Fimela.com, Jakarta Ketika ribuan anak berlomba untuk mendapatkan peran di serial Harry Potter versi terbaru, hanya segelintir yang terpilih dan akan merasakan dunia yang serba berbeda. Popularitas mungkin tampak glamor dari luar, tapi di baliknya ada risiko besar yang kerap tak terlihat. Bagi Chris Watson, ayah dari Emma Watson—sosok yang tumbuh besar sebagai Hermione Granger—situasi ini adalah sesuatu yang tidak bisa disepelekan.
Dalam wawancaranya seperti yang dimuat di laman Independent, Chris Watson memberi nasihat yang penting. Ia memberi peringatan yang tegas tetapi penuh kasih: ketika seorang anak menjadi terkenal, orang tua bukan hanya menjadi pengawal jadwal, tapi juga penjaga keseimbangan hidup anak. Bukan pencapaian yang paling penting, melainkan bagaimana anak tetap utuh sebagai manusia di tengah hiruk pikuk sorotan publik.
Advertisement
Pesan Menyentuh Ayah Emma Watson: Bekal Penting untuk Orang Tua Saat Anak Mulai Terkenal
Menjadi terkenal di usia muda memang terdengar seperti mimpi yang jadi kenyataan. Tapi di balik gemerlap dunia hiburan, ada tanggung jawab besar yang tidak boleh dianggap remeh.
Chris Watson, ayah dari Emma Watson—aktris yang dikenal lewat peran ikoniknya sebagai Hermione Granger di film Harry Potter—baru-baru ini berbagi pesan penting bagi orang tua yang anaknya mulai dikenal publik.
Chris memberikan pesan ini setelah diumumkan tiga pemeran utama dalam serial Harry Potter versi terbaru: Dominic McLaughlin sebagai Harry, Arabella Stanton sebagai Hermione, dan Alastair Stout sebagai Ron. Mereka dipilih dari lebih dari 30.000 anak yang mengikuti audisi, dan hidup mereka diperkirakan akan berubah besar-besaran ke depannya.
Dalam wawancaranya dengan Times Radio seperti yang dimuat di laman Independent, Chris berkata, "Sebagai orang tua, Anda harus merasa khawatir. Karena ini bisa jadi situasi yang sulit, baik bagi anak maupun orang tuanya."
Menurutnya, menjaga keseimbangan adalah kunci. Di rumah, ia memilih untuk menjauh dari dunia hiburan agar Emma tetap rendah hati. "Saya sendiri tidak terlalu menonton film, dan hal itu justru membuat hidup kami di rumah tetap sederhana," ujarnya.
Pesan ini tidak hanya ditujukan kepada orang tua anak-anak di serial Harry Potter saja, tapi kepada semua orang tua yang anaknya mulai dikenal banyak orang.
Terkenal bukan berarti harus kehilangan arah. Justru inilah saatnya orang tua hadir penuh untuk menjaga anak tetap sehat, waras, dan merasa dicintai bukan karena popularitasnya, tapi karena siapa dirinya yang sebenarnya.
Isaac Hempstead Wright, aktor cilik yang dulu berperan sebagai Bran di Game of Thrones, juga memberi semangat untuk para aktor muda ini. Ia mengatakan mereka harus menikmati setiap detik perjalanan ini dan menggunakan kesempatan yang datang sebaik-baiknya. "Saya bisa pergi ke negara mana pun dan ada saja orang yang senang menyapa saya. Rasanya dunia jadi lebih kecil dan penuh warna," katanya.
Walaupun demikian, meskipun dunia terasa lebih kecil, tanggung jawab yang diemban bisa terasa sangat besar. Dan di sinilah peran keluarga, terutama orang tua, jadi kunci.
Chris Watson memberi contoh nyata bahwa ketenaran bisa tetap indah bila keluarga tetap menjadi tempat yang hangat dan sederhana, tempat anak bisa jadi dirinya sendiri tanpa topeng, tanpa tekanan.
Sahabat Fimela, tak ada formula pasti untuk menjadi orang tua yang sempurna. Tapi seperti yang dicontohkan oleh ayah Emma Watson, hadir sepenuh hati dan menjaga anak tetap dekat dengan nilai-nilai kehidupan yang nyata adalah langkah awal terbaik. Karena pada akhirnya, yang paling dibutuhkan seorang anak bukanlah tepuk tangan dunia, melainkan pelukan hangat dari rumah yang tulus dan penuh kasih.
Membantu Anak Mengelola Waktu dengan Lebih Bijak
Sahabat Fimela, dunia hiburan memang tidak kenal waktu. Namun anak tetaplah anak, yang butuh tidur cukup, waktu bermain, dan rutinitas harian yang menenangkan. Meski terlibat dalam proyek besar, mereka tetap harus diberi ruang untuk menjalani hari seperti anak-anak lain seusianya.
Mengatur ulang jadwal agar tidak terlalu padat, memberikan waktu untuk istirahat, dan menjaga aktivitas di luar syuting tetap ringan adalah bentuk perlindungan yang nyata. Jika rutinitas terlalu dikacaukan oleh pekerjaan, dampaknya bukan hanya fisik, tapi juga emosional.
Menjaga keseimbangan inilah yang membuat mereka tidak kehilangan momen penting dalam tumbuh kembangnya. Dunia boleh ramai, tapi kehidupan pribadi harus tetap sederhana dan manusiawi.
Advertisement
Buat Batasan-Batasan yang Sehat
Ada titik di mana terlalu banyak perhatian justru membuat anak kehilangan identitas. Terlalu sering tampil di depan umum atau media sosial bisa membuat mereka bingung membedakan antara diri mereka yang asli dan yang dilihat publik. Orang tua bisa mengambil peran penting dengan menetapkan batasan sejak awal.
Tak semua hal harus diumbar. Tak semua kesempatan tampil harus diambil. Pilah mana yang esensial dan mana yang bisa dilewatkan. Ini bukan tentang menutup-nutupi, tapi tentang menjaga ruang tumbuh yang sehat.
Saat kehidupan pribadi tetap dilindungi, anak punya tempat untuk bernapas tanpa harus “berperan” setiap saat. Di situlah mereka belajar bahwa hidup bukan tentang validasi eksternal, melainkan kenyamanan menjadi diri sendiri.
Dengarkan Suara Hati Anak yang Terdalam
Sahabat Fimela, komunikasi sehat bukan hanya soal banyak bicara. Yang terpenting adalah mendengarkan—bukan hanya kata-kata, tapi juga bahasa tubuh, ekspresi, dan perubahan sikap. Anak mungkin tak selalu pandai menyuarakan beban di hatinya, tapi mereka selalu memberi sinyal.
Tugas orang tua adalah hadir sepenuhnya. Menyediakan waktu tanpa distraksi untuk benar-benar menyimak apa yang sedang dirasakan anak. Bukan untuk mengoreksi atau memberi solusi cepat, tapi untuk memahami dan menguatkan.
Saat anak merasa bisa bicara tentang apapun tanpa takut dihakimi, mereka akan menjadikan keluarga sebagai tempat berlindung. Dan itu jauh lebih berharga dari semua pencapaian yang bisa mereka raih.
Advertisement
Dampingi Anak di Setiap Pilihan dan Langkah Hidupnya
Setiap proyek besar membawa keputusan yang besar pula. Kontrak kerja, jadwal ketat, hingga ekspektasi publik bisa datang silih berganti. Meski anak tampak percaya diri, bukan berarti mereka siap menanggung semuanya sendiri. Di sinilah pendampingan orang tua menjadi krusial.
Sahabat Fimela, bukan berarti orang tua harus menentukan segalanya. Namun hadir dalam setiap proses pertimbangan akan memberi rasa aman. Anak merasa tidak sendiri saat harus memilih, dan tahu bahwa mereka punya sandaran.
Hal-hal besar tidak selalu ditentukan oleh kecerdasan, tapi oleh rasa tenang saat menjalaninya. Dan ketenangan itu muncul dari dukungan emosional yang stabil dari orang tua yang tahu kapan memimpin, kapan menemani, dan kapan memberi ruang.