Fimela.com, Jakarta Penyakit autoimun adalah sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh kita, yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengenali bagian-bagian tubuh sebagai ancaman dan mulai menyerangnya, yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh tertentu.Penyakit autoimun bisa memengaruhi berbagai organ dan sistem dalam tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, jantung, hingga sistem saraf.
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit autoimun sering kali tidak spesifik dan dapat menyerupai kondisi medis lain, seperti infeksi atau gangguan metabolisme. Oleh karena itu, mendeteksi dini penyakit ini sangat penting, karena semakin cepat terdiagnosis, maka semakin besar pula kemungkinan untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Sahabat Fimela bisa mengikuti langkah-langkah yang dilansir dari my.clevelandclinic.org berikut ini, untuk mendeteksi penyakit autoimun sedini mungkin.
What's On Fimela
powered by
1. Mengenal Gejala Awal Penyakit Autoimun
Gejala yang sering muncul pada penyakit autoimun diantaranya adalah:
- Kelelahan yang berlebihan yang tidak hilang meski sudah beristirahat.
- Nyeri dan pembengkakan pada sendi atau perasaan kaku pada tubuh.
- Ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan atau muncul tanpa sebab yang jelas.
- Demam ringan yang berlangsung tanpa penjelasan medis yang jelas.
- Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan atau penurunan nafsu makan.
- Masalah pencernaan, seperti diare, sembelit, atau perut kembung.
Jika sahabat Fimela mengalami beberapa gejala tersebut dalam jangka waktu lama atau gejalanya semakin memburuk, segera mencari bantuan medis, ya!
2. Konsultasi dengan Dokter dan Pemeriksaan Fisik
Setelah mengenali gejala awal, langkah berikutnya adalah melakukan konsultasi dengan dokter. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan mencari tanda-tanda peradangan pada sendi, ruam kulit, atau kelainan pada organ tubuh lainnya. Selain itu, dokter juga akan menggali riwayat medis kamu, termasuk apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit autoimun.
Ini penting karena beberapa penyakit autoimun memiliki faktor genetik yang berperan dalam perkembangannya. Pemeriksaan fisik yang cermat membantu dokter untuk mendapatkan gambaran awal tentang kondisi kamu dan menentukan langkah-langkah berikutnya dalam proses diagnosis.
3. Tes Laboratorium untuk Mendiagnosis Penyakit Autoimun
Tes darah adalah alat utama dalam mendiagnosis penyakit autoimun. Setelah pemeriksaan fisik, dokter akan merujuk kamu untuk melakukan serangkaian tes laboratorium guna mengidentifikasi kemungkinan penyakit autoimun. Beberapa tes yang sering dilakukan antara lain:
- Antibodi Antinuklear (ANA): Tes ini mengukur antibodi dalam darah yang bisa menyerang sel-sel tubuh sendiri. Tes ANA sering digunakan untuk mendiagnosis kondisi seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
- Tes C-reactive protein (CRP) dan laju endap darah (LED): Kedua tes ini mengukur tingkat peradangan dalam tubuh, yang sering kali meningkat pada penyakit autoimun.
- Tes tambahan seperti rheumatoid factor (RF) atau tes tiroid juga dapat dilakukan untuk mendeteksi jenis penyakit autoimun tertentu yang mungkin ada, seperti rheumatoid arthritis atau gangguan tiroid autoimun.
4. Pencitraan Medis untuk Memeriksa Kerusakan Organ
Penyakit autoimun dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh tertentu, seperti sendi, ginjal, atau jantung. Oleh karena itu, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan pencitraan medis untuk mendalami kondisi Anda lebih lanjut. Pemeriksaan pencitraan yang umum digunakan antara lain:
- X-ray untuk memeriksa kondisi sendi, terutama untuk melihat adanya peradangan atau kerusakan pada sendi.
- Ultrasonografi untuk memeriksa peradangan pada jaringan lunak atau organ tubuh lainnya.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melihat kerusakan pada organ dalam tubuh yang lebih dalam atau untuk memeriksa peradangan di jaringan saraf.
Sahabat Fimela, itu dia langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk mendeteksi penyakit autoimun sedini mungkin. Semoga bermanfaat!