Sukses

Parenting

Mengasah Kreativitas Anak: Manfaat Doodle untuk Ekspresi Emosi dan Imajinasi

ringkasan

  • Doodle adalah cara yang efektif bagi anak-anak untuk mengeksplorasi emosi dan pengalaman mereka melalui ekspresi visual yang spontan dan bebas.
  • Doodle membantu anak-anak memvisualisasikan emosi mereka melalui gambar, warna, dan bentuk, memberikan wawasan berharga bagi orang tua dan pengasuh.
  • Festival LittleDoodle memberikan ruang bagi anak-anak untuk menyalurkan rasa ingin tahu, mengasah kreativitas, dan membangun kepercayaan diri melalui permainan seru dan eksplorasi seni.

Fimela.com, Jakarta Doodle, atau corat-coret, adalah bentuk ekspresi visual spontan yang memberikan kebebasan bagi anak-anak. Aktivitas ini menjadi alat efektif untuk mengasah kreativitas anak, membantu mereka mengeksplorasi emosi dan pengalaman. Lantas, bagaimana doodle dapat memengaruhi perkembangan emosional dan imajinasi anak-anak? Apa saja manfaatnya dalam mendukung pertumbuhan mereka?

Tidak ada batasan usia pasti kapan seorang anak mulai bisa merasakan manfaat doodle. Namun, secara umum, anak-anak usia prasekolah (sekitar 3-5 tahun) sudah dapat mulai diperkenalkan dengan kegiatan ini. Pada usia ini, mereka mulai mengembangkan kemampuan motorik halus dan koordinasi mata-tangan yang diperlukan untuk memegang alat tulis dan membuat coretan sederhana. Lebih dari sekadar aktivitas menyenangkan, doodle menjadi jendela bagi anak-anak untuk memahami dan mengungkapkan dunia di sekitar mereka.

Doodle menawarkan ruang aman bagi anak-anak untuk berekspresi tanpa rasa takut salah. Berbeda dengan bentuk seni lain yang seringkali menuntut hasil akhir sempurna, doodle tidak memiliki aturan atau ekspektasi tertentu. Kebebasan ini memungkinkan anak-anak bereksplorasi dengan imajinasi mereka, menciptakan dunia visual unik yang mencerminkan pikiran dan perasaan mereka.

Doodle: Media Ekspresi Emosi yang Aman

Salah satu manfaat utama doodle adalah kemampuannya sebagai media ekspresi emosi yang aman. Anak-anak seringkali kesulitan mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata, terutama ketika emosi tersebut kompleks atau membingungkan. Doodle memberi mereka cara untuk memvisualisasikan emosi tersebut melalui gambar, warna, dan bentuk.

Garis-garis tajam dan warna gelap dalam doodle mungkin mencerminkan kemarahan atau kesedihan, sementara bentuk bulat dan warna cerah dapat menunjukkan kebahagiaan atau ketenangan. Dengan mengamati doodle anak, orang tua dan pengasuh dapat memperoleh wawasan berharga tentang perasaan mereka yang mungkin tidak diungkapkan secara verbal.

Proses membuat doodle itu sendiri juga dapat memberikan efek terapi. Gerakan tangan yang spontan dan bebas membantu anak-anak melepaskan ketegangan emosional dan memproses pengalaman yang menantang. Efek ini mirip dengan terapi seni, di mana ekspresi kreatif digunakan untuk membantu individu mengatasi masalah emosional dan psikologis.

Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi Anak

Selain sebagai media ekspresi emosi, doodle juga berperan penting dalam meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Saat membuat doodle, anak-anak bebas berkreasi tanpa batasan. Mereka dapat menciptakan karakter-karakter lucu, dunia fantasi, atau bahkan pola-pola abstrak yang unik.

Aktivitas ini merangsang otak untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan ide-ide baru. Semakin sering anak-anak melakukan doodle, semakin terlatih pula kemampuan mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif. Keterampilan ini sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari memecahkan masalah hingga menciptakan solusi baru.

Doodle juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak. Saat menggambar garis, bentuk, dan detail kecil, mereka melatih koordinasi mata dan tangan serta memperkuat otot-otot kecil di tangan mereka. Keterampilan ini penting untuk persiapan menulis dan aktivitas lain yang membutuhkan ketelitian.

LittleDoodle: Festival untuk Menginspirasi Kreativitas Anak

Untuk mendukung dan merayakan kreativitas anak, akan diadakan festival LittleDoodle yang didukung oleh Board of Doodlers, seniman, kreator seni visual, dan jenama lokal. Acara ini akan dimeriahkan oleh seniman remaja berbakat Jaimee Maulana, IP lokal dan internasional seperti Sylvanian Families dan Bobo Universe, serta workshop DIY arts & crafts dengan Paw Paw Land dan Play-Doh.

LittleDoodle akan hadir di Urban Cipete, Jakarta Selatan pada 26-29 Juni 2025. Acara ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk menyalurkan rasa ingin tahu, mengasah kreativitas, dan membangun kepercayaan diri melalui permainan seru dan eksplorasi seni. Jangan lewatkan kesempatan untuk membawa anak-anak Anda berpartisipasi dalam festival ini dan menyaksikan keajaiban kreativitas mereka!

 Setelah sukses melangsungkan Jakarta Doodle Fest (JDF) pada 2023 dan 2024, TFR News mengadaptasi konsep serupa yang relevan bagi anak-anak. JDF sendiri merupakan ajang selebrasi seni visual yang menawarkan creators’ market, workshop, art exhibition, hingga pertunjukan teater yang diadaptasi dari IP (intellectual property) & karya ilustrator lokal. 

Berlangsung selama empat hari, LittleDoodle menawarkan creators’ market dengan berbagai produk anak, workshop, brand activations, hingga permainan serta meet and greet bersama berbagai karakter favorit anak-anak, seperti Bobo dari Majalah Bobo dan The Sylvanian Families.

Seperti halnya JDF, LittleDoodle juga akan didukung dan diramaikan oleh Board of Doodlers (BoD) atau deretan seniman dan kreator seni visual lokal yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian main event LittleDoodle. Selain Junissa, ada pula Si Juki, Tuti & Friends, Jaimee Maulana, Maisie’s Journey, Toko Tucing, Punopals, Bola Ubi, Soleram, Hello Pitto, Mily&Me, dan masih banyak lagi yang karya-karyanya dapat ditemukan di creator’s market.

Tidak hanya itu, tahun ini LittleDoodle juga berkesempatan mendapatkan sebuah kehormatan dengan hadirnya Surono Subagio atau biasa disapa Pak Yoyok, ilustrator legendaris Majalah Bobo yang karyanya telah menemani anak-anak Indonesia lintas generasi. Pak Yoyok akan mengadakan sesi meet & greet pada hari terakhir LittleDoodle, yaitu Minggu (29/6).

Dengan diluncurkannya LittleDoodle, TFR berharap bisa menjangkau audiens yang lebih luas lagi untuk merayakan seni visual. “Melalui LittleDoodle, kita ingin mengajarkan anak-anak untuk mengapresiasi desain sejak dari usia dini, sehingga ke depannya akan ada regenerasi ilustrator dan desainer baru,” pungkas Christine  Laifa, Cofounder LittleDoodle.

Lebih dari wadah eksploratif seni, LittleDoodle 2025 juga menggandeng Save The Children yang hadir untuk memberikan ruang bagi anak-anak agar bebas berekspresi dan mengeksplorasi diri. Bram Marantika, Mental Health & Psychosocial Support Manager Save the Children Indonesia mengatakan, 

“Seni memiliki dampak besar bagi perkembangan anak, baik dari sisi motorik maupun kognitif. Aktivitas seperti menggambar atau mewarnai bisa melatih motorik halus, sementara menari melatih motorik kasar. Di sisi lain, kegiatan seperti mixing colors juga mengasah kemampuan berpikir serta membangun rasa percaya diri anak. Melalui program HEART (Healing & Education through Art), kami di Save The Children melatih guru dan anak untuk mengekspresikan diri lewat seni. Kami sangat senang bisa membawa semangat ini ke LittleDoodle.” 

Melalui kegiatan seperti menggambar, melukis, atau membentuk objek, anak-anak tidak hanya melatih koordinasi motorik halus, tetapi juga belajar membuat keputusan dan mengekspresikan emosi secara konstruktif. Penelitian dari Harvard University's Project Zero menunjukkan bahwa keterlibatan anak dalam kegiatan seni dapat meningkatkan kemampuan observasi, fokus, dan berpikir reflektif.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading