Alasan Kamu Harus Memaafkan dan Merelakan dari Segi Kesehatan

Floria Zulvi diperbarui 16 Jun 2017, 00:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Memaafkan dan merelakan adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, jauh di dalam hati kamu pasti tahu bahwa dengan memaafkan dan mengikhlaskan, hidupmu akan jauh lebih baik dan bahagia. Lalu, adakah manfaatnya dalam bidang kesehatan?

Dilansir dari The List, dengan kamu melepaskan segala aura negatif, hal tersebut bisa berdampak positif bagi hidup. Pernahkah merasa sulit tidur karena selalu memendam dendam? Masih kah memikirkan pertengkaran meski sudah berlalu? Jika iya, yuk belajar melapangkan dada dan liat khasiatnya!

Jantungmu akan berterima kasih. Sebuah studi yang dilakukan Journal of Behavioral Medicine bertanya pada 100 mahasiswa tentang perasaan saat mereka dikhianati. Hasilnya, mereka yang belum memaafkan miliki tekanan darah yang tinggi. Sementara hasil sebaliknya dihasilkan oleh mereka yang sudah memaafkan masa lalu.

Menjadi lebih kuat. Studi Psychological & Personality Science menemukan bahwa dengan memafkan, kemampuan seseorang bisa lebih meningkat di tantangan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sudah memaafkan melihat dunia menjadi lebih baik dan terampil dalam tugas-tugas yang melibatkan kemampuan fisik.

Merasa lebih baik. Saat kamu memutuskan untuk memaafkan, maka hati akan merasa lega. Jadi, jika kamu secara terus menerus melakukan tersebut, maka kamu akan merasa beban hidupmu lebih ringan. Stres bisa berbahaya bagi kesehatan mentalmu, namun memaafkan bisa menjadi obat penawarnya.

Meski kamu sudah memaafkan, bukan berarti kamu harus melupakan tentang kejadian di masa lampau. Tentu saja karena melupakan tak selalu baik, karena dari adanya pertengkaran, kamu akan belajar untuk memperbaiki diri agar terus menjadi yang lebih baik.

Dengan memaafkan, tekanan darahmu bisa menjadi lebih rendah. Jantung pun akan menjadi lebih sehat. Meski sulit, memaafkan merupakan hal yang positif bagi kesehatan tubuhmu. Sudah siapkah dirimu untuk memaafkan dan memulai hal yang baru?