Dulu Salah Satu Sahabatku Suka Cowokku, Ini yang Terjadi 12 Tahun Kemudian

Fimela Editor diperbarui 06 Okt 2017, 15:00 WIB

Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Kocok-Kocok Ceria ini menjadi pengingat bahwa ikatan persahabatan itu jangan sampai hancur karena urusan cowok. Beruntung dia membuat keputusan yang tepat.

***

Ada beberapa orang yang lebih senang bersahabat dengan cowok karena mereka menganggap cowok itu lebih bisa menyimpan semua rahasia kita dengan rapi. Tapi menurutku bersahabat dengan cowok itu hanya akan menyiksa kita, apalagi kalau sudah muncul benih-benih cinta di antara mereka. Persahabatan itu pasti tidak akan bertahan lama. Sementara itu, bersahabat dengan cewek pun kadang rempong dan sering terjadi banyak konflik. Misal suka dengan cowok yang sama, sering berantem gara-gara hal yang jelas.Bersahabat dengan cewek memang terkadang rempong. Sama seperti aku dan beberapa sahabat cewekku. Kami bersahabat sejak SMA. Kami berada dalam satu asrama yang membuat kami setiap hari bertemu, bercerita, dan bercanda. Kami sudah seperti saudara, meskipun kami berasal dari daerah yang berbeda, punya kebudayaan yang juga berbeda.

Namun persahabatan kami pernah diuji ketika salah seorang sahabatku suka dengan cowokku, dan mereka berdua pergi tanpa sepengetahuanku. Aku benar-benar sakit, dan aku merasa dikhianati. Beberapa hari kami tidak saling sapa, padahal kami sekelas, bahkan sebangku. Namun dua sahabatku selalu menashatiku bahwa jangan sampai persahabatan yang sudah kita jalin, jangan sampai pisah hanya gara-gara masalah cowok.

Waktu itu aku merasa berat sekali untuk memilih antara sahabat atau pacar. Tetapi yang ada di benakku waktu itu, bahwa cowok yang baik tidak mungkin mengkhianati orang yang dia sayang. Aku lebih mengenal sahabatku dari pada cowok itu. Meskipun dia juga mengkhianatiku, tapi aku yakin dia pasti akan memperbaiki perbuatannya itu padaku.Banyak juga cerita bahagia dari persahabatan kami. Ketika salah satu sahabat ada yang jadian, kami selalu dapat merasakan kebahagiaan itu. Ketika dia dapat makanan dari pacar, kami juga ikut menikmatinya.  Selalu bisa merayakan hari Valentine meskipun kami lagi jomblo, kami tukar cokelat sendiri.Sahabatku pula yang menguatkan aku, ketika aku sudah mulai tidak betah di asrama. Saat aku benar-benar rindu dengan orang tua. Mereka selalu ada. Aku juga ingin memberikan hal yang sama, dengan apa yang mereka berikan kepadaku, karena hanya mereka yang bisa mengerti aku selama jauh dari orang tua. Dan benar saja, sampai saat ini kami masih bersahabat. Sudah 12 tahun persahabatan kami meskipun kini kami berjauhan, tapi komunikasi masih kami jaga, baik lewat Facebook, BBM, WA, dll. Bahkan ketika aku menikah pun mereka menyempatkan waktu untuk hadir, padahal perjalanan dari rumah mereka ke rumahku sekitar 5-6 jam. Begitu juga sebaliknya, aku sempatkan untuk hadir pada acara-acara istimewa mereka.Hal yang paling membuatku terharu adalah meskipun dalam waktu yang singkat, kami bisa merealisasikan keinginan kami, untuk bisa bertemu kembali setelah sekian lama. Bisa mengunjungi guru kami waktu SMA, bisa bercengkrama, meskipun kami sudah punya kesibukan dan tanggung jawab masing-masing. Dari pertemuan kami itu, kami ingin bisa kembali menjalin silaturahmi lagi, tidak hanya lewat media sosial tetapi bisa kembali bertatap muka.Semoga persahabatan kita ini abadi selamanya ya, sampai maut memisahkan.

(vem/nda)