Fimela.com, Jakarta Mengajarkan anak untuk bersabar merupakan tantangan tersendiri bagi orangtua. Di usia dini, anak cenderung ingin segala sesuatunya terjadi secara instan. Ketika keinginannya tidak langsung terpenuhi, tantrum atau rengekan bisa jadi bentuk ekspresi yang muncul. Namun di balik itu semua, kesabaran adalah keterampilan penting yang perlu ditanamkan sejak kecil.
Anak-anak tidak otomatis mengerti bagaimana cara menunggu atau mengelola rasa kecewa. Oleh karena itu, mereka perlu dibimbing secara perlahan dengan pendekatan yang lembut dan konsisten. Orangtua berperan besar dalam proses ini, baik sebagai panutan maupun sebagai pendamping yang sabar ketika anak sedang belajar mengendalikan emosi.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengajarkan anak bersabar:
What's On Fimela
powered by
Jadilah Contoh yang Baik
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orangtua mampu menunjukkan sikap tenang dan sabar dalam berbagai situasi, anak pun akan menirunya. Misalnya, ketika terjebak macet atau saat antre di toko, tunjukkan bahwa kamu bisa tetap santai dan menunggu dengan tenang.
Berikan Penjelasan Sederhana
Anak-anak butuh alasan kenapa mereka harus menunggu. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, seperti “Kita harus antre karena yang lain juga sedang menunggu seperti kita.” Penjelasan ini membantu anak memahami bahwa kesabaran adalah bagian dari interaksi sosial.
Latih dengan Kebiasaan Sehari-Hari
Ajak anak melatih kesabaran lewat rutinitas harian. Contohnya, minta anak menunggu beberapa menit sebelum makan camilan, atau bantu mereka menyusun daftar antrean jika sedang bermain bersama teman. Dengan pembiasaan ini, anak akan terbiasa dengan konsep menunggu secara perlahan.
Apresiasi Setiap Usaha Anak
Saat anak berhasil menunggu atau mengontrol emosinya, beri pujian. Ucapan seperti “Mama bangga karena kamu sabar menunggu giliran tadi” akan memberi motivasi dan membuat anak merasa dihargai. Ini juga memperkuat perilaku positif yang ingin dibentuk.
Jangan Takut Bilang Tidak
Mengatakan "tidak" atau meminta anak menunggu bukanlah bentuk ketidakpedulian. Justru dari situlah anak belajar bahwa keinginan tidak selalu bisa langsung dipenuhi. Lakukan dengan empati dan pengertian agar anak tidak merasa ditolak, tetapi dipahami.
Mengajarkan kesabaran memang butuh proses, namun hasilnya akan sangat berharga bagi tumbuh kembang anak. Dengan dukungan, konsistensi, dan keteladanan dari orangtua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang, bijak, dan mampu mengelola emosinya dengan baik dalam berbagai situasi.