Banjir Bandang Pelaruga, Bukti Cuaca Ekstrem di Sumatera Utara?

Asnida Riani diperbarui 01 Jun 2016, 08:53 WIB

Fimela.com, Jakarta Belum juga pulih dari kejadian pahit di Air Terjun Dua Warna pada Minggu (15/5), banjir bandang kembali menghampiri salah satu tujuan wisata di Sumatera Utara, yakni Kolam Abadi Pelaruga. Setidaknya tiga orang terpaksa meregang nyawa akibat musibah di kawasan yang dikenal sebagai Green Canyon-nya Sumatera Utara tersebut.

Terjadi secara berturut-turut di lokasi yang tak terlalu jauh, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi curah hujan tinggi dan puting beliung berpotensi melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Karenanya, masyarakat diimbau waspada terhadap cuaca ekstrem.

"Kondisi cuaca di Sumut masih ekstrem. Apalagi bulan ini masih puncak musim hujan dan diperkirakan berlangsung hingga Juni. Curah hujan juga tinggi, walaupun terkadang bersifat lokal," kata Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan Sunardi, Senin (30/5/2016), sebagaimana diwartakan salah satu media online.

Sunardi memaparkan, puting beliung pun dapat melanda sejumlah kawasan di pesisir timur dan sebagian daratan tinggi, termasuk Simalungun dan Pakpak Bharat. "Tidak hujan bukan berarti aman. Kalaupun di tempat kita tidak hujan, bisa saja di hulu sudah hujan. Salah satu ciri yang dapat diwaspadai airnya berubah warna, seperti menjadi keruh. Jika itu terjadi, segera cari tempat aman," sambungnya.

Musibah banjir bandang di Pelaruga bukan jadi yang paling baru terjadi. Sebagaimana dilaporkan salah satu media online, baru-baru ini salah satu wilayah di Namorambe, Deliserdang, dilanda puting beliung. Sebanyak 32 rumah rusak dalam peristiwa itu.