Kenang Chairil Anwar, Intip Sejarah Hari Puisi Nasional

Karla Farhana diperbarui 30 Apr 2020, 10:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Nama Chairil Anwar mungkin tidak akan pernah terlupakan di benak Sahabat Fimela. Siapa yang tidak kenal dengan penyair terkenal. Namun, tidak banyak yang tahu kalau Chairil Anwar dikenal masyarakat Indonesia dengan cara mengenang wafatnya penyair yang terkenal dengan puisi berjudul "Aku" ini. 

Dijuluki Si Binatang Jalang, Chairil merupakan salah satu penyair melegenda di Tanah Air. Pasalnya, pusi "Aku" pernah dimuat di majalah Timur di tahun 1945. Puisi ini, dilansir dari berbagai sumber, memiliki pengaruh besar terhadap Angkatan 45. 

Sementara itu, pada zaman penjajahan Jepang, Chairil menulis sebuah puisi yang menggambarkan siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang. Puisi ini lantas dia beri judul "Siap Sedia," yang mengakibatkannya ditahan tentara Jepang pada saat itu. 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Aku

puisi | unsplash.com/@thoughtcatalog

Namun, di antara puisi-puisi Chairil yang begitu mampu menggetarkan jiwa siapa pun yang membacanya, puisi "Aku" tetap menjadi salah satu puisinya yang terus diingat publik. Berikut kutipan pusi 'Aku.'

 

Aku

 

Kalau sampai waktuku‘

Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

 

#Changemaker