Growth Mindset vs. Fixed Mindset, Kenali Perbedaannya agar Tak Salah Langkah!

Rianti Fitri WulandariDiterbitkan 27 September 2025, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap individu memiliki keyakinan yang berbeda tentang kemampuan dirinya, dan keyakinan ini sangat mempengaruhi cara seseorang menghadapi tantangan serta kegagalan. Sebagian orang percaya bahwa kecerdasan dan keterampilan bisa dikembangkan melalui usaha dan belajar dari kesalahan, sementara yang lain merasa bahwa kemampuan mereka sudah ditentukan sejak lahir dan sulit diubah.

Perbedaan inilah yang mendasari konsep growth mindset dan fixed mindset. Orang dengan growth mindset yakin bahwa kemampuan bisa berkembang dengan usaha yang konsisten, sementara individu dengan fixed mindset cenderung berpikir bahwa bakat dan kecerdasan adalah sesuatu yang tetap. Kedua pola pikir ini memiliki dampak besar terhadap perkembangan pribadi, motivasi, dan keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.

Dilansir dari Mentorloop, memahami perbedaan antara kedua mindset ini bukan hanya sekadar teori, tetapi juga bisa membantu seseorang dalam mengubah cara pandangnya terhadap kegagalan dan kesuksesan. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai perbedaan growth mindset dan fixed mindset, serta bagaimana mengadopsi kemampuan dan pola pikir yang lebih positif untuk mencapai potensi maksimal.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Kesalahpahaman Seputar Fixed Mindset

Perbedaan growth mindset dan fixed mindset (Foto/Sumber: Freepik)

Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang fixed mindset adalah anggapan bahwa seseorang hanya bisa sukses jika memiliki bakat alami sejak lahir. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa bakat hanyalah sebagian kecil dari kesuksesan, sementara usaha, latihan, dan pengalaman jauh lebih berpengaruh. Banyak orang dengan kemampuan rata-rata mampu mencapai keunggulan melalui kerja keras dan ketekunan.

Mitos lainnya adalah keyakinan bahwa kegagalan mencerminkan kurangnya kecerdasan atau bakat. Padahal, kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar. Orang dengan growth mindset memahami bahwa kegagalan justru memberi peluang untuk mengevaluasi kesalahan dan mencari cara baru dalam menyelesaikan masalah.

Ketakutan terhadap kegagalan sering kali menjadi penghambat terbesar bagi seseorang dengan fixed mindset. Mereka cenderung menghindari tantangan karena takut terlihat kurang kompeten. Sebaliknya, individu dengan growth mindset melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang.

Mereka tidak takut mencoba sesuatu yang baru, meskipun ada risiko gagal, karena mereka memahami bahwa kesuksesan adalah hasil dari proses belajar yang berkelanjutan. Kesalahpahaman lainnya adalah anggapan bahwa seseorang dengan fixed mindset tidak termotivasi untuk belajar. Faktanya, mereka mungkin memiliki motivasi, tetapi keyakinan bahwa kemampuan mereka terbatas membuat mereka enggan berusaha lebih keras. Dengan mengubah cara pandang dan percaya bahwa keterampilan bisa dikembangkan, mereka bisa menemukan motivasi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

 

3 dari 4 halaman

Dampak Mindset terhadap Kesuksesan

Perbedaan growth mindset dan fixed mindset (Foto/Sumber: Freepik)

Pola pikir yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana mereka menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan. Orang dengan growth mindset cenderung lebih ulet, karena mereka melihat hambatan sebagai bagian dari proses menuju kemajuan. Mereka juga lebih terbuka terhadap kritik dan menjadikannya sebagai alat untuk perbaikan diri. Sebaliknya, individu dengan fixed mindset lebih rentan menyerah ketika menghadapi kesulitan karena merasa bahwa usaha mereka tidak akan mengubah hasil.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan growth mindset memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dan lebih berani mengambil risiko dalam mengejar impian mereka. Mereka lebih fokus pada proses belajar dibandingkan hanya pada hasil akhir. Dalam dunia kerja, misalnya, seseorang dengan growth mindset akan lebih terbuka terhadap pelatihan dan pengembangan keterampilan, sehingga lebih mudah beradaptasi dengan perubahan. Sementara itu, individu dengan fixed mindset mungkin lebih sulit menerima kritik dan cenderung mencari validasi atas kemampuannya, alih-alih terus belajar.

Yang menarik, mindset ini juga memengaruhi cara seseorang menetapkan tujuan. Orang dengan growth mindset lebih cenderung menetapkan tujuan yang berfokus pada perkembangan diri, seperti belajar keterampilan baru atau meningkatkan kualitas kerja. Sementara itu, mereka yang memiliki fixed mindset lebih sering menetapkan tujuan untuk membuktikan kemampuan mereka, seperti mendapatkan nilai tertinggi atau memenangkan kompetisi, tanpa benar-benar menikmati prosesnya. Dengan memahami bahwa kemampuan bisa dikembangkan, seseorang dapat lebih percaya diri dalam mengejar target jangka panjang tanpa takut gagal.

4 dari 4 halaman

Membangun Growth Mindset dalam Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan growth mindset dan fixed mindset (Foto/Sumber: Freepik)

Mengadopsi growth mindset membutuhkan perubahan cara berpikir dan kebiasaan yang berkelanjutan. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kecerdasan dan keterampilan bukan sesuatu yang tetap, melainkan dapat berkembang dengan usaha dan dedikasi. Menyambut tantangan dengan sikap positif, alih-alih menghindarinya, adalah salah satu cara efektif untuk melatih pola pikir ini.

Selain itu, penting untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Daripada menganggap kesalahan sebagai akhir dari segalanya, lebih baik menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk berkembang. Orang dengan growth mindset juga lebih terbuka terhadap kritik dan saran, karena mereka memahami bahwa umpan balik adalah alat untuk memperbaiki diri.

Mengubah cara berbicara kepada diri sendiri juga berperan penting. Alih-alih berpikir, "Aku tidak berbakat dalam hal ini," cobalah menggantinya dengan, "Aku belum menguasainya, tapi aku bisa belajar." Pola pikir ini tidak hanya meningkatkan motivasi, tetapi juga membangun ketahanan dalam menghadapi berbagai rintangan. Dengan terus melatih pola pikir yang berkembang, seseorang bisa mencapai kesuksesan yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Penulis: Rianti Fitri Wulandari

#UnlockingTheLimitless