Sering Tersakiti? Terapkan 5 Hal Ini Agar Kamu Menjadi Pemaaf

Diffa Rezy ADiterbitkan 06 Februari 2025, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering menghadapi berbagai bentuk kekecewaan dan kesalahan. Tidak jarang, hal tersebut meninggalkan luka mendalam yang sulit untuk dihilangkan. Namun, menyimpan rasa sakit hati dalam waktu lama hanya akan membebani pikiran dan hati kita, yang dapat berdampak buruk untuk kesehatan.

Memaafkan seseorang yang telah menyakiti kita memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika kita telah dihadapkan dengan banyak kekecewaan, rasanya pasti akan sulit untuk melepaskan. Namun, menyimpan dendam terhadap orang lain juga tidak sama baiknya.

Banyak orang berpikir bahwa memaafkan sama dengan melupakan atau memberi kesempatan kedua. Padahal, memaafkan tidak harus selalu berarti demikian ya, Sahabat Fimela. Memaafkan lebih kepada bagaimana kita memilih untuk tidak membiarkan kesalahan tersebut mengendalikan perasaan dan kebahagiaan kita.

 Meskipun tidak mudah, kamu bisa mulai menerapkan hal-hal ini jika ingin menjadi pribadi yang pemaaf

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Beri Waktu untuk Diri Sendiri

Tidak perlu terburu-buru, biarkan dirimu tenang terlebih dahulu (credit unsplash/William Farlow)

Memaafkan bukanlah proses instan. Kalau kamu merasa terlalu kecewa, tidak ada salahnya untuk memberikan ruang untuk dirimu sendiri hingga kamu merasa lebih tenang. Ketika kamu mulai tenang, baru kamu bisa berpikir jernih untuk memaafkan seseorang.

3 dari 6 halaman

Jangan Denial

Perasaan sakit, kecewa, hingga marah yang muncul itu valid ya, Sahabat Fimela (credit unsplash/Marcos Paulo)

Ketika seseorang mengecewakanmu, akui perasaan sakit, kecewa, hingga marah yang muncul dalam dirimu. Jangan pernah mengabaikan perasaan-perasaan yang muncul tersebut, ya. Menyadari dan menghadapi emosi secara langsung dapat membantu mengelola rasa sakit dengan lebih baik, sehingga kamu tidak terus-menerus terjebak dalam perasaan dendam.

4 dari 6 halaman

Melihat Permasalahan dari Dua Sisi

Tidak ada salahnya untuk melihat suatu hal dari dua sisi/copyright Freepik

Terkadang, kesalahan yang dilakukan orang lain bukanlah sesuatu yang disengaja. Jika kamu bisa melihat kesalahan tersebut dari sudut pandang mereka, mungkin kamu akan lebih mudah untuk memaafkan.

5 dari 6 halaman

Bersikap Tegas

Kalau kamu terus-terusan disakiti oleh orang yang sama, jangan ragu untuk membuat batasan ya, Sahabat Fimela (credit unsplash/Markus Spiske)

Jika seseorang telah berulang kali menyakitimu, tidak ada salahnya untuk membuat batasan dengan orang tersebut demi kebaikan dirimu sendiri. Bersikap tegas bukan berarti kamu pendendam, melainkan bentuk perlindungan diri agar tidak terus-menerus terjebak dalam situasi yang sama.

6 dari 6 halaman

Maafkan Diri Sendiri

Sebelum memaafkan orang lain, baiknya maafkan dirimu terlebih dahulu ya! (credit unsplash/Simon Humler)

Selain memaafkan orang lain, kita juga sering dihadapkan dengan situasi yang mengharuskan kita untuk memaafkan diri sendiri. MemaFaktanya, memaafkan diri sendiri bisa jadi lebih sulit dibandingkan memaafkan orang lain.  Namun, ingatlah bahwa tidak ada manusia. Melepaskan rasa bersalah atas dirimu adalah bagian penting dari proses pendewasaan.

Meski membutuhkan proses dan sedikit usaha, memiliki sifat pemaaf dapat membuat kehidupan kita lebih damai dan bahagia. Dengan memaafkan, kita menunjukan bahwa kita memiliki kedewasaan emosional serta kemampuan untuk memahami bahwa kesalahan merupakan suatu hal yang pasti dibuat oleh manusia.