Orangtua Wajib Tahu Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Alyaa Hasna HunafaDiterbitkan 27 Desember 2025, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Diabetes tipe 1 pada anak adalah kondisi ketika tubuh anak tidak lagi bisa memproduksi hormon penting bernama insulin. Padahal, insulin sangat dibutuhkan untuk mengubah gula darah menjadi energi. Tanpa insulin, gula hanya menumpuk di aliran darah dan tidak bisa digunakan tubuh dengan baik. Karena tubuh tidak bisa membuat insulin sendiri, anak dengan diabetes tipe 1 harus mendapatkan insulin tambahan melalui suntikan atau pompa insulin. Kondisi ini dulu lebih dikenal dengan sebutan juvenile diabetes atau insulin-dependent diabetes, karena umumnya ditemukan pada anak dan remaja.

Bersumber dari laman mayoclinic.com mendapatkan diagnosis diabetes tipe 1 pada anak sering kali terasa mengejutkan dan membingungkan, terutama bagi orang tua. Tiba-tiba, anak dan keluarga harus belajar hal baru seperti cara memberi suntikan insulin, menghitung jumlah karbohidrat yang dimakan, hingga rutin memantau kadar gula darah. Perubahan ini bisa terasa berat pada awalnya, namun dengan dukungan tenaga medis dan keluarga, anak bisa menyesuaikan diri secara bertahap. 

Saat ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan diabetes tipe 1. Namun, kabar baiknya adalah kondisi ini bisa dikendalikan dengan perawatan yang tepat. Perkembangan teknologi seperti alat pemantau gula darah modern dan pompa insulin sangat membantu anak-anak untuk tetap beraktivitas normal. Dengan perawatan teratur, anak bisa terhindar dari komplikasi jangka panjang. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Dampak kekurangan insulin pada tubuh anak

Kekurangan insulin pada anak menjadi salah satu penyebab diabetes tipe 1. (foto: pikisuperstar/freepik)

Gejala diabetes tipe 1 pada anak biasanya muncul dengan cepat dan sering kali tidak disadari di awal. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain sering merasa haus, lebih sering buang air kecil bahkan sampai mengompol kembali pada anak yang sudah bisa ke toilet sendiri, serta nafsu makan meningkat tetapi berat badan justru menurun. Selain itu, anak mungkin terlihat lebih lemah, sering mengantuk, atau mengalami perubahan suasana hati yang drastis. Napas berbau manis seperti buah juga bisa menjadi tanda khas diabetes tipe 1. 

Penyebab pasti diabetes tipe 1 belum diketahui hingga saat ini. Namun, para ahli menduga sistem kekebalan tubuh anak keliru menyerang sel pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Faktor genetik dan lingkungan juga diyakini berperan dalam proses ini. Ketika sel penghasil insulin rusak, tubuh anak hanya memproduksi sedikit atau bahkan tidak ada insulin sama sekali. Proses ini sering kali terjadi tanpa disadari, sehingga anak baru terdeteksi setelah gejala muncul cukup jelas. Hal ini menjelaskan mengapa pemahaman orang tua tentang gejala sangat penting.

Tanpa cukup insulin, gula dari makanan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh untuk dijadikan energi. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat tinggi. Kondisi ini bisa membuat anak cepat lelah karena energi tidak terbentuk dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, diabetes tipe 1 dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi berat, gangguan kesadaran, bahkan kondisi berbahaya yang disebut ketoasidosis diabetik. 

3 dari 3 halaman

Faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak

Beberapa faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak yang harus diketahui orang tua. (foto: user18526052/freepik)

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan anak terkena diabetes tipe 1. Di antaranya adalah memiliki riwayat keluarga, misalnya orang tua atau saudara kandung dengan kondisi serupa. Faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko, meskipun tidak semua anak dengan gen tersebut akan terkena diabetes. Selain itu, paparan virus tertentu diyakini bisa memicu kerusakan sel pankreas yang memproduksi insulin. 

Walaupun diabetes tipe 1 bisa terjadi pada siapa saja, penyakit ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Di beberapa negara, risikonya lebih tinggi pada kelompok ras tertentu. Misalnya, di Amerika Serikat, kasus diabetes tipe 1 lebih banyak ditemukan pada anak kulit putih non-hispanik dibandingkan dengan kelompok lain. Namun, di Indonesia dan negara lain, kasus diabetes tipe 1 juga semakin banyak ditemukan. Ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan pola hidup juga bisa berkontribusi, selain faktor genetik.

Hingga kini, belum ada cara yang benar-benar pasti untuk mencegah diabetes tipe 1 pada anak. Namun, penelitian terus dilakukan untuk mencari cara menunda atau bahkan mencegah penyakit ini. Tes antibodi pada anak yang berisiko tinggi dapat mendeteksi kemungkinan diabetes jauh sebelum gejalanya muncul. Para peneliti juga berupaya menemukan cara agar kerusakan sel pankreas bisa diperlambat atau dicegah. Bagi orang tua, langkah terbaik saat ini adalah mengenali gejala sejak dini, rutin memeriksakan kesehatan anak, serta memastikan manajemen diabetes dilakukan dengan disiplin.

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa