah dengan Bersemangat

Tahukah kamu? Pada usia 18 bulan hingga 2 tahun, sebagian besar balita sudah mulai mempelajari sekitar satu kata baru setiap minggu dan kemudian mampu menguasai 50 hingga 100 kata saat usianya menginjak 2 tahun. Hal tersebut juga disampaikan oleh Tracy Cutchlow, editor Brain Rules for Baby, semakin sering orang tua berbicara dengan anaknya, semakin kaya pula kosakata yang akan dikuasai balita.

Salah satu tips efektif yang disarankan oleh para ahli adalah membiasakan diri "menceritakan kegiatan sehari-hari yang kamu lakukan". Artinya, ajak balita berbicara sambil melakukan aktivitas sehari-hari lainnya di rumah. Misalnya, saat kamu mencuci piring, memasak, atau melipat pakaian, jelaskan apa yang sedang kamu kerjakan pada mereka. Dengan cara ini, balita akan secara alami bisa mendengar dan langsung mengikuti beragam kata baru tanpa merasa sedang belajar.

Jangan lupa untuk rajin membacakan buku pada balita, ya! Bermain peran saat membacakan cerita, seperti menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap karakter, akan membuat balita semakin antusias mendengarkannya dan pastinya mereka akan sangat senang. Yang terpenting, pastikan balita mendengar bahasa yang lancar dari manusia secara langsung, bukan hanya dari layar ponsel saja. Menurut Cutchlow, percakapan nyata jauh lebih efektif dibandingkan video yang cenderung terlalu cepat dan minim interaksi.

Dengan membangun kebiasaan komunikasi yang kaya dan variatif, kamu sedang menanamkan fondasi penting bagi balita untuk memiliki kemampuan membaca, menulis, dan mengeja yang lebih baik di kemudian hari.

2. Ajarkan ABC Emosi Sejak Dini

Kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan akademis bagi balita. Menurut Ross Flom, profesor psikologi dan ilmu saraf dari Brigham Young University, menekankan bahwa kemampuan membaca isyarat emosional menjadi bekal penting dalam kehidupan sosial anak, bahkan sejak usia mereka masih hitungan bulan.

Orang tua dapat membantu anak mengenal emosi melalui kejadian sehari-hari. Misalnya, saat balita bermain di taman dan tiba-tiba tersenggol oleh anak lain yang tidak sengaja menabraknya, kamu sebagai orang tua bisa langsung membantu balita memahami situasinya dengan cekatan. Katakan dengan tenang, "Oh, itu kecelakaan, ya." Kalimat sederhana seperti ini membantu anak membedakan mana yang disengaja dan mana yang tidak, sehingga anak tidak mudah marah atau menyimpan dendam pada temannya sendiri.

Begitu pula dengan emosi positif. Saat balita berbagi mainan dengan temannya, jangan lupa memberi apresiasi. Ucapkan, "Lihat, temanmu jadi senang saat kamu mau berbagi dengan mereka." Keterampilan menghubungkan perasaan dengan tindakan ini akan membangun kecerdasan emosional yang sangat berguna bagi anak, baik di lingkungan sosial maupun akademis.

Mengajarkan balita memahami dan mengelola emosi sejak dini akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, percaya diri, dan mampu bersosialisasi dengan baik di masa depan. 

3. Bermainlah dengan Cerdas

Sahabat Fimela, permainan bukan hanya sekadar hiburan bagi balita, tetapi juga sarana penting untuk membangun kecerdasan dan keterampilan mengendalikan diri. Menurut Tracy Cutchlow, editor Brain Rules for Baby, permainan dramatis yang melibatkan orang dewasa sangat efektif dalam melatih kontrol impuls dan pengaturan diri pada anak. Oleh karena itu, mulai sekarang cobalah lakukan permainan sederhana yang memperkenalkan konsep berlawanan pada mereka. Misalnya, tunjukkan gambar matahari kepada balita, lalu minta mereka menyebutkan "bulan" sebagai kebalikannya. Permainan ini dapat membantu anak berhenti sejenak, berpikir, dan tidak serta-merta menjawab secara otomatis. Jika balita belum siap dengan permainan verbal, kamu  juga bisa mencoba permainan ritme. Contohnya, kamu menepuk drum sekali, lalu minta anak menepuknya dua kali. Dengan begitu, bermain bersama anak akan lebih menyenangkan sekaligus memberinya pelajaran berharga.

Permainan seperti ini ideal untuk anak usia 3 hingga 4 tahun. Tujuannya adalah agar anak mampu menahan dorongan spontan dan belajar mempertimbangkan respons mereka. Menariknya, kontrol impuls ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan matematika yang lebih baik dan fungsi eksekutif otak, seperti merencanakan, menetapkan tujuan, dan menyelesaikan tugas. Keterampilan penting yang bahkan lebih menentukan kesuksesan akademis dibandingkan IQ.

4. Ciptakan Ruang Bermain yang Kreatif

Jika ingin mendukung kecerdasan balita, kamu tidak perlu mengisi ruang bermain dengan mainan mahal dan banyak. Menurut John Medina, ahli biologi molekuler perkembangan sekaligus penulis Brain Rules for Baby, justru menyarankan untuk menghadirkan ruang yang sederhana namun memancing kreativitas di dalamnya, sehingga anak-anak bisa mengeksplornya sendiri. 

Balita butuh ruang yang merangsang imajinasi, bukan sekadar mainan berteknologi yang canggih saja. Medina bahkan menyebutkan bahwa kotak kosong, krayon, atau balok kayu bisa jadi mainan terbaik untuk mendukung perkembangan anak.  Jadi, mulai sekarang yuk, biarkan anak kita mengeksplorasi, mencoba, dan berkreasi tanpa batasan apapun di rumah. 

5. Arahkan dan Libatkan Jari

Pada usia sekitar 9 bulan, balita sudah mulai mengikuti isyarat non-verbal seperti arah jari orang tua. Diungkapkan oleh Ross Flom, profesor psikologi dari Brigham Young University, menjelaskan bahwa aktivitas menunjuk ini merupakan awal dari perkembangan keterampilan komunikasi yang disebut joint attention atau perhatian bersama yang tentunya baik untuk anak-anak. 

Kita bisa ambil contoh sederhananya, saat kamu menunjuk truk mainan sambil menyebutkan, "Itu truk," balita akan mulai belajar mengaitkan kata dengan objek yang kamu tunjuk. Interaksi ini terbukti dapat mempercepat perkembangan bahasa dan kemampuan kognitif anak.

Aktivitas ini juga bisa semakin dikembangkan dalam berbagai situasi, seperti saat berjalan-jalan di kebun binatang. Tunjuklah hewan yang kalian lihat, lalu bicarakan bersama sepanjang jalan. Misalnya, "Lihat, itu harimau, badannya besar, warnanya oranye dan belang-belang." Kegiatan seperti ini memperkuat perkembangan sosial, kognitif, sekaligus kemampuan bahasa balita.

Itulah tadi, 5 rahasia sederhana agar balita tumbuh cerdas dan percaya diri yang bisa kamu terapkan di rumah. Selamat mencoba, ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading