Fimela.com, Jakarta Di balik tawa ceria seorang anak, kadang tersimpan kehangatan dari pelukan sosok yang tak melahirkan mereka, tapi mencintai sepenuh jiwa. Selain orangtua, kehadirannya mampu menjadi salah satu tempat paling aman untuk pulang. Sosok itu adalah tante, yang bukan sekadar anggota keluarga, tapi lentera kecil yang menerangi hari-hari anak dengan kasih, membisikkan kekuatan lewat cinta tanpa syarat, dan menumbuhkan keyakinan bahwa mereka layak dicintai apa adanya.
Sahabat Fimela, mungkin tidak semua orang menyadari bahwa cinta tulus dari seorang tante bisa menjadi penyangga penting dalam perkembangan mental dan emosional anak. Dalam keluarga yang penuh kasih, kehadiran tante bukan sekadar figuran, melainkan bisa menjadi panutan, pelindung, bahkan penyembuh luka batin yang menguatkan.
Advertisement
Louis dan Sophie: Cinta yang Tulus dan Memberi Rasa Nyaman
Salah satu contoh paling menyentuh datang dari kehidupan keluarga kerajaan Inggris. Dalam acara Trooping the Colour, seperti yang dikutip dari laman Dailymail.co.uk, Pangeran Louis—anak berusia tujuh tahun—tampil begitu ceria dan tampak bahagia saat berada di sisi Sophie, Duchess of Edinburgh. Meskipun acara itu penuh protokol dan kemegahan, Sophie hadir sebagai sosok tante yang lembut, penuh perhatian, dan menyenangkan.
Sophie tidak hanya menjaga, tapi juga bermain, bercanda, bahkan tertawa bersama Louis. Momen-momen itu memancarkan rasa aman yang begitu kuat.
Louis bisa menjadi dirinya sendiri dengan nyaman. Di balik balkon megah Istana Buckingham, seoarang anak tetaplah butuh ruang ekspresi yang hangat. Dan Sophie memberikan itu.
Di balik layar, Sophie juga dikenal sebagai pendukung setia keluarga Wales. Saat Kate Middleton berjuang menghadapi kanker, Sophie menjadi sumber dukungan emosional yang tidak tergantikan. Kehadirannya tak hanya penting untuk Louis, tapi juga menjadi kekuatan bagi orang-orang yang ia cintai. Dari situ kita belajar, bahwa cinta seorang tante bisa menjadi penguat anggota keluarga lainnya.
Lebih dari Sekadar Keluarga, Tante adalah Ruang Aman Anak
Anak-anak masa kini hidup dalam tekanan yang tak sedikit.
Tugas sekolah, tuntutan sosial, ekspektasi orang tua—semuanya bisa membuat mereka kehilangan ruang aman untuk sekadar menjadi diri sendiri. Di sinilah peran tante menjadi luar biasa penting. '
Seorang tante mungkin bukan orang tua yang harus bersikap disiplin, tapi juga bukan teman sebaya yang belum cukup dewasa. Tante berada di tengah: cukup dekat untuk dipahami, cukup dewasa untuk dipercaya.
Dengan kehadiran tante yang suportif, anak tidak hanya belajar tentang cinta, tapi juga tentang kepercayaan, rasa hormat, dan keberanian menjadi diri sendiri. Kehadiran seperti ini bisa menjadi "investasi" emosional jangka panjang yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak.
Advertisement
Dari Layar Kaca ke Kehidupan Nyata: Jung So Min dan Pelukan Hangatnya
Dunia hiburan mungkin penuh sorot lampu dan kesibukan tanpa henti, tapi di antara semua itu, aktris Korea Selatan Jung So Min justru memperlihatkan sisi keseharian dan kepribadiannya yang penuh kasih sayang.
Di kanal YouTube pribadinya, ssomday, So Min kerap membagikan momen sederhana tapi menyentuh bersama keponakannya.
Mulai dari bermain, memasak, sampai berjalan-jalan, So Min menunjukkan bahwa menjadi tante bukan perkara besar kecilnya hadiah, tapi bagaimana hadir dengan cinta yang konsisten. Dari matanya yang penuh kelembutan, hingga senyumnya yang tulus, tampak jelas bahwa ia menikmati peran tersebut sepenuh hati.
Keponakan Jung So Min tumbuh dalam suasana penuh kehangatan. Tanpa tekanan, tanpa tuntutan yang membebani.
Dan dari hubungan Jung So Min dan keponakannya, kita belajar bahwa kedekatan tante-keponakan tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tapi juga membentuk karakter anak menjadi pribadi yang lebih utuh dan percaya diri.
Mona Ratuliu: Cinta yang Terus Bertumbuh
Setelah meninggalnya sang ibu karena COVID-19, Balint Daniyal Zabdan Ratuliu—keponakan Mona—tinggal bersamanya dan diasuh sepenuh hati.
Mona tidak hanya memberikan tempat tinggal bagi Balint, tetapi juga memberikan pelukan hangat dan cinta yang tidak kalah dalam dari kasih seorang ibu. Cinta itu tumbuh alami, dan hadir sebagai respons dari empati yang tulus.
Hubungan mereka membuktikan bahwa ketika keluarga bersedia hadir sepenuhnya, anak yang mengalami kehilangan bisa tetap tumbuh dalam kebahagiaan.
Mona menjadi panutan bagi banyak orang bahwa menjadi tante bukan tugas sampingan, melainkan bisa menjadi panggilan jiwa untuk hadir, mencintai, dan membentuk masa depan anak yang mungkin sedang kehilangan arah.
Perjalanan hidup anak-anak bukan hanya ditentukan oleh orang tua. Mereka butuh lebih banyak cinta, lebih banyak tempat aman, dan lebih banyak figur dewasa yang hadir tanpa menghakimi. Kehadiran tante bisa menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan itu.
Seorang tante bisa menjadi suara lembut yang menguatkan, pelukan diam-diam yang menyembuhkan, dan cermin bijak yang membuat anak belajar mencintai dirinya sendiri.
Tante yang baik bukan hanya memberi waktu, tapi memberi hati. Tahu kapan harus diam mendengar, kapan harus tersenyum memberi semangat, dan kapan harus berdiri di belakang sebagai penyokong yang tak pernah goyah. Kehadiran tante bahkan bisa menjadi titik balik dalam kehidupan anak, seperti membantu mereka bangkit, berkembang, dan bersinar.
Mereka bukan sekadar tambahan dalam struktur keluarga. Mereka adalah inti dari lingkaran cinta yang membuat anak merasa utuh. Karena pada akhirnya, anak yang tumbuh dalam kasih sayang dari banyak arah akan lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih berani menjadi dirinya sendiri.
Sahabat Fimela, mari kita apresiasi sosok tante yang telah memilih untuk hadir sepenuh hati. Karena dalam pelukan mereka, sering kali seorang anak menemukan kekuatan yang tidak mereka tahu mereka miliki. Dan jika kamu adalah seorang tante, yakinlah: kehadiranmu bisa menjadi alasan seorang anak tumbuh bahagia, berani, dan penuh cinta.