Depresi Menjadi Penyebab Co-Pilot Germanwings Tabrakkan Pesawat ke Gunung

Fimela diperbarui 28 Mar 2015, 14:20 WIB

Andreas Lubitz, co-pilot yang diduga sengaja menabrakkan pesawat Germanwings ke pegunungan Alpen, berusaha untuk menyembunyikan penyakit yang dideritanya dari perusahaan.

Seperti dilansir dari bbc.com, hal tersebut diungkapkan dalam laporan jaksa di Dusseldorf, Jerman, namun, penyakit yang diderita Lubitz itu tidak diungkapkan.

Robekan sejumlah surat pernyataan sakit, ditemukan di rumahnya, termasuk untuk hari saat kecelakaan (24/3)

Pesawat Airbus A320 Germanwings, anak perusahaan Lufthansa, dengan perjalanan dari Barcelona ke Dusseldorf itu jatuh di pegunungan Alpen Prancis dan seluruh 150 penumpang di dalamnya meninggal.

Jaksa mengatakan jika tidak ada bukti-bukti tentang motif politik maupun agama di balik aksinya serta tidak ditemukan pesan bunuh diri.

Sejumlah media di Jerman melaporkan jika berdasarkan otoritas penerbangan, Lubitz menderita depresi dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Data dari kotak hitam perekan suara ruang kendali atau kokpit mengindikasikan Lubitz yang bertugas sebagai pilot kedua atau co-pilot sengaja menurunkan ketinggian pesawat ketika kapten pilot terkunci di luar.

Tak seorang pun yang tahu, apa yang ada dalam pikiran Lubitz, saat ia mengunci pintu kokpit dan menabrakkan pesawat tersebut.

Surat kabar Jerman juga melaporkan bahwa ia telah menerima perawatan psikiatris dan mungkin telah mengalami krisis kehidupan pribadi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang ekstrim. Hal ini biasanya disebabkan oleh konsumsi alkohol, penyalahgunaan narkoba, pernikahan yang gagal, gangguan kepribadian, dan stres dalam pekerjaan.

Lubitz memang lulus tes, yang menunjukkan bahwa dia layak terbang, namun, ia menyembunyikan penyakitnya dari mereka.

Dalam kenyataannya, tidak ada penjelasan memadai mengapa kecelakaan tragis itu bisa terjadi, yang bisa diterima oleh keluarga para korban penumpang pesawat yang sudah meninggal.

(vem/chi)