Pasrah dan Tabah, Kunci Bahagia Selepas Putus Cinta

Mimi Rohmitriasih diperbarui 27 Nov 2018, 13:53 WIB

Fimela.com, Jakarta Perasaan akan terasa teriris-iris, tercabik-cabik dan hancur ketika putus cinta. Apalagi, jika cinta yang terjalin diharapkan menjadi cinta yang bisa membawa kita ke hubungan lebih serius yakni pernikahan dan rumah tangga.

Ya, putus cinta memang sangat menyakitkan, mengecewakan dan mengusik ketenangan. Karena putus cinta, seseorang akan kuat meski tak makan setiap hari selama 1 minggu bahkan 1 bulan. Karena putus cinta, seseorang bisa lupa segalanya, meratapi kesedihan dengan cara yang sangat memprihatinkan. Beberapa orang yang sedang putus cinta bahkan tidak sedikit yang mengurung diri selama berhari-hari.

Mengenai putus cinta, ini bisa terjadi pada semua orang. Dan putus cinta, harusnya tidak menjadikanmu harus tampak memprihatinkan dan menyedihkan. Putus cinta seharusnya justru menjadi kekuatan tersendiri agar jalan hidupmu lebih mengesankan, hati-hati dan menyenangkan selanjutnya.

Untuk berdamai dengan perasaan kecewa selepas putus cinta memang tak mudah. Tapi, harus sampai kapan terus berkubang dalam kekecewaan dan kesedihan? Agar selepas putus cinta perasaan bisa tetap bahagia bahkan lebih bahagia dari sebelumnya, kunci utamanya adalah pasrah dan tabah.

Pasrahkan segalanya ke Dia. Terima dengan lapang dan lebih sabar hubungan yang memang tidak bisa dilanjutkan tersebut. Pelan tapi pasti, kekecewaan yang hatimu rasakan akan berkurang. Pelan tapi pasti, percayalah sesuatu yang lebih indah menanti di depan sana. Memang, pasrah dan tabah tidak bisa dilakukan dengan mudah, tapi selama hati mengatakan itu mudah, tak ada yang tak mungkin bukan?

Putus cinta adalah pelajaran berharga agar dirimu menjadi pribadi yang lebih dewasa. Putus cinta juga memberikanmu kesempatan untuk mengenal lebih banyak orang yang bisa menjadi penggantinya. Sekali lagi yakinlah, bahwa di antara orang-orang itu ada seseorang yang terbaik yang telah ditakdirkan untukmu.

 

What's On Fimela