Mengenal Kepulauan Banda Lewat Film Semi Dokumenter

Gadis Abdul diperbarui 16 Jun 2017, 10:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa yang kamu tahu tentang pulau kecil di Timur Indonesia yang biasa disebut sebagai Kepulauan Banda? Hmmm, mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia nama Kepulauan Banda sedikit terdengar asing. Tapi, perlu kamu ketahui bahwa Kepulauan Banda yang kini terlupakan pada masa lalu menjadi satu dari beberapa kawasan paling diburu karena menghasilkan pala.

Sejarah Banda memang penuh dengan darah dan kesedihan. Hal itu pulalah yang ingin diperlihatkan lewat film semi dokumenter garapan Lifelike Pictures berjudul “Banda, The Dark Forgotten Trail”. Produser film “Banda, The Dark Forgotten Trail”, Sheila Timothy mengungkapkan alasan mengapa ia mengangkat Kepulauan Banda menjadi film dokumenter pertama yang ia garap.

"Karena saya sendiri merasa bahwa ketika tahu sejarah tentang Kepulauan Banda pada masa itu, suatu cerita yang luar biasa dan nggak banyak orang yang tahu. Terutama anak-anak muda. Sejarah penting bagi bangsa kita, tanpa sejarah kita bukan apa-apa," jelas Sheila Timothy saat ditemui dalam acara Ngobrol Santai Film Jalur Rempah 'Banda, The Dark Forgotten Trail' di Rumah Indofood, Jakarta Fair Kemayoran (JFK), Kamis (15/6/2017).

Wanita yang akrab disapa Lala itu juga mengungkapkan bahwa Film adalah salah satu tempat untuk menyampaikan sejarah dengan cara yang tidak membosankan. "Ini akan menjadi satu pancingan besar untuk bangsa kita untuk lebih tahu lagi tentang sejarah Indonesia, khususnya Kepulauan Banda," tambah Lala.

Film yang juga didukung oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) ini disutradarai oleh Jay Subyakto yang dikenal sebagai sutradara yang suka menggarap video clip. Ya, “Banda, The Dark Forgotten Trail” adalah film pertama yang digarap oleh Jay Subyakto. Kepada para pewarta yang datang dalam acara ngobrol santai tersebut Jay pun menceritakan kenapa hingga akhirnya ia mau menjadi sutradara, khususnya sutradara film dokumenter.

"Dari dulu saya ingin sekali bikin film. Tapi, saya sedih kalau kesuksesan film dilihat dari jumlah penonton. Kenapa saya akhirnya mau garap ini karena saya pikir sayang juga di Indonesia sangat sedikit jumlah film dokumenter. Jadi, saya tertarik untuk menggarap film dokumenter ini," terang pria berambut panjang tersebut. Namun Jay mengaku kalau ada beberapa tantangan ketika ia menggarap film dokumenter “Banda, The Dark Forgotten Trail”.

"Tantangan terberat bikin Banda itu adalah karena film dokumenter nggak ada pengadeganannya. Tapi secara garis besar boleh dibilang, setelah saya baca sejarahnya, semuanya cocok dengan bangsa kita yang sekarang, kita lupa dengan jati diri kita, apa yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita," jelas Jay. "Ketika ditawarkan saya seneng dan takut. Karena dokumenter sangat susah membuatnya. Kita menceritakan sejarah dan kekinian. Saya ingin semua lapisan seneng melihatnya. Saya coba manjakan dengan keindahan Indonesia Timur dan musik yang enak," tambah Jay Subyakto.

Sementara itu, ditemui di tempat yang sama Head of Consumer Engagement, Corporate Marketing PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Fierman Authar menjelaskan keterlibatan Indofood dalam film “Banda, The Dark Forgotten Trail”. "Latar belakangnya adalah karena kita tahu Indofood ingin mendukung semangat nasionalisme anak-anak bangsa. Kita kolaborasi dengan Jalur Rempah Nusantara. Dan juga karena Rempah-rempah banyak sekali di produk Indofood," jelas Fierman. Film semi dokumenter "Banda, The Dark Forgotten Trail" akan ditayangkan pada 31 Juli 2017.