Penelitian Sebut Vaksin COVID-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac

Vinsensia Dianawanti diperbarui 18 Jul 2021, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Vaksin COVID-19 produksi BioNTech disebut-sebut lebih ampuh dalam mengatasi infeksi COVID-19 dibanding Sinovac. Dalam penelitian yang dilakukan di HongKong, ada kesenjangan substansial dalam jumlah antibodi yang dihasilkan mRNA dan vaksin yang tidak aktif terhadap virus penyebab COVID-19.

Ini merupakan temuan baru yang mungkin berkontribusi terhadap vaksinasi massal dengan menggunakan berbagai jenis suntikan. Penelitian yang dipublikasikan pada Kamis (15/7/2021) di The Lancet menemukan bahwa tingkat antibodi petugas kesehatan HongKong yang divaksinasi menggunakan suntikan mRNA BioNTech lebih tinggi 10 kali dibandingkan Sinovac.

"Perbedaan konsentrasi antibodi penetral yang diidentifikasi dalam penelitian kami, dapat diterjemahkan ke dalam perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin," kata para peneliti.

Tidak digambarkan dengan jelas pada antibodi penangkal COVID-19 untuk menghasilkan kekebalan dan efektivitas vaksin. Namun temuin ini menambah bukti bahwa mRNA memberikan perlindungan lebih kuat dan komprehensif terhadap Sars-CoV-2 dan variannya.

 

2 dari 3 halaman

Menawarkan suntikan booster

ilustrasi tips agar tidak takut jarum suntik saat vaksin/Gustavo Fring/pexels

Mereka yang menggunakan sebagian besar suntikan yang tidak aktif dari Sinovac dan Sinopharm tidak mengalami penurunan jumlah kasus. Namun kedua vaksin secara signifikan mencegah kasus dan kematian COVID-19 yang lebih parah.

Rendahnya varian Sinovac mendorong negara seperti Thailand hingga Uni Emirat Arab menawarkan suntikan booster kepada orang-orang yang sudah divaksin penuh. Hal ini disebabkan varian Delta lebih menular dan memicu tingkat infeksi.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#Elevate Women