10 Sekolah di Jakarta Ditutup karena Covid-19, IDAI Minta PTM 100 Persen Dievaluasi

Hilda Irach diperbarui 15 Jan 2022, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahun 2022 semula akan dilaksanakan 100 persen. Namun, baru-baru ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menutup sepuluh sekolah yang melakukan PTM 100 persen di ibu kota karena terindikasi ada penularan Covid-19.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria membenarkan jika ada sepuluh sekolah di Jakarta ditutup sementara akibat adanya kasus Covid-19. Namun dirinya membantah jika kasus Covid-19 tersebut karena Omicron.

“Sejauh ini masih umum, belum terima laporan dari sekolah ini kena Omicron,” kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (13/1/2022), dikutip dari Liputan6.

Meski belum ada pertimbangan lebih lanjut terkait PTM 100 persen, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) langsung mengambil tindakan. Ketua Umum IDAI, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), mengatakan pada Kamis 13 Januari 2022 kemarin, lima organisasi profesi mengirimkan surat pada empat kementerian.

Lima organisasi profesi tersebut antara lain Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Ahli penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengirimkan surat pada empat kementerian.

 
2 dari 3 halaman

Pertimbangan PTM 100 Persen

IDAI minta PTM 100 persen dievaluasi usai ditemukannya penularan Covid-19 di sekolah. (pexels/pavel danilyuk).

Dr. Piprim melanjutkan, beberapa hal yang menjadi pertimbangan setelah digelar PTM 100 persen ialah, kepatuhan anak usia 11 tahun ke bawah terhadap prokes masih belum 100 persen. Kemudian belum tersedia atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usai kurang dari 11 tahun.

“Lalu pertimbangan ketiga, adanya laporan dari beberapa negara bahwa proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibanding varian-varian sebelumnya,” ujar Dr. Piprim dalam diskusi daring IDAI, Jumat (14/1/2022).

Kemudian, telah dilaporkan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia. Lalu, anak potensial mengalami komplikasi berat, yaitu Mis-C (Multisystem Inflammatory Syndrome In Children) yang terkait dengan Covid-19 dan komplikasi long Covid-19 sebagaimana orang dewasa.

3 dari 3 halaman

Usulan IDAI bersama 4 Organisasi Profesi Lainnya

IDAI minta PTM 100 persen dievaluasi usai ditemukannya penularan Covid-19 di sekolah. (pexels/rodnae production).

Dari beberapa pertimbangan tersebut, lima organisasi profesi, kata Dr. Piprim mengusulkan hal-hal berikut.

Pertama, nak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Jadi masih ada opsi pilihan berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga.

Kedua, anak-anak yang memiliki komorbid diimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani. Ketiga, anak-anak yang sudah melengkapi imunisasi Covid-19 dan cakap dalam melaksanakan prokes dapat ikut PTM.

Keempat, mekanisme control dan buka tutup sekolah, seyogyanya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan pada publik.

“Bagi orangtua yang anaknya sudah ikut PTM 100 persen, harus ikut protokol kesehatan yang baik dan benar. Orangtua juga harus ikut mengawasi secara aktif bagaimana jaga jaraknya, bagaimana sirkulasi kelasnya, bagaimana anak-anak pakai masker di kelas, kemudian adakan sistem mitigasinya, jadi kalau ada kejadian Covid-19 seperti apa penatalaksanaan di sekolah,”

“Diharapkan orangtua aktif memantau dan mengajari anak-anak bisa melakukan protokol kesehatan dengan baik,” imbau Dr. Pippim.

#Women for Women