Kirim Parcel Lebaran Jadi Tradisi di Indonesia, Ini Asal Usulnya

Vinsensia Dianawanti diperbarui 09 Mei 2019, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Berkirim hantaran atau parcel sudah menjadi tradisi di Indonesia. Momen seperti Lebaran maupun Natal selalu diwarnai dengan saling mengirimkan parcel.

Dengan mengirimkan parcel dipercaya sebagai lambang berbagi kebahagiaan sekaligus menjalin tali silaturahmi dengan orang lain. Berdasarkan beberapa sumber, di Indonesia sendiri budaya berkirim parcel sudah dimulai sejak jaman penjajahan.

Namun parcel menjadi pilihan sebagai hadiah untuk ulang tahun, ibu yang melahirkan, dan momen bahagia lainnya. Parcel kala itupun belum dikemas dengan dekorasi cantik seperti saat ini.

Di jaman penjajahan, perempuan Indonesia tidak diperbolehkan untuk ikut berperang. Mereka diminta untuk tinggal di rumah karena medan perang begitu berbahaya untuk para perempuan.

 

2 dari 2 halaman

Asal usul parcel

Colette&Lola menawarkan berbagai pilihan bingkisan menarik untuk saling berbagi dengan kerabat di bulan Ramadan dan Idul Fitri, seperti The Daffodil Deluxe.

Kemudian muncullah sebuah ide dari para perempuan untuk tetap ikut berjuang tanpa membahayakan diri mereka. Yakni dengan mengirimkan makanan untuk para pejuang di medan perang.

Hal inipun dilakukan secara rutin selama masa penjajahan hngga akhirnya Indonesia mereka. Dari sinilah tradisi mengirimkan makanan terbentuk.

Kebiasaan mengirimkan makanan tidak berhenti sampai disitu. Melainkan terus berlanjut di hari Lebaran dan Natal dengan memberikan makanan kepada keluarga para pejuang. Pengiriman makanan dikemas dalam bentuk parcel dan terus berkembang hingga sekarang.

Tradisi mengirimkan parcel dilihat sebagai ladang bisnis musiman yang cukup menjanjikan. Tak heran jika jelang momen Lebaran maupun Natal, muncul banyak pedagang musiman yang menjajakan parcel dengan ragam bentuk dan harga.

#GrowFearless with FIMELA