5 Teknik Mengendalikan Emosi ketika Sedang Marah

Annisa Salma PutriDiterbitkan 14 Juni 2025, 08:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Rasa marah merupakan hal yang wajar dan manusiawi, namun jika dibiarkan terus-menerus bisa berdampak buruk pada kesehatan mental maupun hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memiliki cara yang tepat dalam menenangkan hati ketika amarah datang.

Mengelola amarah bukan berarti menekan emosi, tetapi lebih kepada memahami dan menyalurkan emosi dengan bijak. Teknik-teknik psikologi yang sederhana namun efektif bisa sangat membantu Sahabat Fimela dalam meredam amarah secara sehat dan konstruktif. Dengan latihan yang konsisten, kemampuan ini akan semakin terasah dan membantu menghadapi situasi penuh tekanan dengan lebih tenang.

Nah, berikut ini beberapa teknik psikologi yang bisa dicoba Sahabat Fimela saat emosi sedang memuncak. Yuk, simak penjelasannya agar bisa menjadi bekal menghadapi hari-hari yang penuh tantangan.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Teknik Pernapasan Dalam

Menarik napas panjang = menenangkan diri. | via: portlandtherapycenter.com

Salah satu cara paling sederhana namun ampuh untuk menenangkan diri saat marah adalah dengan teknik pernapasan dalam. Sahabat Fimela cukup duduk atau berdiri dalam posisi nyaman, lalu tarik napas perlahan melalui hidung, tahan selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi proses ini selama beberapa menit.

Pernapasan dalam membantu memperlambat detak jantung dan menurunkan kadar stres dalam tubuh. Secara psikologis, aktivitas ini memberikan sinyal ke otak bahwa tubuh dalam keadaan aman, sehingga sistem saraf menjadi lebih tenang. Teknik ini sangat efektif dilakukan di mana saja, terutama saat Sahabat Fimela mulai merasa kehilangan kendali.

 

3 dari 6 halaman

Mengalihkan Fokus ke Aktivitas Positif

Ilustrasi Seseorang Sedang melukis Bunga (Photo by freepik)

Ketika emosi sedang tinggi, mengalihkan perhatian ke aktivitas positif bisa sangat membantu. Misalnya, Sahabat Fimela bisa berjalan kaki, mendengarkan musik favorit, atau menulis di jurnal. Aktivitas ini membantu otak beralih dari mode "bertarung" ke mode "tenang dan reflektif".

Dalam psikologi, teknik ini disebut sebagai distraction technique, yaitu cara untuk mengalihkan fokus pikiran dari pemicu amarah. Dengan mengganti stimulus negatif dengan hal positif, tubuh dan pikiran bisa kembali stabil. Kebiasaan ini juga melatih kontrol diri agar tidak terbawa reaksi impulsif.

 

4 dari 6 halaman

Self-talk Positif

Ilustrasi rela, ikhlas, sabar, diri sendiri. (Image by cookie_studio on Freepik)

Berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata positif atau afirmasi bisa menjadi teknik yang sangat efektif. Ketika marah, Sahabat Fimela bisa mengucapkan dalam hati kalimat seperti, "Aku bisa mengendalikan diri", atau "Ini hanya sementara, aku bisa menghadapinya dengan tenang".

Self-talk positif bekerja dengan cara membentuk persepsi baru terhadap situasi. Kata-kata yang diulang ini akan membentuk pola pikir lebih sehat dan memperkuat ketahanan emosional. Seiring waktu, pikiran otomatis akan lebih condong pada respons yang rasional daripada emosional.

 

5 dari 6 halaman

Time Out atau Menjauh Sejenak

Ilustrasi introvert, diam, kesepian, diri sendiri, merenung. (Image by Freepik)

Dalam situasi tertentu, teknik time-out atau menjauh dari sumber kemarahan bisa sangat membantu. Sahabat Fimela bisa mengambil waktu untuk menyendiri sejenak, entah itu keluar ruangan, duduk di tempat tenang, atau sekadar menutup mata selama beberapa menit.

Tujuannya adalah memberi jeda antara stimulus (penyebab marah) dan respons. Jeda ini sangat penting agar otak punya waktu untuk berpikir lebih jernih sebelum bertindak. Banyak terapis menyarankan teknik ini sebagai bentuk self-regulation yang efektif dalam mengendalikan amarah.

 

6 dari 6 halaman

Refleksi dan Menulis Perasaan

Ilustrasi Self Journal. (Foto: Unsplash)

Menuliskan apa yang dirasakan dalam bentuk jurnal bisa membantu Sahabat Fimela memahami akar dari kemarahan. Terkadang, dengan menuliskannya, kita bisa melihat bahwa kemarahan berasal dari rasa kecewa, takut, atau tidak dihargai.

Refleksi ini merupakan teknik psikologi yang membantu dalam mengenali emosi dengan lebih dalam. Setelah menulis, Sahabat Fimela mungkin akan merasa lebih lega dan siap menghadapi situasi dengan perspektif yang lebih sehat. Menulis juga bisa menjadi sarana healing yang efektif jika dilakukan secara rutin.

 

Tag Terkait