Review: Novel The Shrunken Head - Lauren Oliver & H.C. Chester

Fimela diperbarui 01 Mar 2018, 19:30 WIB

Judul: The Curiosity House, The Shrunken Head
Penulis: Lauren Oliver & H.C. Chester
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penyunting: Yuli Priatania
Penata letak: CDDC
Cetakan ke-1, Oktober 2017
Diterbitkan oleh Penerbit Noura Books (PT Mizan Publika)

Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, dan Anak-Anak sekalian, mendekatlah! Jangan malu-malu! Kami memiliki koleksi terbesar barang-barang absurd dan pameran menakjubkan yang berisi lebih dari setiap belahan dunia! Dan, tidak lupa, para penampil kami yang berbakat.

Kami akan menyaksikan penampilan memukau dari Thomas, si lentur yang bisa masuk ke ruang sekecil apa-pun; Philippa sang pembaca pikiran; Sam, si bocah superkuat; dan Max, sang pelempar jitu.

Dan tentu saja, koleksi teranyar kami yang baru didatangkan langsung dari pedalaman Amazon, si Kepala Mengerut!

Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, tolong jangan dorong-dorong! Pintunya akan dibuka sebentar lagi. Kujamin muat untuk semua orang.

Dan, sekarang, selamat datang di Museum Aneh tapi Nyata Dumfrey! Silakan, silakan masuk, kalian semua!

***

Kepala Mengerut yang menjadi daya tarik utama Museum Aneh tapi Nyata Dumfrey hilang. Ada yang telah mencurinya. Tapi siapa? Siapa yang mencuri kepala mengerut aneh yang baru didatangkan jauh-jauh dari pedalaman Amazon tersebut?

Museum Aneh tapi Nyata Dumfrey adalah dime museum yang masih bertahan di tengah sudah banyaknya museum sejenis yang tak lagi beroperasi. Di museum ini, pengunjung bisa melihat dan menyaksikan berbagai hal aneh dan unik. Juga melihat anak-anak istimewa yang memiliki penampilan dan kemampuan tak biasa.

Ada Thomas, bocah laki-laki yang berbadan lentur. Ia bisa menyusup ke berbagai tempat dengan mudah. Sam yang pendiam tapi memiliki kekuatan super besar. Mengangkat beban berat dan mendobrak pintu jadi hal yang sangat mudah ia lakukan. Philippa si mentalis yang memiliki kemampuan bisa membaca pikiran. Ia bisa menebak isi kantong seseorang dengan mudah. Juga ada Max, si pelempar jitu yang tata bahasanya sering kebolak-balik. Mereka lah yang kemudian bergerak aktif untuk mencari tahu siapa pencuri Kepala Mengerut yang sesungguhnya.

Dime Museum adalah sejenis museum berisi koleksi benda aneh yang mengerikan dan sensasional, juga pameran yang ganjil dengan karcis masuk berharga murah.



Sejak Kepala Mengerut ditampilkan ke publik, ada rumor yang menyatakan kalau kepala itu membawa kutukan. Adalah Bill Evans yang membuat artikel soal rumor tersebut setelah ada salah satu pengunjung wanita yang tewas tak lama setelah melihat Kepala Mengerut itu. Tak lama kemudian Arthur Anderson yang menjual kepala itu kepada Dumfrey ditemukan tewas di rumahnya. Tak sampai di situ, ada seseorang lagi yang juga meninggal dunia dengan waktu yang berdekatan. Jadi, benarkah Kepala Mengerut itu membawa kutukan?

Thomas, Sam, Philippa, dan Max terus menyelidiki kasus tersebut. Apalagi setelah polisi menganggap sepele persoalan tersebut, mau tak mau mereka lah yang kemudian turun tangan untuk mencari kebenarannya. Tapi semakin diselidiki, keadaan jadi makin rumit saja.



Ada yang mencurigakan dari perilaku Hugo si pria gajah dan Phoebe si nyonya gemuk. Ada yang tak beres juga dengan sikap Reginald, keponakan Arthur (yang tewas dalam keadaan gantung diri tapi besar kemungkinan ia dibunuh). Juga ada yang sepertinya disembunyikan oleh Tuan Dumfrey. Tindak-tanduk Bill Evans yang tak beres dengan artikel-artikel sensasionalnya. Belum lagi dengan misteri hilangnya seorang profesor bernama Rattigan. Misteri soal siapakah seseorang berinisial D? Semua itu membuat Thomas, Sam, Philippa, dan Max harus bisa menemukan benang merahnya sendiri soal hilangnya Kepala Mengerut dan tewasnya beberapa orang yang berkaitan dengannya dalam waktu yang berurutan.

Novel ini sangat seru untuk diikuti. Kita akan dibuat penasaran dengan apa yang terjadi di museum tersebut. Yang tak kalah berkesan adalah bagaimana keempat anak ini saling bahu membahu dan kompak menyelidiki kasus ini meski kadang masih sering berselisih dan egois sendiri. Ikatan persahabatan mereka menjadi nyawa tersendiri di novel ini. Terima kasih juga untuk penerjemahnya yang telah membuat novel ini sangat nyaman dibaca.

Dibuat kagum juga dengan sosok Tuan Dumfrey. Ketika banyak orang menganggap anak-anak yang diasuh dan dirawatnya itu tidak normal dan punya kelainan, Tuan Dumfrey justru menganggap mereka istimewa. Ada pelajaran penting soal bagaimana seharusnya kita memperlakukan anak-anak yang sering dianggap aneh karena berbeda. Apalagi ternyata ada kisah masa lalu yang cukup kelam yang dialami anak-anak yang dirawatnya tersebut.

The Shrunken Head bisa jadi bacaan yang menghibur sekaligus menginspirasi. Ada sensasi tegang dan misteri mengikuti penyelidikan hilangnya Kepala Mengerut. Juga dibuat terharu dengan kisah hidup Thomas, Sam, Philippa, dan Max yang sebenarnya. Dari mereka jadi belajar bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan keistimewaannya masing-masing.





(vem/nda)
What's On Fimela