Fimela.com, Malang Kita tidak pernah memulai hubungan dengan ekspektasi untuk mengakhirinya suatu hari nanti. Kita menjalin hubungan dengan seseorang karena dapat berbagi kesukaan dan ketidaksukaan bersama, atau sesederhana merasa nyaman dengan mereka. Namun, hubungan dapat berakhir karena orang atau situasinya berubah. Terkadang kita merasa bahwa hubungan tersebut sempurna untuk kita dan ternyata tidak sesuai harapan.
Saat hubungan berakhir, rasanya seperti menutup chapter buku dan membakar seluruh isi buku. Rasa sakit yang dihadapi tidak sebatas sakit fisik, melainkan kelelahan mental karena harus memastikan semuanya baik-baik saja walaupun hati terasa sedih.
Menghadapi momen pasca putus tidaklah mudah. Namun, penting untuk kita mempelajari cara menghadapi kehilangan dan kesepian agar dapat memulai proses penyembuhan. Saat sudah mulai sembuh, kita akan move on dengan lebih mudah.
What's On Fimela
powered by
Rasakan dan Ekspresikan Emosimu
Kita sudah menginvestasikan waktu dan tenaga untuk hubungan ini, apalagi saat kita percaya akan bersama dengan orang tersebut dalam waktu yang lama. Menutup rasa sedih dan menunjukkan sisi kebahagiaanmu awalnya akan sedikit menghibur. Kita merasa dapat membuktikan kepada mantan pasangan bahwa kita baik-baik saja.
Namun, apabila kita mengubur perasaan kita yang sebenarnya terus-menerus, mental kita akan lelah juga. Kita tidak memberikan waktu kepada emosi sedih. Hal ini akan mempersulit usaha kita untuk move on. Sebaiknya kita mengambil waktu untuk diri sendiri dengan merasakan semua emosi di momen pasca-putus. Tulislah di catatan atau bercerita dengan teman terpercaya. Dengan begitu, kamu akan merasa lega dan tidak palsu dalam berekspresi.
Temukan Kembali Siapa Dirimu yang Sebenarnya.
Saat menjalin hubungan yang dalam dengan seseorang, sangat mudah untuk kita dapat kehilangan diri sendiri. Apalagi kalau kita mengikat nilai diri kita dengan status hubungan. Apabila hubungan berakhir, kita merasa kehilangan sebagian dari diri kita karena sudah memberikan banyak waktu dan tenaga ke dalam hubungan tersebut.
Satu hal yang sangat krusial untuk kita lakukan adalah menemukan kembali siapa diri kita yang sebenarnya. Selalu ada terang di tengah kegelapan. Saat energi negatif terus menghampiri, cobalah untuk menemukan kebahagiaan dengan melakukan self-care, mencari kesibukan, dan menemukan lagi hal yang membuatmu bahagia. Seringkali pikiran kita hanya berfokus pada kehilangan daripada mengenali apa yang kita dapatkan dari kejadian ini.
Ciptakan Batasan dengan Mantan Pasanganmu.
Setelah hubungan berakhir, banyak orang yang kesulitan untuk move on karena selalu berusaha mencari cara untuk tetap terhubung dengan mantan pasangan atau memutarkan memori indah di dalam kepala. Terkadang kita juga berpikir bahwa hubungan yang berakhir dapat pulih kembali. Dengan begitu, kita tidak membuat batasan diri.
Saat kita menolak untuk membuat batasan dan membiarkan komunikasi tetap terbuka, kita hanya menempelkan plester pada masalah yang terjadi. Cepat atau lambat, plester itu akan terlepas, dan kita akan kembali ke titik semula, hanya saja dengan waktu yang sudah lebih banyak terbuang.
Ingatkan Dirimu Alasan Hubungan Berakhir
Pikiran kita sering kali begitu terikat pada hubungan yang sudah berlalu hingga kita cenderung meromantisasinya. Kita menyimpan hanya bagian indahnya dan menutup mata pada hal-hal buruk yang sebenarnya ada. Meski sebagian dari diri kita sudah menyadari tanda-tandanya sejak lama, kita tetap merasa hancur saat semuanya benar-benar usai. Bahkan ketika kita tahu sesuatu sudah tidak lagi tepat untuk kita, menerima kenyataan bahwa kita harus melangkah pergi memang tidaklah mudah.
Gunakan apa yang sudah kamu pelajari dari hubungan sebelumnya untuk membantumu memahami apa yang sebenarnya kamu inginkan dari hubungan ke depan. Tanyakan hal-hal penting pada dirimu, seperti:
- Apa yang aku sukai/tidak sukai dari hubungan itu?
- Apa saja hal yang seandainya bisa aku ubah?
- Apa yang diajarkan hubungan itu tentang diriku sendiri?
- Kualitas seperti apa yang penting bagiku dalam pasangan di masa depan?
- Hal apa yang benar-benar tidak bisa ditawar dalam sebuah hubungan?
Pandang Kesalahan sebagai Peluang untuk Bertumbuh
Setelah putus, banyak dari kita yang terus memikirkan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencegah pisahnya hubungan kemarin. Kita terus menyesali kesalahan yang terjadi. Kita berlanjut untuk memandang diri kita tidak cukup baik di hubungan yang sudah berlalu.
Kita sering berusaha menggenggam erat semua kenangan indah, padahal itu justru membuat otak kita menghapus bagian buruknya. Namun, justru dari momen patah hati dan kehilangan yang terdalam itulah kita belajar banyak tentang diri sendiri.
Satu-satunya cara untuk benar-benar melewati perpisahan adalah dengan menghadapinya. Di sanalah, lewat refleksi dan rasa sakit hati, kita bisa menemukan siapa diri kita sebenarnya dan siapa yang kita ingin jadi. Alih-alih terus terjebak dalam penyesalan, jadikan itu peluang untuk bertumbuh. Itu membantumu menegaskan apa yang kamu inginkan dan tidak inginkan untuk masa depan. Karena lewat kesalahan dan penyesalan sekalipun, sering kali kita sadar bahwa itu sebenarnya adalah pilihan terbaik yang membawa kita sampai pada titik kita berada sekarang.
Saran dari pakar pun sulit kita terima saat baru saja putus dari hubungan asmara. Ingatlah bahwa suatu hari, perasaan ini tidak akan sesakit itu dan kita bisa mulai menemukan cinta kembali. Otak kita sering mencoba meyakinkan sebaliknya, bahwa kita tidak akan pernah bisa move on, bahwa rasa sakit itu akan selalu ada, apalagi kalau kita merasa tidak pantas mendapatkan cinta atau kebahagiaan yang kita inginkan.
Namun kenyataannya, selalu ada cinta dan kebahagiaan yang bisa dirasakan, tidak peduli apa yang pernah terjadi. Mungkin bukan dengan orang yang dulu kita bayangkan akan menemani selamanya, tapi dengan seseorang yang memang benar-benar ditakdirkan untuk kita.