Lentera: Kemiskinan Tak Membuat Warkem Menyerah Pada Keadaan

Fimela diperbarui 27 Jun 2013, 16:00 WIB

Rumah itu kecil, hanyalah berukuran 4x5 meter persegi. Entah apakah bisa disebut 'rumah', karena pada faktanya hanyalah bangunan sangat sederhana yang hampir tak layak huni karena rusak di sana-sini. Di dalam rumah yang beralamat di RT 03/RW 01 Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah tinggal seorang nenek yang sudah berusia senja, sendirian saja tanpa ada sanak keluarga. Warkem, wanita berusia 65 tahun itu tinggal sendirian di sana, dengan segala keterbatasan dan kenyamanan yang hampir tidak ada.

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Warkem nyaris tidak bisa memenuhinya. Namun Warkem pantang menyerah, dan tidak mau merendahkan dirinya dengan mengemis dan meminta. Warkem percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya, dan akan selalu memberinya rezeki dengan cara yang tak terduga. Warkem hidup dalam garis kemiskinan, dan semakin terhimpit karena harga BBM naik. Harga BBM naik berarti harga beras yang harus dibeli warkem juga naik dan biaya untuk hidupnya juga akan membengkak.

Pemerintah sudah membuat solusi dengan membagikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada warga yang membutuhkan. Tapi apa yang terjadi? Warkem tidak mendapatkan BLSM walau sudah nyata terlihat bahwa Warkem membutuhkan BLSM, jauh lebih membutuhkan daripada beberapa orang yang mendapatkan BLSM padahal dia masih bisa dikatakan mampu.

Terkadang Warkem ingin menangis, karena hidupnya sudah sangat susah dan uang yang ada di genggamannya semakin menipis. Di rumah yang berisikan perabotan yang sudah lusuh dan tua itu, Warkem tak hentinya bersujud kepada Tuhan dan memohon agar dirinya selalu diberi jalan untuk melanjutkan kehidupan. Walau pemerintah tidak memberinya bantuan, namun beberapa tetangga kadang membaginya sayuran atau sepiring makanan. Warkem percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur, dan kesusahannya akan terlipur.

Tidak hanya Warkem, di luar sana ada jutaan masyarakat Indonesia yang hidupnya menjadi semakin sulit ketika harga-harga naik dan semakin mencekik leher. Mereka ada yang terlupa, luput dari pendataan BLSM yang dibagikan oleh pemerintah. Segalanya memang tidak pernah adil bagi mereka, namun justru karena hal inilah mereka berjuang sekuat tenaga untuk kehidupannya.

BACA JUGA

Kisah Menyentuh Hati: Jual Ginjal Demi Tebus Ijazah Buah Hati

Foto Menyentuh: Pengantin Wanita Menangis di Makam Ayahnya

Cerita Menyedihkan Akibat Kemiskinan

Petani Ini Menempuh Jarak 6.400 km Mencari Istrinya Yang Hilang

Kisah Mengharukan: Bertemu Buah Hati Setelah 50 Tahun Terpisah

(vem/sya)
What's On Fimela