Bikin Kapok! Teledor Pakai Kartu Kredit, Pengeluaran Malah Makin Besar

Fimela diperbarui 27 Jan 2018, 17:00 WIB

Apa resolusimu tahun ini? Apakah seperti resolusi sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba New Year New Me ini?

***

Dahulu, sebelum saya menikah dan masih bekerja di Bandung Circa 2016, saya termasuk orang yang sangat suka berfoya foya. Apalagi kita tahu kalau Bandung merupakan surganya belanja. Tiap minggu selalu ada konser seru, distro distro di sekitar Jalan Trunojoyo dan butik-butik sepanjang jalan Riau, dan tempat makan ngehits yang ingin dicoba setiap minggunya. Yang mau tak mau harus diladeni dan diikuti, bukan karena ingin gaya-gayaan tapi karena untuk kepuasan pribadi. Apalagi semenjak saya punya beberapa kartu kredit dan gaji bulanan, saya menjadi sangat konsumtif dalam pemakaian kartu kredit bahkan pernah sampai over limit.

Yang terpikir di kepala saya setiap kali memakai kartu kredit, “Ah ntar juga pasti kebayar, kan punya gaji bulanan,” selalu begitu setiap bulan. Nyatanya saya hanya sanggup bayar minimal payment-nya. Tidak bisa melunasinya langsung karena terbatasnya uang. Karena tidak mungkin gaji saya hanya dipakai bayar kartu kredit sementara saya butuh biaya lain untuk keperluan hidup. Puncaknya adalah saya tidak lagi sanggup membayar dan terpaksa menjual satu per satu barang berharga saya hanya sekadar membayar kartu kredit, nyesek banget.



Tapi saya merasa ditampar, saya tidak bisa begini terus. Mau sampai kapan saya bergantung terus dengan kartu kredit yang sebenarnya malah membuat pengeluaran saya makin besar? Sekarang setelah menikah dan menetap di Medan saya tidak bergantung lagi dengan kartu kredit kecuali untuk keadaan darurat seperti membeli tiket pesawat online. Karena kartu kredit pun punya keuntungan kalau digunakan dengan bijak. Beneran kerasa banget setelah membayar lunas kartu kredit yang menjadi momok saya dulu. Oh ya lunasnya Kartu kredit itu baru tahun kemarin loh. Lama memang tapi saya bangga kalau ternyata saya bisa melakukannya.

Harapan saya tahun ini saya bisa lebih banyak menabung untuk biaya pendidikan anak yang kita tahu setiap tahun kenaikannya bisa capai 10-15%. Hal itu memang tak bisa dihindari. Tapi biar pun menabung, saya tetap ingin liburan minimal dua kali dalam setahun. Caranya? Saya coba cerdik mengatur keuangan yang disisihkan tiap bulannya dimulai dari Januari 2018 ini. Saya semangat sekali dengan perencanaan keuangan ini dan belajar dari artikel-artikel keuangan. Tidak mudah memang apalagi dengan godaan gaya hidup yang memanggil-manggil untuk dinikmati contohnya nongkrong di coffee shop yang sudah menjadi kegemaran saya. Semoga saya bisa mencapai tujuan financial saya dan keinginan liburan bersama keluarga terwujud.



(vem/nda)