Saat Hamil Jangan Tidur Terlentang, Ini Alasannya

Fimela diperbarui 29 Mar 2017, 13:50 WIB


Di awal-awal kehamilan saat perut belum terlalu besar, tidur terlentang tampaknya nggak memberi efek negatif. Tidur pun masih bisa terasa nyaman. Tapi begitu memasuki trimester kedua, tidur terlentang akan terasa tidak nyaman dan memang tidak disarankan.

Kenapa tidur terlentang tidak disarankan untuk ibu hamil? Seperti yang dilansir oleh thehealthsite.com, hal ini karena saat tidur terlentang, organ-organ di sekitar rahim akan mendapat banyak tekanan. Biasanya, rahim akan menekan vena cava yang membuat darah yang mengalir ke tubuh bagian bawah kembali lagi ke bagian atas.

Posisi terlentang juga bisa menekan organ-organ besar dalam tubuh seperti jantung dan paru-paru. Sehingga membuat pasokan nutrisi dan oksigen ke janin jadi berkurang. Seiring perkembangan janin, maka tekanan di tulang belakang, usus, dan pembuluh darah juga makin besar. Efek sampingnya bisa menyebabkan sakit punggung dan sakit pinggul. Bahkan bisa menyebabkan pusing atau sakit kepala di pagi hari setelah bangun tidur.

Lalu posisi tidur yang bagaimana yang baik untuk ibu hamil di trimester kedua? Posisi yang disarankan adalah miring ke kiri. Dengan tidur miring ke kiri, janin akan mendapat lebih banyak asupan oksigen dan darah melalui plasenta. Selain itu, tidur miring seperti ini juga terasa lebih nyaman bagi ibu hamil.


Saat ini sudah ada bantal khusus yang bisa dipakai ibu hamil untuk tidur lebih nyaman. Atau kalau tak punya bantal khusus, bisa manfaatkan guling yang diapit di antara dua kaki saat tidur miring. Bisa juga menyangga perut dengan guling kecil saat tidur agar nyaman.

Saat sedang hamil, tidur memang bisa terasa tidak nyaman. Tapi dengan mengatur posisi yang tepat dan penggunaan bantal atau guling yang baik, tidur nyenyak setiap malamnya tetap bisa dilakukan.




(vem/nda)
What's On Fimela