Banjir Jakarta Dulu dan Kini

Asnida Riani diperbarui 23 Feb 2017, 09:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Banjir Jakarta kembali melanda. Seakan ingin mengulang adegan yang sama pada Februari 2015 dan 2016 silam. Sebagaimana diwartakan Antara, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Selasa (21/2) sore, total daerah terdampak, yakni 19 kecamatan yang terdiri dari 28 kelurahan dan 71 rukun warga.

1.035 kepala keluarga yang terdiri dari 3.485 jiwa jadi korban banjir, sedangkan 1.613 orang harus mengungsi di 11 lokasi yang tersebar di sejumlah titik. Dibanding periode yang hampir sama tahun lalu, yakni 12 Februari 2016, BPBD DKI Jakarta mencatat 27 kelurahan di 13 kecamatan terdampak banjir. 3.477 kepala keluarga yang terdiri dari 3.477 jiwa jadi korban dan 70 orang harus mengungsi.

Sementara untuk bulan Februari 2015, banjir menggenangi 38 kecamatan yang terdiri dari 133 kelurahan. Menurut salah satu korban banjir di Tebet, Jakarta Selatan, seperti dimuat Antara, meski banjir masih terjadi tahun ini, air disebut lebih cepat surut. "Dibandingkan banjir sebelumnya, sekarang jauh lebih cepat surut. Dulu mah parah. Mungkin karena sudah ada pelebaran sungai setelah penggusuran," kata Hamida (55).

Warga lainnya yang tinggal tak jauh dari Pasar Jagal, Mampang, mengungkapkan hal serupa, yakni banjir surut lebih cepat dibandingkan satu atau dua tahun sebelumnya. "Dulu baru surut lebih dari sehari. Sekarang lebih cepat, nggak tahu apa karena hujannya lebih sedikit atau penangannya yang lebih baik," kata Sudirman, seperti dilaporkan Antara.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan terdapat sejumlah faktor yang sebabkan banjir Jakarta masih terjadi di awal tahun ini. Salah satunya perubahan siklus curah hujan tahunan di Indonesia, di mana curah hujan sebelum terkena pengaruh iklim adalah enam bulan hujan dan enam bulan kemarau.

 

What's On Fimela

Tag Terkait