Hamish Daud, Perebut Hati Perempuan dari Film "Rectoverso"

Fimela Editor diperbarui 13 Jun 2013, 04:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Hamish Daud memang baru dikenali dari “Rectoverso”. Peran kecil yang didapatkannya dari Happy Salma, membuat ia the latest single and attractive guy to know. Profesi utamanya sebagai arsitek di Pulau Bali, membuat obrolan dengan laki-laki pemalu ini semakin dalam. Sedalam makna setiap ucapannya yang menghargai kehidupan pascakematian singkat. Serta, makna perempuan menurut definisinya.

Mati suri mengubah saya 100%!

Peran saya di “Rectoverso” memerankan seseorang yang pernah mengalami mati suri, memang benar terjadi di kehidupan saya. Sekitar tiga tahun lalu, saya terjatuh dari atap rumah saat mati listrik. Hasilnya, saya sempat tak sadarkan diri dan sempat meninggal dunia sesaat. Akibat kejadian itu, saya banyak berintropeksi dan memperbaiki diri. Ditambah dengan saran dokter agar saya nggak lagi memiliki gaya hidup yang sembrono.

Syukurlah, saya diberikan kesehatan kembali dan bisa menata hidup sekali lagi. Bila membandingkan saya tiga tahun lalu dan sekarang, saya tak bisa cukup bersyukur dengan kondisi ini. Sudah pasti, peristiwa itu mengubah pandangan saya tentang hidup, khususnya tentang bersyukur dan optimisme. Memilih mengakhiri kehidupan untuk lari dari masalah, sama sekali bukan pemikiran yang pantas terlintas di pikiran manusia yang masih beruntung bisa hidup. Hikmah lainnya, saya bisa dibilang “pensiun” jadi bad boy. Saya ingin selalu berhati-hati dengan apapun, karena lebih merasa terhubung dengan pencipta, dan lagi, selalu bersyukur. Yang menarik, selama masa-masa itu, saya sempat membuat daftar ingin melakukan apa saja di kesempatan kedua hidup saya. Salah satunya adalah bermain film. Ternyata, Tuhan mengabulkan permintaan itu dengan memberi kesempatan untuk bergabung di “Rectoverso”.

3 dari 3 halaman

Next

I’m not that attractive

Lucu kalau dengar komentar orang yang mengatakan saya menarik atau “the new it guy”. Kalau menurut orang-orang yang mengenal saya lama, mungkin nggak sependapat dengan pendapat itu hahaha… Well, saya cuma bisa berterima kasih telah disanjung dengan penilaian semacam itu. Yang pasti, saya nggak merasa diri saya menarik, tapi saya bisa bilang kalau saya memiliki kepribadian yang menyenangkan dan mudah bergaul. I can make a good conversation with many kinds of people.

Efek dikenali seperti ini sebenarnya nggak saya sangka. Tanpa diduga, penampilan saya di film itu mendapat feedback yang baik. Di luar dunia hiburan ini, saya sebenarnya adalah pribadi yang cenderung tertutup. Saya ingin menyimpan bagian privat hidup saya untuk orang tertentu. Sementara, itu berkebalikan dengan efek dikenali ini dimana bermacam-macam orang mengajukan pertanyaan memancing seputar kehidupan pribadi saya.

I’m looking for a home from a woman

Terkait tentang profesi lain saya sebagai arsitek, saya punya kriteria tertentu tentang hunian. Rumah yang ideal untuk saya adalah yang sederhana, bukan di kota yang ramai dan macet, luas, dan kembali ke alam. Satu lagi, rumah itu nggak akan lengkap tanpa kehadiran perempuan di dalamnya. For me, I make the house and she makes it homey. It won’t be complete without her. Ini sesuai dengan pemikiran saya yang masih old fashioned, bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan karena bertujuan untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik. Juga, harus saling bisa membuat menjadi pribadi yang lebih baik.

Makanya, bicara tentang daya tarik perempuan, saya sama sekali nggak menilainya dari penampilan fisik. Justru, saya menemukan ketertarikan dari perempuan berdasarkan tingkat pengetahuannya. Ketika dia bisa mengobrol enak dengan saya dan mengimbangi saya secara pengetahuan, then she’s attractive for me. Saya mencari lawan bicara yang berkualitas dari perempuan, sehingga bukan hanya sekilas dari penampilannya dan saya bisa langsung suka dengan seseorang. Perempuan pintar itu cantik. Secantik apapun fisiknya, kalau tak didukung dengan pikiran yang cerdas, tak menarik untuk saya. Kalau soal tipe, saya lebih tertarik dengan perempuan asli Indonesia.