Sukses

Parenting

Mengapa Anak Tiba-Tiba Suka Melawan? Ini Penjelasan dan Cara Bijak Menghadapinya

Fimela.com, Jakarta Mom, mendengar anak berteriak dan memberontak akan semua yang kita katakan tentu menjadi hal yang sangat melelahkan secara emosional. Apalagi jika perubahan sikap ini datang secara tiba-tiba. Si kecil yang biasanya penurut dan bersikap manis, kini mulai sering membantah, tidak mau diatur, bahkan menantang aturan-aturan yang selama ini ia ikuti dengan baik. Situasi ini tentu bisa membuat orangtua bingung dan frustrasi, terutama saat kita tidak tahu penyebab pastinya.

Namun, penting untuk diingat bahwa fase anak yang suka melawan bukan berarti anak menjadi 'nakal' atau 'kurang ajar'. Justru, di balik perubahan perilaku ini, ada proses penting dalam tumbuh kembang anak yang sedang berlangsung. Fase ini bisa menjadi bagian dari usaha mereka dalam membentuk identitas, belajar mandiri, dan memahami batasan-batasan di dunia sosial. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, Mom bisa mendampingi si kecil melewati fase ini tanpa harus terus berada dalam konflik yang berkepanjangan.

Berikut ini Fimela telah rangkum beberapa penyebab umum mengapa anak bisa tiba-tiba menunjukkan sikap melawan, sekaligus cara bijak untuk menghadapinya.

Anak Sedang Mengeksplorasi Kemandirian

Pada usia tertentu, terutama saat balita dan masa pra-sekolah, anak mulai memiliki keinginan sendiri dan ingin lebih mandiri dalam mengatur dirinya. Sikap melawan bisa menjadi bagian dari eksplorasi atas otonomi tersebut. Jadi, ketika si kecil mulai menolak bantuanmu, bukan berarti ia tidak menghargai peran Mom sebagai orang tua. Mereka hanya sedang belajar mengambil kendali atas pilihan-pilihan kecil dalam hidupnya.

Cara bijak menghadapinya adalah dengan memberikan anak ruang untuk memilih. Seperti misalnya, membiarkan mereka menentukan baju yang ingin dikenakan atau makanan yang ingin dimakan. Dengan memberikannya pilihan dalam garis batas aman, Mom tetap bisa memberikan arahan tanpa menghilangkan kesempatan mereka untuk belajar mengambil keputusan sendiri. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak merasa dihargai, tetapi juga melatih kepercayaan diri dan kemampuan berpikir mandiri mereka.

Mengamati dan Meniru Lingkungan Sekitar

Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka belajar banyak dari lingkungan sekitarnya, baik itu teman sebaya, orang dewasa, maupun dari tontonan yang mereka lihat setiap hari. Tanpa benar-benar memahami konteksnya, anak bisa meniru perilaku yang ia amati, termasuk cara berbicara, menyelesaikan masalah, bahkan bagaimana seseorang bereaksi saat menghadapi situasi tertentu. Jika mereka melihat orang lain sering melawan atau berdebat dengan nada tinggi, mereka bisa menyerap perilaku tersebut dan menggunakannya sebagai cara berekspresi.

Cara bijak menghadapinya adalah dengan menjadi contoh yang sehat di rumah. Anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Saat Mom menunjukkan bagaimana menyelesaikan konflik dengan cara yang tenang, terbuka, dan penuh penghargaan terhadap lawan bicara, anak akan memahami bahwa perbedaan pendapat bisa disampaikan dengan baik tanpa harus bertengkar.

Kebutuhan untuk Mendapatkan Perhatian

Terkadang, anak melawan bukan karena benar-benar ingin bertentangan dengan orang tua, tetapi karena ia ingin mendapatkan perhatian. Ketika si kecil merasa kamu terlalu sibuk atau kurang terlibat dalam kegiatannya, ia mungkin akan mencari cara agar diperhatikan, termasuk dengan melakukan perilaku yang dianggap ‘negatif’. Sebenarnya, ini adalah bentuk komunikasi dari anak untuk menyampaikan bahwa ia membutuhkan lebih banyak keterlibatan dan kehangatan dari orang tua. 

Cara bijak menghadapinya adalah dengan meluangkan waktu khusus setiap hari untuk berbicara atau bermain bersama anak tanpa adanya distraksi. Bisa dengan membaca buku bersama, bermain bersama, atau sekadar ngobrol tanpa gangguan ponsel atau pekerjaan.

Selain mempererat ikatan emosional, interaksi positif yang dilakukan secara konsisten juga akan membantu anak merasa lebih diperhatikan dan dihargai. Dengan begitu, kebutuhan anak untuk menarik perhatian melalui perilaku menantang akan berkurang dengan sendirinya.

Aturan Rumah yang Tidak Konsisten

Anak membutuhkan struktur dan konsistensi dalam kesehariannya untuk merasa aman dan nyaman. Jika aturan di rumah sering berubah dan tidak konsisten, anak bisa merasa bingung dan kehilangan pegangan dalam memahami batasan yang harus diikuti. Akibatnya, mereka akan melawan sebagai bentuk protes terhadap ketidakjelasan tersebut.

Ketika anak tidak tahu mana aturan yang harus selalu diikuti dan mana yang kadang bisa diabaikan, mereka cenderung menguji batasan tersebut dengan cara yang menantang. Ini bukan karena mereka ingin berbuat salah, melainkan karena mereka ingin mencari kepastian tentang apa yang sebenarnya diharapkan dari mereka.

Cara bijak menghadapinya adalah dengan membuat aturan atas kesepakatan yang jelas dan mudah dipahami oleh anak, lalu menerapkannya secara konsisten. Selain itu, penting untuk menetapkan konsekuensi dari setiap pelanggaran dengan cara yang tenang dan tanpa ancaman. Ketika aturan dijalankan dengan konsisten dan anak tahu apa yang diharapkan darinya, mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dan belajar bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Mom, menghadapi anak yang sedang melalui fase 'suka melawan' memang menantang. Tapi di balik semua sikap keras kepala itu, anak hanya sedang mencari jalannya untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Dengan kesabaran dan komunikasi yang baik, kamu bisa menjadi support system terbaik bagi si kecil dalam menghadapi masa-masa ini. Semangat, Mom!

Because every female is Fimela.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading