Anak Masih Kecil Sudah Pacaran, Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua?

Fimela diperbarui 16 Nov 2017, 11:00 WIB

Sebuah postingan Kiesha Alvaro anak dari musisi Pasha dan Okie Agustina tengah menjadi trending topic di dunia maya. Di dalam postingannya tersebut Kiesha baru saja merayakan ulang tahun Mutiara yang diketahui adalah pacarnya dan berdoa agar hubungan mereka berdua langgeng.

Postingan tersebut langsung saja diperbincangkan oleh para netizen, ini lebih karena keduanya masih berusia 13 tahun. Namun menurut pandangan psikologi, hal ini sebenarnya wajar. Karena pada usia tersebut, anak-anak memang sudah mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.

Tika Bisono selaku psikolog pun menyampaikan biasanya anak usia 13 tahun sudah mengalami mimpi basah. Dari situlah mulai tercipta hormon testosteron. Hormon tersebut ialah hormon seks steroid yang utama pada pria. Hormon ini diproduksi oleh gonad (sel Leydig pada testis pria dan ovarium pada wanita), sejumlah kecil juga diproduksi oleh kelenjar adrenal. Testosteron adalah hormon androgen, yang berarti bahwa hormon ini dapat merangsang berkembangnya karakteristik laki-laki.

Salah satu kerja hormon ini ialah mulai melihat lawan jenis menarik, mulai menyukai lawan jenis, suka karena cantik, karena baik. Namun perlu digaris bawahi rasa suka kepada lawan jenis untuk usia tersebut menurut Tika ialah Puppy love atau yang lebih kita kenal dengan cinta monyet.

Cinta monyet ini adalah cinta yang hanya gampang diucap dengan lisan. Yang biasa terjadi pada anak-anak dan remaja, dan bukanlah cinta serius yang akan terjadi pernikahan.

"Wajar saja anak 13 tahun sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Definisi pacarannya pun seperti apa, bukan yang pergi berdua kemana-mana, suka mungkin karena cantik atau baik. Biasanya ini yang disebut puppy love atau cinta monyet. Cinta yang hanya lewat begitu saja," ujar Psikolog Tika saat ditemui tim Vemale.com

Konteks pacaran dalam usia tersebut, seperti suka sebagai sahabat bukan untuk menikah. Bepergian pasti tidak hanya berdua, ada teman-teman yang lain atau keluarga yang mendampingi. Yang salah ialah ketika orangtua memfasilitasi seperti pergi kemana-mana berdua.

Lalu sebagai orangtua kita punya peranan untuk memberitahu anak mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik untuk dilakukan. Menurut Psikolog Tika, gunakanlah metode cermin untuk menasehati anak. Mulailah menceritakan dengan norma, seperti contoh pengalaman mom yang pernah dialami ketika gagal dalam bercinta, manis pahit bercinta, sampai akhirnya cerita cinta yang berhasil.

"Ibu bisa bercerita pengalamannya, seperti dulu kalau ibu nakal suka dimarahin nenek, hingga akhirnya cinta yang bahagia hingga menikahi ayah. Beri tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat sedang menceritakan. Jadi harus lewat cerita, jadi ada contoh untuknya. Selalu tekankan norma yang baik," tambahnya.

Sebagai orangtua pun, Tika menyampaikan harus menjadi sosok yang melek akan teknologi seperti sosial media. Rajinlah membaca seperti bacaan biologi agar mom tahu bahasan apa yang sesuai dengan umur sang anak. "Jadi jangan berpikir ngomongin reproduksi itu hal yang jorok, melainkan itu adalah sebuah informasi yang harus anak dapat sejak dini," tambahnya.

Nah mom, sebagai orangtua kita pun harus lebih cerdas. Pelajari apa saja perkembangan yang terjadi pada anak dan tren dunia. Cinta monyet itu sebenarnya tidak masalah asal sesuai dengan norma yang berlaku. Toh saat kita masih anak-anak atau remaja kita pernah mengalami suka atau kagum dengan orang lain. Asalkan kita terus mendampingi anak-anak kita yah mom.

(vem/asp/ivy)