5 Hal yang Tak Usah Kamu Cantumkan dalam CV

Karla Farhana diperbarui 25 Jul 2016, 18:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Curriculum Vitae atau yang biasa disebut dengan CV memang menjadi tempat 'pamer' kemampuan, profil, dan juga pengalaman saat kamu melamar kerja. Tak jarang, banyak orang yang cenderung melebih-lebihkan dirinya pada CV. Hal ini tak akan menjadi masalah jika masih masuk akal. Selain 'pamer' tadi, sebagian orang juga sering mencantumkan beberapa sifat yang memang dibutuhkan. 

Sayangnya, sebagian orang tidak benar-benar memikirkan sifat atau kata apa yang benar-benar mereka miliki. Tak sedikit pula orang mencantumkan sifat umum yang sebenarnya tak lagi perlu kamu cantumkan. Agar tak salah dan CV-mu dibilang standar, jangan cantumkan kelima hal di bawah ini. 

1. Pekerja keras. Mungkin, kamu ingin menunjukkan kalau kamu adalah orang yang selalu bekerja dengan keras. Tapi, well, semua perusahaan menginginkan karyawan yang pekerja keras. Jadi, rasanya kamu tak perlu lagi mencantumkan hal ini pada CV. 

2. Mampu bekerja sama. Kamu bekerja di sebuah perusahaan milik orang lain. Pastinya, ada karyawan lain juga yang akan bekerja bersamamu. Jadi, tak perlu lagi mengatakan kamu bisa bekerja sama dalam sebuah tim di perusahaan. 

3. Memerhatikan hal-hal kecil. Tak ada salahnya mengatakan kalau kamu sangat detail-oriented. Tapi, menuliskannya pada CV-mu hanya akan membuat pewawancara lebih memerhatikan tulisanmu pada CV dan surat lamaran. Intinya, kalau kamu ada kesalahan kecil pada CV, padahal kamu mengaku detail-oriented, kan enggak lucu. 

4. Nego gaji rasanya tak perlu kamu cantumkan pada surat lamaran atau bahkan CV. Semua orang pasti tahu, kamu akan memasuki fase negosiasi gaji kalau sudah diterima di perusahaan tersebut. Jadi, membicarakannya di CV atau surat lamaran hanya akan memberi kesan kamu kehabisan bahan untuk ditulis. 

5. Kadang, menunjukkan kalau kamu jago dalam satu bidang juga perlu. Tapi, kadang ketika manajer mengetahui kalau kamu itu 'jago' dan bisa diandalkan, biasanya kamu akan dibebani banyak pekerjaan. Intinya, kamu yang akan sering dimintai tanggung jawab. "Oh, sama si A aja. Jago tuh dia soal kaya gini!"