Mitos Makan Keju Pada Kehamilan

Fimela diperbarui 15 Agu 2013, 07:00 WIB

Halo ladies, bagaimana kondisi kehamilan anda? Pastinya anda tetap berusaha menjaga kondisi tubuh anda serta terus berusaha agar badan tetap bugar dan tidak lemas. Lantas, apakah ada pantangan yang tidak disarankan oleh dokter anda, atau mungkin larangan oleh orang di sekitar anda?

Ladies, tinggal di Indonesia memberikan kita banyak contoh mitos pada berbagai macam hal dalam kehidupan kita. Mitos mitos tersebut seringkali mendikte kita mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dikonsumsi, dan lain lain. Tetapi, bisakah anda membedakan mitos mana yang berdasarkan fakta teruji atau hanya merupakan sekedar “omongan orang tua” belaka?

Membedakan mitos dan fakta tentu membutuhkan sebuah penelitian serta pengujian dari para ahli untuk membuktikan kebenaran dari sebuah mitos tertentu. Tidak terkecuali mitos pada kehamilan. Ladies, pernahkah anda mendengar mitos mengenai larangan untuk mengkonsumsi keju jika sedang hamil?

Ketika hamil, dikabarkan keju akan membuat janin yang akan lahir nantinya memiliki banyak masalah kesehatan. Hal ini tidak sepenuhnya benar, namun tidak salah juga. Hal yang menjadi tersangka utama pada masalah kesehatan pada bayi setelah lahir bukanlah keju, namun bakteri yang membuat keju.

Pasalnya, kekhawatiran pada bakteri pembuat keju terjadi pada masa lalu ya Ladies, saat industri ini masih mengolah bahan secara tradisional. Kini, keju serta produk susu lainnya telah diproduksi dengan masa lebih dari 60 hari sebelum dikemas untuk dikonsumsi.

Selain itu, dengan metode pasturasi pada susu, maka jumlah bakteri akan turun secara drastis dan kemungkinan pengaruhnya pada bayi juga terbukti berkurang secara signifikan.

Oleh: Yudha Yanuar A.

(vem/tyn)
What's On Fimela