"Susan, Susan, Susan.. besok gede, mau jadi apa?"
Anda mungkin tahu lagu itu. Jika Anda yang mengalami masa kecil di sekitar tahun 1990 hingga 2000, nama boneka Susan, Trio Kwek-Kwek, Maissy, Tina Toon dan sebagainya pasti masih diingat sebagai penyanyi anak-anak. Masa yang sangat membahagiakan, berbeda dengan kondisi dunia lagu anak masa kini. Mereka hampir tidak pernah mendengarkan lagu anak-anak.
Lihat saja anak tetangga atau keponakan Anda, mereka lebih sering menyanyikan lagu orang dewasa. Banyak orang miris dengan tren ini, apalagi bagi yang sudah merasakan indahnya mendengarkan banyak lagu anak di masa kecil. "Anak-anak sekarang jadi cepat dewasa karena yang didengar lagu cinta-cintaan melulu," demikian curhat salah satu sahabat kami.
Fakta ini memang terjadi dan jadi perhatian banyak orang. Masa bersinar penyanyi anak-anak makin surut. Mereka semakin beranjak dewasa, namun tidak ada pengganti yang bisa mempertahankan zaman keemasan penyanyi anak-anak. Akibatnya, penyanyi anak-anak ludes tak bersisa. Jika dulu, setiap hari minggu ada berbagai channel yang menayangkan lagu anak-anak, sekarang tidak ada sama sekali.
Dunia anak yang seharusnya ceria, penuh rasa ingin tahu, penuh impian harus dibatasi dengan tidak adanya penyanyi anak-anak yang muncul di televisi atau Youtube. Berapapun usia seseorang, dia membutuhkan hiburan, termasuk lagu. Saat tidak ada lagu anak yang bisa didengar, tentu saja mereka beralih ke lagu-lagu lain, walaupun sangat disayangkan lagu-lagu itu belum tepat untuk usia mereka.
Menurut Anda, bagaimana caranya agar anak-anak tidak terkena dampak mendengar lagu dewasa yang kurang sesuai dengan usia mereka?
(vem/yel)