Kisah Pilu Korban Badai Haiyan Filipina

Fimela Editor diperbarui 19 Nov 2013, 05:00 WIB
2 dari 9 halaman

Next

Suasana mencekam masih meliputi sejumlah area di Filipina seusai “serangan” Badai Haiyan (dikenal juga dengan sebutan Badai Yolanda)  pada Jumat lalu (8/11). Dataran Filipina luluh lantah oleh badai terkuat di dunia ini. Bisa dibayangkan kekuatannya  3,5 kali lebih dahsyat dari Badai Katrina yang pernah menghajar AS.

Sebelum kejadian mengenaskan ini terjadi sebuah peringatan sudah sempat digencarkan. Sebanyak 700 ribu orang berhasil dievakuasi menuju Red Cross shelter. Tapi bahaya memang tak terelakan bagi penduduk lainnya yang belum berhasil dievakuasi.

Semula korban meninggal diperkirakan 10 ribu orang. Kemudian Presiden Filipina Benigno Aquino III menepis berita itu dan mengatakan jumlah sementara yang meninggal berkisar 2.500 orang dan akan terus bertambah. Tetap saja kenyataan tadi mengiris hati semua orang. Sampai saat ini diprediksi sekitar 13 juta orang dari 44 propinsi terkena dampaknya. Seolah belum bisa bernafas lega, penduduk Filipina kembali diterjang Badai Zoraida yang menerpa Kota Caraga di Davao pada Kamis (12/11).

Berikut rangkuman kejadian yang bisa menggambarkan keadaan Filipina sekarang. Klik next for more detail.

 

What's On Fimela
3 dari 9 halaman

Next


Tacloban berubah menjadi kota mati

Dari sejumlah kota yang tertimpa musibah badai Haiyan, kota Tacloban (ibukota Provinsi Leyte) mengalami kerusakan terparah. Tanpa ampun, Tacloban dihantam dua arah oleh gelombang laut setinggi 16 kaki layaknya bencana Tsunami. Hampir tidak ada bangunan kokoh terlihat berdiri di sana. Kota yang semula ramai oleh 200.000 penduduk kini tampak seperti kota mati dengan keadaan listrik terputus. Sejumlah warga yang selamat berlindung di Airport Tacloban dan berusaha keras mendapatkan penerbangan agar bisa keluar dari sana. 

4 dari 9 halaman

Next

Sulitnya Distribusi Makanan dan Air

Keadaan para korban selamat tak ayal mirisnya dengan para korban meninggal. Mereka mengalami kelaparan, kedinginan, dan kekurangan air bersih. Di Tacloban kekacuan malah sempat terjadi. Delapan orang dikabarkan tewas dalam perebutan beras di gudang milik pemerintah di Kota Alangalang.

“Semua orang tampak pucat seperti zombie. Mereka berusaha mencari makanan untuk bertahan,” ujar mahasiswa kedokteran Jenny Chu seperti yang terdapat dalam Dailymail.co.uk. Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina, Voltaire T. Gazmin juga menambahkan, “Semua sistem mati. Tidak ada listrik, air, atau apapun. Semua orang tampak depresi dengan kejadian ini.”

Cakupan daerah yang luas dan hancurnya sejumlah jalan membuat para tim relawan mengalami kesulitan mendistribusikan bantuan lewat darat.  Alhasil banyak barang tertumpuk di sejumlah titik termasuk Airport. Di tengah kondisi sulit, ada saja sejumlah oknum dari Partai Komunis Filipina yang mencoba membajak barang bantuan.

5 dari 9 halaman

Next

Ribuan Orang Hilang

Bencana terparah yang dialami Filipina tahun ini membuat banyak penduduk kehilangan sanak saudaranya. Di Basey sekitar 2.000 orang dinyatakan hilang. Colin Bembridge (61) merupakan seorang warga Inggris beserta pasangannya asal Filipina, Maybelle (35), dan anak mereka Victoria dinyatakan hilang saat berkunjung ke Tacloban. Ibunda Colin yang berada di Inggris hanya bisa berharap bisa menemukan jasad anak, menantu dan cucunya. “Saya di sini (Inggris) dan tidak bisa melihat keadaan mereka. Saya berduka kehilangan mereka. Hati saya hancur,” ungkapnya dengan raut sedih. Kejadian tadi merupakan segelintir cerita yang mewarnai duka di Filipina. Sedikitnya satu orang korban diduga kehilangan 10 sanak saudara.

 

6 dari 9 halaman

Next

 

Trauma Mendalam Anak-Anak Filipina

Kedahsyatan Badai Haiyan Filipina membuat banyak penduduk terutama anak-anak mengalami trauma mendalam. Elmer Punzlan, Health Assistan Secretary Filipina mengungkapkan banyak anak-anak terlihat melamun dan berubah menjadi pendiam. Saat hujan mengguyuri Filipina, mereka tampak ketakutan. Takut kalau saja nanti akan ada badai susulan. Bantuan konseling mulai disebar ke berbagai daerah untuk memulihkan kondisi mental anak-anak Filipina. Tragisnya, selepas badai ini nasib anak-anak Filipina disinyalir sangat rentan terhadap bahaya child trafficking seperti kejadian pascabencana Tsunami di India tahun 2004. Berkaca pada kejadian tsunami sebelumnya, organisasi Save The Children’s langsung mengambil langkah seribu untuk membuat area aman bagi anak-anak.

 

7 dari 9 halaman

Next

 

Korban di Kubur Massal

Kecepatan Badai Haiyan Filipina yang mencapai sekitar 235 kilometer per jam (seperti kecepatan Mobil Porsche) menyapu Tacloban dan daerah lainnya. Pemandangan mayat bergelimpangan adalah hal biasa yang ditemui sekarang di sejumlah penjuru Filipina. Bahkan beberapa mayat terlihat bergelantungan di pepohonan. Untuk menurunkan risiko penyebaran penyakit, pemerintah memutuskan untuk mengubur massal para korban. Sekitar 400 mayat telah dikubur massal di Tacloban.

 

8 dari 9 halaman

Next

 

Jutaan Dollar Mengalir untuk Filipina

Kejadian memilukan yang menimpa Filipina menggerakkan sejumlah negara untuk menolong. Amerika yang sedang mengalami gejolak intern antar partai memberikan bantuan sebesar 230 Miliar Rupiah dalam bentuk makanan dan obat-obatan. Pemerintah Amerika juga mengerahkan bantuan militer untuk membantu pertolongan besar.

Selain Amerika, Australia menawarkan USD 9,6 juta untuk dana bantuan Filipina sedangkan Jepang menyumbangkan USD 10 juta. Cina yang semula menjanjikan USD 200 ribu menaikkan bantuan menjadi USD 1,9 juta. Indonesia sendiri membantu sekitar USD 2 juta dalam bentuk pangan dan barang lain yang berguna bagi para korban. Tak hanya negara-negara besar saja yang ingin mengulurkan tangan, bantuan perorangan maupun lembaga tetap terkucur sampai sekarang.

 

9 dari 9 halaman

Next

 

Pemulihan Pascabencana

Keadaan porak-poranda yang terjadi akibat Badai Haiyan Filipina membuat Bank Dunia mengeluarkan pinjaman darurat sebesar USD 500 juta. Dana tersebut nantinya digunakan untuk membangun perumahan, fasilitas kesehatan, sekolah, dan pasar umum yang dapat menahan kecepatan angin sebesar 250-280 kilometer per jam. Semoga Filipina segera pulih dari keadaan yang memilukan ini ya, Fimelova. Our deepest condolence to the people of the Philippines!