Wayang Wong “Mahabandhana” Yang Legendaris Akan Tampil di GKJ

Fimela diperbarui 16 Sep 2014, 10:46 WIB

“Seni tradisi sudah seharusnya mencari posisi strategis atau reposisi kultural yang merepresentasikan dirinya sebagai modal budaya. Oleh karena itu, ekspresi artistik dalam seni tradisi harus direkonstruksi secara kreatif. Namun tidak hilang dari esensi luhurnya,” ungkap seniman yang juga pengusaha Eny Sulistyowati SPd, SE kepada sejumlah wartawan, di kantornya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Konsep inilah yang akan digunakan seniman tari ini ke dalam cakupan karyanya. Yaitu, sebuah pergelaran Wayang Wong (Wayang Orang), yang merepresentasikan karya adiluhung penuh simbol dan makna dalam kemegahan artistik dan tarian Jawa klasik, bertajuk “Mahabandhana”. Pentas megah ini akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jum’at 3 Oktober 2014 mendatang.

Sekilas latar cerita Wayang Wong Mahabandhana
Mahabandhana satu kekuatan dikiaskan sebagai “Tali Besar” yang dianyam oleh seorang Suman guna meraih kekuasaan pada sebuah negara besar bernama Hastina. Kecerdasan akal yang berbalut manisnya strategi dan lincahnya tutur kata, membuat Pandu sebagai seorang penguasa, Kunthi yang berhati mulia, Gendara saudara kandungnya, Destarastra, serta Tremboko pun, tak pelak masuk dalam jeratan pencapaian ambisinya.

Dengan lembut dan jitu, ditebarkannya kekacauan, saling sikat, saling sikut di antara penguasa dalam negara dan di antara negara. Sebuah cara mewujudkan rencananya. Hingga kisah cinta pun menjadi bagian sulaman dalam benaknya. Tali-tali kecil yang tersimpul dalam Mahabandhana, telah mengantar Suman menjadi seorang pengendali tahta dalam Hastinapur. Seorang Gandamana yang jujur dan setia, Yamawidura yang bijaksana, harus tersingkirkan dari sisi Pandu.

Melibatkan para seniman legendaris
Pergelaran Wayang Wong Mahabandhana, terang Eny, melibatkan tak kurang dari 150 seniman tradisi dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang dan Jakarta. Didukung para bintang panggung dari Alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Yogyakarta, di antaranya Agus Prasetyo yang juga bertindak sebagai sutradara. Pementasan Mahabandhana juga melibatkan para seniman dari grup Wayang Wong Sriwedari dari Surakarta. Sebuah grup kesenian tradisional legendaris yang sudah ada sejak tahun 1910.

Master musik dunia, Dedek Wahyudi, komposer yang sudah melanglang-buana ke berbagai negara dengan karyanya, juga turut mendukung pergelaran ini.Dedek Wahyudi adalah musisi yang memiliki catatan rekor dunia dalam Pemecahan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) membunyikan gamelan ‘Corobalen’ 36 jam nonstop, yang pernah digelar di Jakarta tahun 2011.

Eny Sulistyowati berharap pergelaran Wayang Wong Mahabandhana dapat memberikan kontribusi bagi pelestarian seni budaya adi luhung bangsa Indonesia. Memberi pencerahan hidup melalui seni budaya. Mengajak generasi muda sebagai penerus bangsa supaya mencintai kekayaan budaya negeri sendiri. “Dan tentunya dapat membangun kreativitas dan memberikan wadah bagi seniman untuk senantiasa berkarya. Mengembalikan kaidah pertunjukan wayang orang tidak hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai tatanan, dan tuntunan,” kata produser yang juga bertindak sebagai aktris dalam pementasan ini.

Nah Ladies, untuk pemesanan tiket Wayang Wong Mahabandhana ini, Anda dapat menghubungi Tri Ardhika Production melalui telpon dan faksimili di 021 – 7919.6908 -09 atau 7919.0826

(vem/riz)
What's On Fimela