8 Siklus Terjadinya KDRT

Fimela diperbarui 27 Nov 2013, 07:25 WIB

Ladies, saat keuangan dan kesehatan terganggu, kekerasan dalam rumah tangga umum terjadi. Kasus mutilasi yang melibatkan kekerasan dalam rumah tangga seringkali menjadi pemberitaan media massa. Kekerasan dalam rumah tangga adalah bentuk kekerasan yang sering diabaikan, karena korban cenderung menyalahkan diri sendiri. Mereka berpikir, jika mereka diam dan tidak melawan, semua akan berakhir dengan sendirinya.

Nah, perlu Anda ketahui banyak sekali hal yang memicu terjadinya KDRT. Dijelaskan pada situs ncbi.nlm.nih.gov, siklus kekerasan umumnya bergulir sebagai berikut:

1. Dimulai dengan individu tertarik dan mengembangkan hubungan individu dan pasangan mulai lebih mengenal satu sama lain, “tampil asli” dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing, muncul konflik dan ketegangan.

2. Terjadi ledakan dalam bentuk kekerasan.

3. Ketegangan mereda. Korban terkejut dan memaknai apa yang terjadi. Pelaku bersikap “baik” dan mungkin meminta maaf.

4. Korban merasa ”berdosa” (bila tidak memaafkan), korban menyalahkan diri sendiri karena merasa atau dianggap menjadi pemicu kejadian, korban mengembangkan harapan akan hubungan yang lebih baik.

5. Periode tenang tidak dapat bertahan. Kembali muncul konflik dan ketegangan, disusul ledakan kekerasan lagi, demikian seterusnya.

6. Korban “terperangkap”, merasa bingung, takut, bersalah, tak berdaya, berharap pelaku menepati janji untuk tidak melakukan kekerasan lagi, dan demikian seterusnya.

7. Bila tidak ada intervensi khusus (internal, eksternal) siklus kekerasan dapat terus berputar dengan perguliran makin cepat, dan kekerasan makin intens.

8. Sangat destruktif dan berdampak merugikan secara psikologis (dan mungkin juga fisik).

Oleh: Ismaya Indri Astuti

(vem/rsk)
What's On Fimela