Ketabahan Pengantin Wanita Saat Terpaksa Sendirian di Pelaminan Pada Resepsi Pernikahan

fitriandiani diperbarui 04 Apr 2018, 22:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Di mana-mana pernikahan adalah tentang kebersamaan baik sepasang pengantin itu sendiri, pengantin dengan keluarga, pengantin dengan teman-teman, maupun antar teman satu dengan teman lainnya. Tapi, yang lain-lain mungkin masih bisa ditoleransi jika ada yang kurang satu. Nah, kalau pengantinnya yang kurang satu?

Bayangkan, bagaimana awkward-nya merayakan pernikahan tanpa ada pasangan di sisi. Harus sendiri di pelaminan dan menyambut tamu-tamu.

Seorang mempelai wanita bernama Badriyah Amirullah, 26 tahun, terpaksa merasakan hal tersebut lantaran sang suami berhalangan hadir di resepsi pernikahan mereka. Ya, Badriyah tak didampingi suami. Ia sendirian di pesta pernikahan tersebut.

Bukan apa-apa, alasan suami Badriyah, Syaiful Izwan, 26 tahun, tidak hadir di resepsi pernikahannya adalah karena terbentur urusan penting yang tak bisa ditunda.

Badriyah dan Izwan, nama panggilan sang suami, memang telah melangsungkan pernikahan pada 18 November 2017 kemarin. Sesuai kesepakatan kedua belah pihak keluarga, resepsi pernikahan mereka diadakah 4 bulan setelah hari pernikahan.

2 dari 2 halaman

Alasan Sang Suami Tak Mendampingi Istri di Hari Pernikahan Mereka

Menjalani resepsi pernikahan sendirian, apa rasanya?

Suami Badriyah sedang menyelesaikan pendidikan di sekolah pemadam kebakaran dan baru akan berakhr Juli 2018 nanti, sebelum benar-benar ditugaskan ke lapangan. Mereka memperkirakan Izwan akan mendapatkan cuti menikah. Sayangnya, perkiraan mereka salah.

Izwan tetap harus menjalani pendidikannya sampai selesai di bulan Juli. Nasi telah menjadi bubur, rencana sudah terlanjur berjalan dan resepsi pernikahan mereka tetap dilangsungkan. Alhasil, ketika resepsi pernikahan di tanggal yang mereka tetapkan berlangsung, Izwan tak dapat bersanding dengan Badriyah di pelaminan.

Badriyah sempat merasa malu karena harus sendirian di resepsi pernikahannya dan tak menyangka ia akan mengalami hal seperti ini. Tapi, Badriyah mengambil sisi positif bahwa suaminya sedang berusaha mengejar cita-cita untuk menjadi petugas kemanusiaan dan ia bangga akan hal itu.